Ini Alasan Laki-Laki Rentan Mengalami Mental Overload!
ini-alasan-laki-laki-rentan-mengalami-mental-overload

Ini Alasan Laki-Laki Rentan Mengalami Mental Overload!

“Cowok nggak boleh nangis”
“Masa cowok kelihatan lemah?”
“Kalo sedih jangan sampe kelihatan, cowok harus kuat”

Gromers, sadar gak kalau ternyata omongan kayak gini yang bisa bikin para laki-laki tertekan dan ngalamin yang namanya mental overload? Ya, mental overload adalah sebuah kondisi dimana seseorang mengalami tekanan mental yang berlebihan sehingga ia kewalahan atau bahkan tidak bisa berfungsi dalam kehidupan sehari-hari akibat tuntutan hidup, baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun kehidupan pribadi.



Kenapa mental overload bisa terjadi dan rentan dihadapi oleh laki-laki dibanding perempuan?

Seperti yang sudah disebutkan diatas juga, ada terbentuk sebuah budaya universal — tak terkecuali di Indonesia — yang menuntut laki-laki harus terlihat selalu tegar, kuat, dan dapat diandalkan. Ketika mereka menunjukkan emosi yang diidentikan dengan emosi yang tidak “maskulin” seperti sedih, kecewa, dan menangis, maka mereka seperti melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan nilai atau budaya di masyarakat. Di kalangan anak muda, perilaku seperti ini disebut sebagai toxic masculinity.

Inilah yang akhirnya menekan para laki-laki untuk menahan emosi, membiarkannya mengendap, sampai akhirnya menumpuk. Kalau bisa dianalogikan, bayangkan kamu berada dalam sebuah ruang kosong. Setiap hari, ruangan itu kamu isi dengan satu perabotan. Semakin lama, ruangan tersebut akan penuh. Ruangannya tidak membesar, tapi barang di dalamnya terus bertambah. Perlahan, kamu akan mulai sulit bergerak karena menghindari tertabrak dan memecahkan atau merusak barang-barang tersebut. Ruang gerakmu lama-lama menyempit. Perlahan, kamu akan kesulitan untuk menuju pintu. Lama kelamaan kamu mulai sulit bernapas tapi kamu gak bisa mengeluarkan barang di dalamnya, bisa jadi karena malu, barangnya kurang bagus, atau nggak tahu harus ditaruh di mana. 

Itulah yang akan terjadi ketika seseorang dilarang untuk mengekspresikan emosinya. Setiap emosi yang tidak kita pahami, diterima, dan dikelola dengan tidak sehat, maka semakin lama akan membuat seseorang, khususnya laki-laki, terbatas ruang geraknya. Sama seperti barang yang nggak tahu harus diapain, emosi yang terpendam juga jadi menumpuk tanpa arti. Bila tidak segera ditangani, mental overload akan menimbulkan gangguan kesehatan mental yang lebih kompleks.


Tips mengatasi mental overload!
 
“Terus, harus mulai dari mana?”
Mungkin itu yang jadi pertanyaannya sekarang. Untuk bisa terbuka mengenai emosi tentu gak semudah itu, apalagi kalau sudah terbiasa untuk memendam sendiri dan membiarkannya berlalu begitu aja. Coba mulailah dari langkah kecil. Simak tips berikut!

Journaling
Kalo kamu masih malu untuk bercerita, takut dengan anggapan orang lain, atau bingung mau cerita sama siapa, kamu bisa mulai dengan melakukan journaling. Tuliskan apa saja yang kamu rasakan hari itu, kejadian menarik yang terjadi, atau bahkan sekedar mencurahkan kekesalan yang kamu pendam. Kamu gak harus tulis di buku. Gunakan handphone, kertas bekas, atau apapun yang bisa kamu gunakan. Secara perlahan, kamu dapat belajar mulai menerima dan mengekspresikan emosi yang kamu rasakan.

Teknik Grounding: 5 Senses Experience
Ketika merasa cemas, teknik grounding bisa jadi solusi yang kamu coba terapkan. Caranya adalah tarik napas dalam-dalam dan coba pusatkan fokus pada saat ini. Setelah itu, coba sebutkan 5 hal yang bisa kamu lihat dengan mata, 4 hal yang bisa kamu rasakan di kulit, 3 hal yang bisa kamu dengar dengan telinga, 2 hal yang bisa kamu cium aromanya dengan hidung, dan 1 hal yang bisa kamu kecap di lidah. Dengan “hadir saat ini” maka overthinking-mu akan lebih berkurang.

Wind-down routine
Lakukanlah rutinitas yang dapat membantu kamu melepaskan stress. Lakukan hobi atau kegiatan yang kamu nikmati tanpa tekanan target, misal membaca, olahraga, jalan kaki, dengerin musik, atau hal lainnya bikin kamu merasa lega.

Bertemu teman atau support system
Habiskan waktu bersama dengan orang terdekat yang kamu percaya dapat menjadi support system yang baik. Dengan menyalurkan energi dan ceritamu, maka kamu akan merasa lebih lega karena tahu bahwa ada orang yang akan dukung kamu.

Cobain meditasi atau program self-help
Meditasi dan praktek mindfulness bisa banget bantu kamu mengurangi stress. Dengan berlatih setiap hari, maka kamu akan lebih mahir mengelola emosi di tengah tekanan. Grome.id punya EASE yang bisa bantu kamu latihan. EASE adalah sebuah program self-help digital yang bisa bantu kamu mengelola cemas, mulai dari overthinking sampai ke panic attack. Cobain disini untuk mengalami sendiri perjalanannya.

Menahan emosi terus-terusan cuma akan bikin ruang gerakmu makin sempit dan bikin kamu makin kewalahan sendiri. Yuk, mulai belajar untuk nggak memendam perasaan dan kasih ruang buat diri sendiri merasakan dan mengelola emosi dengan lebih sehat. Kalau kamu butuh teman latihan, kamu bisa cobain program self-help digital EASE dari Grome.id yang siap bantu kamu kenal, terima, dan kelola emosimu—pelan-pelan tapi pasti