Punya tempat kerja dengan budaya kerja yang sehat itu adalah idaman banyak orang. Namun, sampai saat ini masih banyak sekali karyawan yang merasakan tekanan pekerjaan yang membuat mereka merasa kelelahan secara fisik dan mental: overworking.
Apa itu overwork? Apa saja tanda-tanda seorang karyawan mengalami overwork? Apakah ada hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi overwork? Yuk, simak pembahasan lengkapnya berikut ini!
Secara bahasa, overwork itu dapat dimaknai sebagai kerja berlebihan. Secara istilah, overworked atau overwork adalah situasi ketika perusahaan meminta para pekerjanya untuk melakukan tugas melebihi kapasitas standar yang menjadi kemampuannya. Seperti apa contohnya?
Misalnya, seorang karyawan harus bertugas dalam shift yang panjang dan terus-menerus dengan jeda istirahat yang sedikit. Atau ketika seorang karyawan diberi tugas lebih dari jobdesk yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya. Kondisi seperti ini kerap membuat karyawan kesulitan mempertahankan work life balance.
Tidak hanya itu, overwork juga kerap menjadi alasan banyak karyawan merasa burnout, kelelahan bahkan sakit. Pada akhirnya ini akan mengurangi efisiensi pekerjaan dan menurunkan tingkat kepuasan karyawan terhadap pekerjaannya.
Agar tidak terjebak dalam ‘lingkaran setan’ dari overwork, setiap karyawan dan perusahaan harus tahu apa saja ciri-ciri karyawan yang mengalami overwork. Simak beberapa di antaranya berikut ini!
Setiap posisi di sebuah perusahaan pada dasarnya harus dirancang sesuai dengan kapasitas masing-masing orang. Ketika seseorang harus melakukan tugas yang seharusnya dilakukan oleh lebih dari satu orang, ini adalah bentuk overwork yang kerap tidak disadari baik oleh perusahaan maupun karyawan itu sendiri.
Mengerjakan tugas banyak orang sekaligus tidak selalu akan membuat karyawan jadi lebih produktif. Ini bahkan bisa membuat banyak pekerjaan jadi tertunda, terlebih jika karyawan terkait mengalami kesulitan dalam mengatur prioritas tugas.
Ciri-ciri karyawan overwork yang lain adalah kebiasaan lembur untuk menyelesaikan pekerjaan. Karyawan yang terlalu banyak bekerja akan melampaui batas jam kerja standar untuk menuntaskan tugas. Alasannya bisa bermacam-macam. Ada yang karena tuntutan perusahaan, ada pula yang karena keinginan pribadi (misalnya punya target keuangan tertentu yang harus dicapai dalam waku dekat).
Mereka mungkin merasa terjebak dalam siklus pekerjaan yang tidak berkesudahan, mengorbankan waktu istirahat dan kehidupan pribadi. Hal ini dapat mengakibatkan kelelahan fisik dan mental, serta menurunkan produktivitas dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Apapun profesinya, setiap orang harus memiliki rasa suka terhadap pekerjaan yang mereka jalani. Memiliki pekerjaan yang disukai memberikan kepuasan, motivasi intrinsik, dan keseimbangan hidup. Keterlibatan emosional dalam pekerjaan meningkatkan produktivitas, kreativitas, serta memperkaya pengalaman dan hubungan di lingkungan kerja.
Namun, seberapa besar pun rasa suka seseorang pada pekerjaannya, kegembiraan dan semangat saat menyelesaikan tugas itu bisa hilang jika hari-hari yang dilalui cenderung melelahkan. Percikan semangat bisa meredup akibat tekanan jam kerja yang terus-menerus. Kreativitas dan visi membutuhkan ruang untuk berkembang dengan jeda istirahat yang cukup.
Jika semangat dan antusiasme seseorang terhadap pekerjaan yang disukainya mulai memudar, itu mungkin menjadi tanda bahwa orang tersebut telah menghabiskan terlalu banyak waktu di tempat kerja.
Tanda-tanda lainnya seseorang mengalami overwork adalah kesulitan untuk merasa santai. Fokus utamanya adalah bagaimana menyelesaikan pekerjaan dengan cepat untuk beralih ke tugas berikutnya setiap saat.
Hal tersebut seringkali mengakibatkan kelelahan mental dan fisik, menyebabkan stres yang berlebihan. Banyak pekerja yang terlalu sibuk hingga mengabaikan pentingnya waktu untuk bersantai. Padahal, istirahat yang cukup dapat membantu menyegarkan pikiran dan tubuh, meningkatkan produktivitas secara keseluruhan. Ketika tubuh dan mental merasakan kelelahan yang besar, yang akan terjadi justru sebaliknya: penurunan produktivitas dan kinerja karyawan.
