Pekerjaan adalah salah satu dari sekian banyak pemicu stres yang kita alami. Burnout, kecemasan berlebihan karena workload yang tinggi dan lingkungan kerja toxic adalah beberapa di antara penyebab stres di tempat kerja.
Apa itu lingkungan kerja toxic? Apa saja ciri-ciri lingkungan kerja toxic? Bagaimana cara menghadapi lingkungan kerja toxic? Kita akan membahasnya secara lengkap dalam artikel ini. Simak sampai akhir, ya!
Lingkungan kerja toxic adalah istilah yang merujuk pada situasi di tempat kerja yang cenderung tidak sehat. Ini bisa terjadi karena hubungan antar pegawai, hubungan dengan atasan atau dinamika kerja yang negatif.
Bentuk-bentuk toxicity di tempat kerja bisa berbeda-beda. Ini dapat berupa intimidasi, ketidaksetaraan, tekanan berlebih hingga komunikasi yang buruk. Namun, pada akhirnya situasi ini memengaruhi kesejahteraan dan kinerjamu sebagai karyawan.
Lingkungan kerja yang buruk biasanya akan menormalisasi hilangnya boundaries atau batasan-batasan. Menurut Eli Bohemond, seorang career coach, lingkungan kerja toxic akan memaksamu untuk mementingkan kerja di atas segalanya. Efeknya, kamu akan kehilangan work life balance dan akan stress di tempat kerja.
Tidak adanya rasa saling percaya di dalam perusahaan bisa terlihat ketika manajer terus-terusan berada di meja karyawan untuk memantau mereka secara langsung. Atau ketika seorang atasan yang terus-menerus mengirimi karyawannya pesan untuk mencari tahu dan memeriksa apa yang mereka lakukan (micromanaging).
Menurut Whitney Simpson, seorang konsultan komunikasi dan pakar inklusi, manajer yang memegang kendali terlalu ketat akan membangun lingkungan kerja toxic dengan kinerja buruk.
Ketika sebuah lingkungan kerja tidak mentoleransi kesalahan dan cenderung ‘menghabisi’ karyawan yang melakukan kesalahan, maka orang-orang akan mulai melakukan apa saja untuk menghindari tanggung jawab. Mereka akan enggan berbagi informasi penting satu sama lain atau melemparkan kesalahan ke rekan kerja yang menjadi bawahan mereka untuk menghindari konsekuensi.
Ciri lain dari lingkungan kerja toxic adalah kurangnya dukungan untuk pengembangan karyawan. Hal ini terjadi ketika tidak ada peluang pelatihan, kurangnya pengakuan terhadap prestasi, dan ketidakjelasan dalam rencana karier.
Karyawan merasa terjebak tanpa kemajuan, mengakibatkan frustrasi dan kekecewaan. Tanpa ruang untuk berkembang, motivasi dan semangat kerja menurun, menciptakan lingkungan yang tidak sehat dan merugikan bagi kesejahteraan dan produktivitas individu.
Lingkungan kerja toxic sering ditandai oleh karyawan yang merasa di-gaslighted. Situasi ini membuat mereka dipertanyakan, dipermalukan, atau disangkal pengalaman atau perasaan mereka, menciptakan ketidakpastian dan merusak kepercayaan diri serta kesejahteraan psikolog.
Lingkungan kerja toxic dengan load kerja yang tidak masuk akal dan tidak mentoleransi kesalahan akan mudah membuat karyawan-karyawannya ‘tumbang’. Mereka mungkin jatuh sakit, kelelahan dan pada akhirnya kehilangan produktivitas.
Sebagai cara mengatasi stres kerja karena lingkungan yang toxic, banyak karyawan yang mungkin tidak akan bertahan lama. Karena merasa lingkungan kerjanya tidak sehat dan hasilnya tidak sepadan, mereka akan memutuskan resign. Ini menyebabkan tingkat turnover di perusahaan tersebut menjadi tinggi.
