Setiap orang yang bekerja pasti pernah mengalami suatu fase ketika pekerjaan yang selama ini dikerjakan terasa berat. Efeknya, muncul rasa enggan dan malas untuk menyelesaikannya. Ini sebenarnya adalah hal yang lumrah terjadi. Namun, jika berlangsung terlalu sering ini bisa berdampak negatif pada kinerja dan employee engagement karyawan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang mengapa rasa malasa bisa muncul dan bagaimana meningkatkan kinerja karyawan dengan cara mengatasi rasa malas bekerja. Simak penjelasannya sampai tuntas, ya!
Ada berbagai hal yang bisa menyebabkan seseorang yang tadinya rajin bekerja mendadak jadi malas. Beberapa penyebab malas kerja yang perlu kamu ketahui antara lain adalah:
Hilangnya motivasi pada pekerjaan bisa membuat seseorang malas karena kurangnya dorongan intrinsik atau ekstrinsik untuk melakukan tugas. Tanpa motivasi, pekerja merasa tidak termotivasi untuk mencapai tujuan atau merasa bahwa usaha mereka tidak dihargai.
Kehilangan motivasi dapat mengakibatkan penurunan produktivitas, ketidakpuasan kerja, dan kurangnya keterlibatan dalam pekerjaan. Selain itu, kurangnya motivasi juga bisa menyebabkan perasaan stres dalam bekerja dan kelelahan yang berdampak pada motivasi yang lebih rendah untuk bekerja.
Penyebab malas kerja yang berikutnya berkaitan dengan kondisi lingkungan kerja yang tidak mendukung. Fasilitas kerja yang tidak mendukung, kekurangan sumber daya atau kebijakan yang tidak jelas, dapat mengurangi motivasi dan produktivitas karyawan. Hal ini dapat membuat mereka merasa tidak dihargai atau kesulitan untuk menyelesaikan tugas dengan baik.
Ketidaknyamanan dan frustrasi akibat kondisi kerja yang buruk seringkali memicu rasa malas dan kurangnya minat untuk bekerja dengan semangat, mengurangi kualitas kerja serta kinerja secara keseluruhan.
Ketika karyawan merasa tidak mampu memberikan hasil kerja yang baik, hal ini dapat membuat mereka merasa tidak termotivasi atau rendah diri. Perasaan ini bisa membuat mereka merasa putus asa atau malas untuk bekerja keras, karena mereka mungkin merasa bahwa usaha mereka tidak akan menghasilkan hasil yang memuaskan.
Ini bisa menjadi siklus negatif di mana kurangnya kepercayaan diri atau rasa tidak berdaya dapat menghambat motivasi dan produktivitas karyawan, membuat mereka cenderung menunda atau menghindari tugas yang dianggap sulit atau tidak mungkin diselesaikan dengan baik.
Menurut Dennis Zdonov, orang-orang yang memiliki perhatian yang tinggi terhadap detail atau perfeksionis juga kerap terjebak dalam situasi seperti ini. Karena mereka merasa khawatir tidak bisa memberikan hasil yang sempurna, pada akhirnya mereka malah tidak mengerjakan tugas itu sama sekali.
Overwork tidak hanya bisa memicu stress kerja yang mengganggu, tapi juga bisa menyebabkan mereka malas. Hal ini dapat mengurangi motivasi dan produktivitas mereka. Rasa kewalahan dan kelelahan bisa menghambat semangat untuk bekerja keras.
Karyawan mungkin merasa tidak dihargai atau tidak mampu menyelesaikan tugas dengan baik, yang dapat menyebabkan ketidakpuasan kerja. Selain itu, beban kerja yang berlebihan dapat menyebabkan burnout, mengarah pada penurunan kesejahteraan mental dan fisik, yang pada akhirnya membuat mereka malas untuk bekerja dengan efektif.
Selain itu, tidak adanya penghargaan pegawai serta kurangnya keseimbangan antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan (work life balance) juga bisa menyebabkan seseorang jadi malas bekerja atau mengalami penurunan kinerja.
Karyawan mungkin enggan meminta tolong karena takut dianggap tidak kompeten atau lemah. Mereka mungkin merasa cemas atau malu untuk meminta bantuan, khawatir akan dinilai buruk oleh atasan atau rekan kerja.
Rasa tidak percaya diri atau perasaan bahwa mereka harus bisa menyelesaikan segala sesuatu sendiri juga bisa menjadi faktor. Ini dapat mengarah pada peningkatan stres dan kelelahan, yang pada gilirannya dapat mengurangi motivasi dan kinerja kerja mereka.
Ketika karyawan mengalami masalah pribadi seperti masalah keluarga atau masalah kesehatan mental, mereka bisa mengalami dampak yang beragam pada kinerja mereka. Beberapa karyawan mungkin mengalami penurunan produktivitas atau motivasi karena terganggu oleh masalah pribadi mereka, sementara yang lain mungkin masih mampu menjaga kinerja mereka tetap tinggi.
Tidak semua karyawan yang mengalami masalah pribadi akan menjadi malas dalam pekerjaan mereka, tetapi perhatian dan dukungan dari atasan dan rekan kerja dapat membantu mereka mengatasi tantangan yang mereka hadapi dan tetap produktif.
Karyawan yang malas bekerja dapat menyebabkan penurunan produktivitas, kualitas kerja yang buruk, dan ketidakpuasan pelanggan. Ini dapat merugikan perusahaan dengan menurunkan kinerja dan reputasi. Selain itu, sifat malas bekerja juga bisa berdampak negatif terhadap karyawan itu sendiri karena karier yang stagnan dan tidak berkembang serta hilangnya kepercayaan diri.
