Senjata Diam yang Mematikan: Apa Itu Silent Treatment?
Senjata Diam yang Mematikan: Apa Itu Silent Treatment?

Senjata Diam yang Mematikan: Apa Itu Silent Treatment?

Pernahkah kamu mengalami situasi di mana pasangan, anggota keluarga, atau orang terdekat tiba-tiba menjadi diam tanpa alasan yang jelas? Hal ini disebut sebagai silent treatment. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan silent treatment? Banyak yang berpendapat bahwa silent treatment adalah perilaku diam yang digunakan seseorang dengan maksud tertentu.

Mungkin kamu sering mengalami perilaku silent treatment, namun tidak tahu bagaimana sebaiknya menghadapinya. Artikel ini akan membahas konsep silent treatment, mengapa orang memilih untuk menggunakannya, dampaknya dalam hubungan, serta bagaimana mengatasi tantangan yang terkait dengan perilaku ini.

Baca Juga: Apakah Kalian Cocok? Kenali Dulu Love Language Pasanganmu!



Apa itu Silent Treatment

Apa itu silent treatment? Secara sederhana, silent treatment adalah ketika seseorang menolak untuk berkomunikasi, baik secara verbal maupun elektronik, dengan seseorang yang ingin berkomunikasi. Sifatnya mungkin hanya sebatas merajuk, tetapi bisa juga merupakan perilaku manipulatif yang menyakitkan.

Dalam definisi lain, silent treatment adalah respons penolakan berbicara kepada lawan bicara. Alasannya bisa bervariasi, mulai dari sebagai bentuk hukuman, cara menghindari konflik, hingga sebuah bentuk komunikasi yang unik.



3 Alasan Seseorang Melakukan Silent Treatment 

Terdapat beberapa penyebab atau alasan mengapa seseorang memilih untuk melakukan silent treatment. Berikut beberapa di antaranya:


1. Sebagai Cara untuk Menghindari Konflik 

Bagi individu yang cenderung introvert, silent treatment bisa menjadi salah satu metode untuk menghindari konflik. Terutama ketika kamu merasa sulit untuk menjelaskan perasaanmu, dan orang-orang di sekitarmu cenderung mengambil pihak tertentu.

Dalam situasi ini, beberapa orang mungkin merasa bahwa diam adalah satu-satunya cara untuk merasa nyaman tanpa terlibat dalam interaksi yang penuh tekanan dan intervensi dari berbagai pihak.


2. Dianggap Sebagai Cara Komunikasi yang Nyaman 

Penyebab lain dari silent treatment adalah upaya menciptakan komunikasi yang nyaman. Bagi beberapa individu, penggunaan silent treatment dianggap sebagai metode komunikasi yang efektif. Terutama bagi mereka yang tidak suka banyak berbicara atau berteriak untuk menjelaskan perasaan mereka.

Bagi sebagian, silent treatment berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan ketidakpuasan atau kemarahan kepada pasangan atau lawan bicara. Meskipun ini mungkin tidak selalu menghasilkan perasaan nyaman bagi pihak yang menerima, namun bagi beberapa orang yang lebih pendiam, ini merupakan cara yang efektif untuk berkomunikasi, terutama dengan individu yang suka banyak bicara.


3. Sebagai Cara untuk Memberi Hukuman 

Jika seseorang ingin memberikan hukuman tanpa melukai fisik, maka silent treatment menjadi pilihan yang sesuai. Metode ini memiliki kekuatan dalam memengaruhi secara psikologis lawan bicara dengan cara yang kuat. Penerima silent treatment akan merasa diabaikan dan kurang dihargai. Pada akhirnya, mereka mungkin akan menyadari kesalahan mereka dalam proses ini.



Contoh Silent Treatment yang Terjadi di Kehidupan Sehari-hari 

Berikut beberapa contoh silent treatment yang mungkin pernah kamu saksikan atau bahkan alami sendiri, seperti:


1. Mendiamkan Suami Saat Ada Konflik 

Dibandingkan dengan laki-laki, perempuan lebih sering menggunakan silent treatment saat terjadi konflik dalam hubungan. Perempuan mungkin memilih untuk diam dalam jangka waktu yang cukup lama, dengan harapan bahwa pasangan mereka akan meminta maaf terlebih dahulu dan memperbaiki sifat yang dianggap terlalu egois. Contoh ini adalah salah satu bentuk silent treatment.

Cara mendiamkan seperti ini bisa berfungsi sebagai solusi untuk meredakan konflik, asalkan suami tidak bersikap cuek, serta memahami dan merespons dengan baik. Namun, jika suami tidak memahami maksud dari perilaku ini, maka hal ini dapat memperburuk konflik dan bahkan berisiko menjadi masalah rumah tangga hingga mencapai titik perpecahan.


2. Mengabaikan Pesan atau Tidak Mengangkat Telepon

Selain melalui perilaku langsung, silent treatment juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat komunikasi. Contohnya adalah dengan tidak mengangkat telepon, mengabaikan pesan, atau bahkan memblokir komunikasi melalui media sosial atau aplikasi pesan. Semua tindakan ini bisa menjadi tanda bahwa seseorang tengah memberikan hukuman atau menunjukkan ketidakpuasan kepada lawan bicaranya.

Cara ini sering digunakan dalam hubungan jarak jauh, baik itu dengan pasangan, teman, keluarga, atau relasi lainnya. Meskipun mungkin membuat perasaan tidak nyaman, metode ini cukup efektif untuk menyampaikan pesan atau perasaan yang ingin kamu sampaikan.