Tanda overwork lainnya yang sangat sering ditemukan adalah menurunnya kondisi kesehatan. Ada beberapa masalah kesehatan yang dapat dialami oleh orang yang bekerja secara berlebihan:
Tanda berikutnya bagi seseorang yang overwork adalah merasa waktu yang dialokasikan untuk pekerjaan selalu tidak mencukupi. Meskipun bekerja selama 8 jam sehari, mereka yang cenderung overwork akan merasa waktu itu kurang untuk menyelesaikan tugas.
Banyak karyawan yang sering bekerja lembur setiap hari untuk menyelesaikan pekerjaan di luar jam kerja normal, bahkan membawa pekerjaan ke rumah termasuk di akhir pekan. Perasaan terus-menerus kekurangan waktu ini menimbulkan rasa khawatir karena merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi pekerjaan.
Tanda overwork seringkali terlihat dalam hubungan pribadi orang yang mengalaminya. Karyawan yang merasa kelelahan cenderung menjaga jarak dengan keluarga dan teman-teman.
Jika kamu mengalami hal ini, penting untuk merenung, mengevaluasi diri, dan memberi lebih banyak waktu dan perhatian kepada orang terdekat. Ini membantu menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi serta mencegah dampak negatif dari overwork terhadap hubungan interpersonal.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, overwork bisa berdampak buruk pada kehidupan pribadi hingga kesehatan seseorang. Agar ini tidak terjadi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:
Mengatasi overwork bisa dimulai dengan belajar untuk tidak menerima semua pekerjaan yang ditawarkan. Evaluasi setiap permintaan dengan bijak dan prioritaskan pekerjaan yang paling penting atau yang sesuai dengan tujuan kamu. Terimalah kenyataan bahwa kamu tidak bisa melakukan segalanya dan jangan ragu untuk menolak tugas yang tidak mendesak atau tidak relevan dengan fokusmu.
Mengerjakan banyak tugas sekaligus alias multitasking kerap dianggap bisa meningkatkan produktivitas. Agar terhindar dari kelebihan pekerjaan yang memicu overwork, hindari multitasking dan fokuslah pada satu tugas pada satu waktu. Multitasking sebenarnya dapat menghasilkan lebih sedikit dan meningkatkan stres.
Sebagai gantinya, gunakan metode GTD (Getting Things Done) oleh David Allen, yang memprioritaskan tiga tugas teratas setiap hari untuk manajemen waktu yang lebih efektif.
Ketika terjebak dalam kondisi overwork, penting untuk berkomunikasi dengan atasan mengenai beban pekerjaan yang tidak terkelola. Jelaskan secara jelas dan objektif tentang tugas yang terlalu banyak atau kompleks. Ajukan solusi seperti mengalokasikan ulang tugas atau menambah sumber daya. Jika memungkinkan, diskusikan kemungkinan mengurangi atau menunda beberapa tugas. Komunikasi terbuka dengan atasan dapat membantu menyeimbangkan beban kerja dan mencegah stres yang berlebihan.
Jika upaya mengatasi overwork tidak berhasil dan tidak ada perubahan dalam budaya kerja kantor, karyawan mungkin harus mempertimbangkan untuk resign untuk menjaga kesehatan fisik dan mental mereka. Dengan meninggalkan pekerjaan yang memberikan beban kerja yang tidak seimbang, mereka dapat mencari lingkungan kerja yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka dan memastikan keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi yang lebih baik.
Menghindari bahaya overwork tidak hanya bisa dilakukan oleh karyawan saja. Perusahaan juga perlu berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan kerja yang sehat agar karyawan tetap bisa pulang tenggo dan punya waktu lebih untuk kehidupan pribadinya.
Cara lain yang tidak kalah penting adalah dengan menyelenggarakan program yang bisa membantu karyawan untuk menghadapi berbagai persoalan di lingkungan kerja, salah satunya lewat EAP (Employee Assistance Program).
Employee Assistance Program dapat mencegah overwork dengan memberikan dukungan mental, konseling, dan sumber daya lain kepada karyawan. Program ini membantu mengidentifikasi stres dan tekanan kerja serta memberikan strategi untuk mengelola beban kerja sehingga mengurangi risiko overwork.
Ingin menyelenggarakan EAP di perusahaanmu? Grome dengan tenaga psikolog berpengalaman siap membantu kamu. Wujudkan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif dengan Employee Assistance Program dari Grome sekarang juga!
Ditulis oleh
Friyanka K