Ciri lingkungan kerja toxic dapat tercermin saat karyawan merasa bersalah saat mengajukan cuti. Tekanan dan ekspektasi yang tidak realistis membuat mereka khawatir akan konsekuensi negatif, menciptakan atmosfer di mana istirahat dianggap sebagai tanda kelemahan atau kurang berdedikasi.
Cara terbaik untuk menghadapi lingkungan kerja toxic adalah dengan meninggalkan tempat kerja tersebut alias resign. Namun, bagi sebagian orang memutuskan untuk berhenti bekerja bukanlah hal yang mudah. Mungkin kamu memiliki tanggungan finansial yang tidak bisa dilepaskan, atau ada situasi lain yang tidak memungkinkanmu untuk beralih pekerjaan dengan cepat.
Cara pertama yang bisa kamu lakukan jika terpaksa bertahan di lingkungan kerja yang tidak sehat adalah mencari dukungan. Jangan ragu untuk bercerita mengenai bebanmu kepada teman, keluarga atau pasangan. Curhat akan membantu mengurangi beban pikiranmu dan menjadi pengingat bahwa kamu tidak sendiri menghadapi semuanya
Tapi jika tidak ada orang lain yang kamu rasa bisa dipercaya, kamu bisa melakukan layanan konseling online dengan psikolog berpengalaman di Grome. Rahasiamu dijamin aman, kok!
Hadapi lingkungan kerja toxic dengan mencari kegiatan penyegaran di luar kantor. Lakukan aktivitas yang membantu melepas stres, seperti olahraga, seni, atau hobi. Ini membantu menjaga keseimbangan emosional dan memberikan waktu untuk pulih dari tekanan kerja yang merusak.
Menghadapi lingkungan kerja toxic dapat dilakukan lewat meditasi. Dengan belajar meditasi, kamu dapat mengetahui cara mengendalikan emosi, meningkatkan ketahanan mental, dan mengelola stres. Praktik ini membantu menjaga keseimbangan mental dan fisik, memungkinkan kamu mengatasi tantangan di lingkungan kerja yang toxic.
Alih-alih memikirkan hal-hal lain yang mengganggu (seperti mendengarkan gosip kantor) dan hal lain yang tidak bisa kamu kendalikan, cobalah untuk fokus pada dirimu sendiri. Fokus pada tugas-tugas yang bisa kamu selesaikan, cari cara untuk mengembangkan diri di luar kantor. Intinya, gunakan waktu ini untuk kepentingan dan kebaikan dirimu sendiri.
Tetapkan batasan dengan jelas antara pekerjaan dengan kehidupan pribadimu. Sebisa mungkin, jangan bawa permasalahan kantor sampai ke rumah. Jangan bekerja dari rumah dan hindari menjawab chat, email atau mengangkat telepon untuk hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan di luar jam kerja.
Ketika suasana di dalam kantor sudah begitu mengekang dan membuat kamu stres, carilah jeda waktu untuk menikmati suasana baru. Makan siang di luar kantor atau sekadar duduk santai sambil ngopi dengan orang terdekat sepulang kerja bisa jadi beberapa opsinya.
Sekuat apa pun kamu menanggung permasalahan yang ada, pada akhirnya lingkungan kerja yang toxic memang harus ditinggalkan. Bertahan di tempat yang toxic tidak hanya merugikan kesejahteraan mental, tapi juga fisik.
Ketika dirimu terus-menerus terpapar tekanan, mendapatkan perlakuan tidak adil dan berada dalam konflik tak berujung, ini bisa menyebabkan stress berkepanjangan. Pada akhirnya ini akan menurunkan motivasi dan berdampak negatif pada produktivitas dan kebahagiaan pribadi.
Pada akhirnya, lingkungan kerja toxic adalah sesuatu yang harus kamu lepaskan. Mulailah dengan mencari-cari pekerjaan baru dan ajukan resign sesuai dengan ketentuan dari kantor. Jangan biarkan dirimu terjebak dalam lingkungan toxic dengan mengambil tindakan nyata dari sekarang!
Ditulis oleh
Friyanka K