3. Orang Tua yang Mendiamkan Anaknya 

Tidak selamanya diam adalah emas. Terkadang, keheningan dapat menjadi ekspresi kemarahan yang paling mendalam. Ketika seseorang sudah memilih untuk diam, bahkan usaha untuk berbicara dengannya pun bisa sia-sia. Ini juga adalah contoh dari silent treatment yang sering dilakukan oleh orang tua saat mereka hendak memberikan hukuman kepada anak.

Ketika orang tua sudah mencoba berulang kali untuk mengingatkan dan memberikan penjelasan kepada anak, namun anak tampaknya belum juga memahami, maka mendiamkan dapat menjadi pilihan terakhir. Dengan harapan bahwa anak akan merenung, berubah, dan akhirnya memahami apa yang orang tua inginkan.

Namun, cara ini biasanya hanya efektif pada anak yang sudah mencapai usia remaja atau yang sudah mampu berkomunikasi dengan baik. Pada anak-anak yang masih kecil, hal seperti ini seringkali tidak efektif dalam menyampaikan pesan atau tujuan yang dimaksudkan.


4. Mengabaikan Seseorang Saat Meeting

Konflik antara karyawan atau antara atasan dan bawahan adalah sesuatu yang sering terjadi di lingkungan kantor. Daripada terlibat dalam konflik fisik, beberapa karyawan lebih memilih menggunakan silent treatment sebagai cara untuk memberikan hukuman. Salah satu contohnya adalah saat mereka mengabaikan rekan kerja saat ada pertemuan di kantor.

Saat seorang karyawan mengabaikan karyawan lainnya selama pertemuan, hal ini dapat membuat yang bersangkutan merasa tidak dihargai dan tidak berguna. Ini bisa menjadi pukulan psikologis yang sangat kuat bagi karyawan yang menjadi target dari silent treatment semacam ini.

Baca Juga: Jangan Sampai Terjebak! Kenali Ciri-ciri Lingkungan Kerja Toxic



3 Dampak Silent Treatment dalam Suatu Hubungan

Lalu, apa dampak dari silent treatment? Dampak terbesar yang dirasakan oleh korban adalah perasaan terluka pada harga diri mereka. Pengabaian dari pihak lain dapat membuat seseorang merasa tidak dihargai dan diabaikan. Selain itu, silent treatment juga dapat digunakan sebagai bentuk kekerasan emosional untuk mengendalikan dan memanipulasi orang lain.

Dampak lain dari silent treatment adalah terjadinya retak dalam hubungan. Alih-alih menghindari konflik, jika perilaku diam ini berlanjut tanpa batas waktu, maka bisa memicu konflik yang berkelanjutan. Ini disebabkan karena kurangnya komunikasi dan kesempatan untuk saling berbicara serta mengungkapkan keluhan dari masing-masing pihak.

Dampak terakhir dari silent treatment adalah potensi untuk memicu kemarahan dari salah satu pihak. Ketika salah satu pihak mencoba untuk berbicara, tetapi pihak lain terus memilih untuk diam, ini dapat membuat pihak yang merasa diabaikan menjadi marah.

Baca Juga: Red Flag Red Flag! Segera Hindari Pasangan dengan Ciri-Ciri Ini!



Cara Mengatasi Silent Treatment

Apakah silent treatment selalu merupakan tindakan jahat? Dalam beberapa situasi, silent treatment mungkin merupakan langkah yang diperlukan untuk menghindari konflik yang lebih besar. Namun, dalam beberapa kasus, silent treatment bisa menjadi bentuk kekerasan emosional bagi korban yang merasa diabaikan dan terbuang. Jadi, jawaban atas pertanyaan "apakah silent treatment itu jahat?" bergantung kembali pada niat dan tujuannya.

Lalu, bagaimana cara terbaik untuk mengatasi silent treatment? Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:


1. Dekati Dengan Perlahan

Jika kamu menjadi sasaran silent treatment, dekati pelakunya dengan perlahan. Upayakan membangun komunikasi yang baik antara kedua belah pihak. Duduk bersama untuk saling membuka diri tentang apa yang diinginkan dan dirasakan masing-masing. Cari bersama jalan keluar terbaik yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan keduanya.

Mungkin pelaku silent treatment akan memiliki banyak alasan, mengucapkan kata-kata yang menyakitkan, dan berupaya menjauh. Namun, jika kamu sungguh-sungguh ingin menyelesaikan masalah ini, katakanlah padanya. Biarkan jika ia membutuhkan waktu sendirian, tetapi beritahu bahwa kamu juga perlu waktu untuk menyelesaikan permasalahan bersama.


2. Konsultasikan ke Psikolog 

Jika kamu merasa tergoda untuk menerapkan silent treatment kepada pasangan, lebih baik untuk berkonsultasi dengan seorang psikolog. Jika masalah yang kamu hadapi mengganggu kesejahteraan mentalmu, maka penting untuk mencari bantuan secepat mungkin.

Keputusan untuk diam bukan selalu solusi dari masalah yang kamu hadapi. Terlalu sering, tindakan tersebut hanya akan memperburuk situasi dan memperpanjang penderitaan.

Baca Juga: Ke Psikolog Ga Selalu Mahal! Ini Daftar Biaya Konsultasi Psikologi!


Bagi kamu yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang apa itu silent treatment dan mencari solusi bersama, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana, kamu bisa melakukan layanan konseling online di Grome. Kami akan dengan senang hati membantu kamu menemukan solusi terbaik untuk berbagai jenis konflik, baik itu dalam hubungan pasangan, pertemanan, atau di lingkungan kerja.