Tidak ada pernikahan yang berlangsung tanpa adanya masalah rumah tangga. Ada berbagai hal yang mungkin akan kamu temukan sepanjang hubungan pernikahanmu. Entah itu rasa cemburu yang berapi-api, tidak dihargai pasangan atau istri yang marah tanpa kamu ketahui sebabnya.
Suami cuek seperti apa pun, pasti tidak ada yang ingin melihat istrinya marah. Apalagi jika kemarahannya berlangsung berkali-kali atau dalam waktu lama. Jika tidak ditangani dengan benar, kemarahan bisa berdampak buruk bagi hubunganmu. Apa sebenarnya penyebab istri sering marah? Bagaimana cara mengatasi istri marah? Mari kita bahas sampai tuntas dalam artikel ini.
Jika istrimu sebelumnya bukan tipe orang yang suka marah dan mendadak dia berubah jadi sering marah, tidak perlu frustrasi sendiri. Cari tahu beberapa alasan kenapa istri sering marah seperti menurut Rachel Pace berikut ini!
Tekanan yang tinggi baik itu karena stres kerja, masalah keluarga, burnout karena mengurus rumah, atau masalah keuangan dapat meningkatkan tingkat ketegangan dan kemungkinan reaksi marah. Jika ini penyebabnya, berusahalah untuk lebih memahami beban yang sedang ditanggungnya.
Ketidakmampuan istri menghadapi ekspektasi yang tidak terpenuhi kadang hanya bisa diluapkan lewat amarah. Sebagai suami, berusahalah untuk tidak langsung menasehatinya agar bersabar. Sebaiknya dengarkan dulu apa yang menjadi kekecewaan dan harapannya.
Ketika istri merasa diabaikan, merasa suami tidak sayang, artinya dia mungkin merasa diabaikan. Ini menjadi tanda kurangnya keintiman dan kedekatan emosional dalam hubungan pernikahanmu.
Misalnya saja, ketika kamu biasanya sering berbagi pemikiran, menanyakan hal-hal sepele namun akhir-akhir ini menjadi jauh atau kurang komunikatif, ini dapat membuatnya merasa terisolasi dan tidak penting. Jarak emosional ini dapat menimbulkan frustrasi dan kemarahan karena dia merindukan hubungan emosional yang pernah dia miliki atau inginkan dalam hubungan tersebut.
Untuk mengatasi masalah ini, kamu dan istri perlu melakukan pembicaraan dari hati agar bisa kembali membangun ikatan emosional tersebut.
Kalau kamu bingung karena istrimu marah-marah bahkan karena masalah yang kecil, mungkin dia sedang berada dalam siklus menstruasi. Selama periode perubahan hormon ini dia mungkin akan menganggap apapun yang kamu lakukan salah. Daripada bersikap defensif, cobalah untuk bersabar.
Menurut psikolog Mert Şeker, tingkat hormon seperti estrogen dan progesteron bisa berfluktuasi selama fase menstruasi. Perubahan hormonal dapat menyebabkan fluktuasi emosi dan terkadang menimbulkan reaksi seperti kemarahan. Selama periode ini, respons emosional seperti rasa jengkel dan kemarahan mungkin menjadi lebih terlihat atau intens.
Rasa cemburu dapat muncul dari rasa ketidakamanan diri, perasaan tidak dicintai, atau ketakutan kehilangan orang yang dicintai. Ketika seorang istri cemburu, dia cenderung melihat orang lain (terutama lawan jenis) sebagai ancaman dan bersikap defensif.
Kecemburuan yang berlebihan dapat menyebabkan istri bersikap posesif, mudah marah, dan sering menuduh. Penting bagi suami untuk tidak balas dendam atau bersikap defensif karena dapat memperkeruh suasana. Berikan rasa aman dengan lebih memperhatikan dan meyakinkan bahwa dia tetap menjadi prioritas. Gunakan kesempatan ini untuk memperbaiki kekurangan sehingga rasa kecemburuan berkurang.
Ketika suami mulai memerhatikan wanita lain dan menunjukkan kekaguman, ini bisa membuat istrinya menjadi insecure atau merasa tidak aman. Banyak pria yang tidak paham bahwa alasan kenapa istri mereka marah adalah karena mereka sendiri yang mengesampingkan istri dan membuatnya merasa insecure.
Istri yang marah dalam posisi ini mungkin akan mengatakan dengan jelas kalau dia tidak bahagia denganmu. Untuk meredakannya, cobalah untuk berhenti membahas wanita lain di depan istrimu dan jadikanlah dia satu-satunya wanita yang menjadi pusat duniamu.
Selain karena suami itu sendiri, perasaan tidak aman juga bisa berasal dari pengalaman masa lalu istri. Pernah mengalami penolakan atau pengabaian di masa lalu misalnya, akan membuat dirinya merasa tidak layak. Hal yang perlu kamu lakukan adalah memastikan bahwa dirinya mendapatkan cinta yang sepantasnya dia dapatkan dari dirimu.
Jadi, ketika istri marah, jangan balas dengan kemarahan juga. Lakukan beberapa cara berikut ini untuk meredakan emosinya dan membuatnya kembali bahagia.
Kalau saat marah istrimu cenderung berteriak dan membentak, itu mungkin karena kamu tidak tahu bagaimana cara menenangkannya. Dalam situasi seperti ini, tidak perlu membalas apalagi mengatakan hal-hal yang bisa menyakitinya. Cobalah untuk membalas dengan kata-kata manis yang bisa menenangkan pikirannya.
Ketika istrimu sudah mulai terlihat tenang, gunakan kesempatan itu untuk berbicara dari hati ke hati dan mencari solusi dari kemarahannya.
Tidak ada asap kalau tidak ada api. Di balik kemarahan seorang wanita, pasti ada masalah yang mungkin belum terselesaikan. Salah satunya mungkin berkaitan dengan dirimu sebagai suaminya. Jika memang penyebabnya adalah karena dia memiliki keluhan, pastikan kamu mendengarkan dan meyakinkan bahwa hal tersebut tidak akan terulang.
Berikan perhatian penuh saat istri berbicara. Dengarkan dengan empati tanpa menginterupsi, dan usahakan untuk memahami perasaan dan perspektifnya.
Untuk meredakan kemarahan istri, penting untuk memahami penyebabnya. Mintalah klarifikasi tentang sumber ketidakpuasan dan kebutuhan yang belum terpenuhi. Proaktif mencari solusi atau memberikan dukungan sesuai kebutuhan dapat membantu membangun pemahaman dan meningkatkan hubungan. Komunikasi terbuka dan empati membuka jalan menuju solusi yang saling memuaskan.
Jika kamu dan istri sama sekali tidak tahu bagaimana lagi cara memperbaiki keadaan, pertimbangkan untuk melakukan terapi atau konsultasi pernikahan online dengan bantuan profesional seperti Grome. Terapi pernikahan dapat menjadi alat efektif untuk memahami dan mengatasi masalah bersama, membantu memperkuat hubungan, serta memberikan keterampilan komunikasi yang diperlukan untuk mengatasi konflik dengan lebih baik.
Di Grome, kami memiliki tenaga psikolog berpengalaman dengan spesialisasi di berbagai bidang. Tidak hanya soal pernikahan pasangan, kamu bisa berkonsultasi terkait masalah lain yang berkaitan dengan mental seperti self loathing, stres karena pasangan red flag, tertekan karena posisi sandwich generation di keluarga hingga lingkungan kerja toxic. Hubungi kami sekarang juga, rahasia terjamin aman!
Ditulis oleh
Friyanka K