Rasa marah, frustrasi, sedih dan cemas adalah hal yang biasa. Namun, jika tidak dikelola dengan baik ini bisa mengganggu kesejahteraan mental dan cara kita dalam mengambil keputusan. Menurut riset, emosi bisa bermanfaat bagi kita untuk mengambil keputusan yang baik. Tapi di sisi lain, ini juga bisa membuat kita mengambil keputusan yang salah.
Kalau kamu cenderung memiliki emosi yang meluap-luap dan sedang mencari cara mengendalikan emosi yang baik agar tidak membuat keputusan yang salah, kamu perlu membaca artikel ini. Simak sampai tuntas, ya!
Emosi yang tidak stabil bisa bermanifestasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari kebiasaan impulsif, kesulitan mengatur emosi, kecemasan berlebih atau gangguan kecemasan dan masih banyak lagi. Apa yang menyebabkan emosi tidak stabil? Beberapa faktornya antara lain adalah:
Ada banyak studi yang menunjukkan bahwa ketidakstabilan emosi bisa terjadi karena faktor genetik. Salah satunya adalah studi yang dimuat dalam Molecular Psychiatry. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa variasi genetik tertentu dapat meningkatkan risiko berkembangnya kondisi kesehatan mental yang melibatkan ketidakstabilan emosi, seperti gangguan bipolar dan gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder).
Stres berkepanjangan dapat memicu pelepasan hormon stres, seperti kortisol, yang memengaruhi keseimbangan kimia dalam otak. Hal ini dapat menyebabkan perubahan dalam fungsi otak, terutama pada area yang mengatur emosi. Akibatnya, seseorang dapat mengalami fluktuasi emosi, termasuk peningkatan kecemasan, iritabilitas, dan perasaan tidak stabil secara keseluruhan.
Trauma masa lalu dapat mempengaruhi stabilitas emosi karena pengalaman traumatis dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf dan respon emosional. Otak yang telah terpapar trauma mungkin mengalami perubahan struktural dan fungsional, memengaruhi regulasi emosi, keseimbangan kimia otak, dan respons stres.
Berbagai gangguan mental dapat memengaruhi keseimbangan zat kimia dalam otak, seperti serotonin dan dopamin, yang berperan dalam regulasi emosi. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan fluktuasi emosional yang ekstrem, termasuk perasaan kegembiraan berlebihan dan depresi mendalam. Selain itu, stres dan ketidakpastian terkait gangguan mental juga dapat memperburuk ketidakstabilan emosional.
Gangguan tidur seperti insomnia dapat meningkatkan aktivitas amigdala, bagian otak yang terlibat dalam respons emosional. Akibatnya, kurang tidur seringkali menyebabkan ketidakstabilan emosi, peningkatan stres, dan penurunan kemampuan untuk mengatur reaksi emosional.
Lingkungan yang toxic cenderung penuh dengan ketidakseimbangan emosional, konflik, dan tekanan. Interaksi yang merugikan, ketidakamanan, serta norma yang tidak sehat dapat menciptakan stres kronis, merugikan kesehatan mental, dan menyebabkan ketidakstabilan emosional.
Baca Juga: Jangan Sampai Terjebak! Kenali Ciri-Ciri Lingkungan Kerja Toxic!
Memiliki emosi yang tidak stabil memang sangat mengganggu. Apalagi ketika kamu harus berhadapan dengan proses pengambilan keputusan yang krusial, misalnya terkait pekerjaan. Agar tidak menjadi boomerang, simak beberapa cara mengendalikan emosi menurut psikologi berikut ini!
Ketika kamu merasa terbebani dengan emosi, sulit bagimu untuk berpikir logis. Denyut nandi naik, aliran darah ke usus dan ginjal melambat dan adrenalin melonjak. Menurut Noelle Benach, konselor dan psikoterapis profesional klinis berlisensi di Baltimore, kondisi ini akan membuatmu sulit memproses apa yang dikatakan orang lain apalagi menyadari emosi dan pikiranmu sendiri.
Dalam situasi ini, cobalah lakukan teknik relaksasi pernapasan. Sebuah penelitian tahun 2018 menunjukkan bahwa latihan pernapasan bisa mengaktifkan sesuatu yang disebut sebagai sistem saraf parasimpatis (mode istirahat) sehingga kamu bisa lebih santai dan seimbang secara emosional.
Bagaimana caranya? Ulangi latihan berikut setidaknya 5 kali (atau sampai kondisi emosionalmu jadi lebih stabil):
Mengendalikan emosi melalui berpikir rasional dan positif melibatkan refleksi terhadap situasi, mengidentifikasi pola pikir negatif, dan menggantinya dengan pandangan yang realistis. Fokus pada solusi, bukan masalah, dapat membantu menciptakan respon emosional yang sehat dan seimbang.
Olahraga teratur membantu mengendalikan emosi dengan merangsang pelepasan endorfin, hormon kebahagiaan. Aktivitas fisik juga mengurangi kadar stres dan kegelisahan, meningkatkan mood, serta memperbaiki kualitas tidur.
Dengan rutin berolahraga, kamu dapat mengalami peningkatan kesejahteraan emosional, meningkatkan ketahanan terhadap tekanan, dan menciptakan pola hidup yang seimbang, membantu mengelola emosi secara positif.
Musik memiliki kekuatan merangsang perasaan dan meredakan stres. Pilihlah genre atau lagu yang sesuai dengan suasana hati kamu. Melalui melodi dan lirik, musik dapat menjadi bentuk ekspresi yang membantu melepaskan emosi, menciptakan relaksasi, dan memperbaiki mood. Ini memberikan ruang untuk introspeksi dan memungkinkan kamu mengatasi emosi secara positif.
Cara mengendalikan emosi menurut psikologi yang berikutnya adalah dengan melakukan hobi atau mencari kegiatan yang menyenangkan. Melakukan hobi atau aktivitas yang menyenangkan dapat menjadi outlet positif untuk mengendalikan emosi.
Fokus pada kegiatan yang membawa kegembiraan atau rasa pencapaian, seperti seni, olahraga, atau musik yang membantu mengalihkan perhatian dari stres. Kegiatan ini dapat merangsang pelepasan endorfin, meningkatkan suasana hati, dan memberikan perasaan kendali, memperkuat kesejahteraan emosional. Hobi juga memberikan ruang untuk introspeksi dan pemulihan, membantu menciptakan keseimbangan emosional dalam hidup sehari-hari.
Untuk mengendalikan emosi, penting untuk mengurangi stres dengan mengidentifikasi pemicu stres dan mengelola waktu secara efektif. Prioritaskan istirahat yang cukup untuk memperkuat daya tahan tubuh dan kestabilan emosional.
Dengan menuliskan pikiran dan perasaan, kita dapat merenung, mengidentifikasi pola perilaku, dan mencari solusi. Menyusun jurnal membantu memproses emosi, mengurangi stress dan memberdayakan diri untuk mengatasi tantangan.
Menyimpan catatan harian memberikan wadah untuk self-reflection, meningkatkan pemahaman diri dan membantu membangun keseimbangan emosional melalui ekspresi yang aman dan terapeutik.
Jika kamu merasa kesulitan dalam mengendalikan emosi, melakukan terapi dan konseling psikologi dengan layanan konseling online di Grome bisa jadi solusi. Psikolog profesional Grome akan membimbing kamu dalam pengembangan keterampilan regulasi emosi, membantu mengidentifikasi pola berpikir yang tidak sehat, dan memberikan strategi coping yang efektif.
Ini juga memungkinkan kamu membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang dirimu sendiri, mengurangi tekanan mental dan meningkatkan kesejahteraan emosional kamu secara keseluruhan.
Tidak hanya cara mengendalikan emosi menurut psikologi, Grome juga bisa membantumu mencari berbagai solusi masalah seperti cara mengatasi kecemasan berlebihan dengan layanan konsultasi gangguan kecemasan. Hubungi Grome sekarang juga!
Ditulis oleh
Friyanka K