Agar rasa malas bekerja tidak menjadi siklus yang berlangsung terus menerus dan merugikan berbagai pihak, dibutuhkan langkah penanganan yang nyata dari perusahaan maupun karyawan itu sendiri. Simak beberapa cara menghilangkan rasa malas bekerja berikut ini!
Rasa malas seringkali muncul ketika seseorang tidak tahu mau memulai pekerjaan dari mana. Untuk mengatasinya, karyawan perlu mengatur dan membuat skala prioritas tugas (bisa berdasarkan tingkat kesulitan atau berdasarkan waktu deadline).
Ini bisa membantu menghilangkan rasa malas karena memberikan arah kerja yang jelas dan tujuan yang terukur. Pada akhirnya ini akan memotivasi karyawan untuk lebih fokus dan merasa tertantang dalam pekerjaan, mengurangi rasa kebingungan dan meningkatkan rasa pencapaian.
2. Bagi Tugas Menjadi Bagian - Bagian Kecil
Untuk menghilangkan rasa malas saat bekerja, bagi tugas menjadi bagian-bagian kecil yang terkelola dengan baik. Mulailah dengan merencanakan tugas secara terperinci, kemudian pecahkan menjadi langkah-langkah kecil yang dapat diselesaikan dalam waktu singkat.
Tetapkan batas waktu yang realistis untuk setiap langkah dan berikan diri sendiri reward setelah menyelesaikan setiap bagian. Ini membantu mencegah perasaan terbebani dan meningkatkan motivasi untuk terus maju.
3. Hindari atau Hilangkan Distraksi
Distraksi bisa menyebabkan rasa malas dengan mengganggu fokus dan memecah konsentrasi, mengakibatkan penurunan produktivitas dan motivasi. Munculnya distraksi dapat membuat tugas terasa lebih sulit dan memunculkan keinginan untuk menghindari pekerjaan yang sebenarnya.
Untuk menghindari distraksi, buatlah lingkungan kerja yang bebas gangguan dengan mengatur ruang kerja yang tenang dan terorganisir. Gunakan teknik manajemen waktu seperti metode Pomodoro untuk fokus pada tugas selama periode waktu tertentu, sambil mengatur jeda singkat untuk istirahat. Atur juga pemberitahuan atau mode “Jangan Ganggu/No Disturb” pada perangkat elektronik untuk mengurangi godaan dari distraksi digital.
Jeda dalam bekerja penting untuk mengusir rasa malas karena membantu mengembalikan energi dan konsentrasi, mencegah kelelahan, serta memberikan kesempatan untuk me-refresh pikiran dan tubuh, sehingga memungkinkan karyawan untuk kembali fokus dan produktif dalam pekerjaannya.
Agar jeda atau waktu istirahat menjadi lebih efektif, keluar dari area kerja untuk beristirahat sebentar, lakukan pernapasan dalam-dalam atau gerakan ringan untuk meregangkan otot, dan gunakan waktu untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan atau menyegarkan pikiran seperti berjalan-jalan singkat atau mendengarkan musik yang menenangkan.
Cara menghilangkan rasa malas yang berikutnya adalah dengan mencari hal-hal yang bisa meningkatkan fokus. Fokus menghilangkan rasa malas dengan mengalihkan perhatian dari keengganan pada pekerjaan menuju pencapaian tujuan, memperjelas langkah-langkah yang harus diambil, dan meningkatkan kinerja serta produktivitas secara keseluruhan. Ada berbagai langkah yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan fokus antara lain:
Memberi penghargaan kepada diri sendiri atau self-reward, sering dianggap terlalu memanjakan diri dan egois. Namun, praktik ini membantu menjaga kesehatan mental, meningkatkan motivasi, dan meningkatkan kepuasan diri, mendorong untuk bekerja lebih keras dan lebih baik. Artinya, ini bisa jadi cara yang ampuh untuk menghilangkan rasa malas dalam bekerja.
Self-reward dapat meningkatkan motivasi dengan memberikan insentif positif setelah mencapai target atau menyelesaikan tugas. Ini memicu pelepasan dopamin dalam otak yang terkait dengan perasaan senang dan kepuasan, meningkatkan dorongan untuk mencapai lebih banyak hal lagi.
Dengan memiliki sesuatu untuk dinantikan setelah menyelesaikan tugas, self-reward dapat mengurangi rasa malas dengan menciptakan keinginan untuk terus berprestasi demi hadiah yang diinginkan.
Kadang kita baru merasa terpacu untuk bekerja lebih giat dan lebih keras ketika melihat orang lain melakukannya. Inilah pentingnya mencari inspirasi dan motivasi agar rasa malas dalam diri bisa menghilang.
Untuk mencari inspirasi dan motivasi, luangkan waktu untuk mencari hobi atau minat yang membangkitkan semangat. Temui orang-orang yang menginspirasi dan belajar dari pengalaman mereka. Konsumsi konten yang memotivasi seperti buku, podcast, atau video.
Tetapkan tujuan yang jelas dan terukur, dan ingatkan diri sendiri akan manfaat pencapaian tersebut. Latih juga kebiasaan positif seperti meditasi, olahraga, atau jurnalisme untuk menjaga kesehatan mental dan emosional.
Percaya atau tidak, bergerak aktif termasuk dengan melakukan olahraga ringan juga bisa membantu mengatasi rasa malas. Meskipun tidak langsung, olahraga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Dengan tubuh yang sehat dan aktif, kelelahan dan stres berkurang. Studi menunjukkan bahwa orang yang berolahraga secara teratur memiliki kondisi kerja 10 persen lebih baik daripada mereka yang tidak.
Berbagi tujuan dan tanggung jawab dengan mitra kerja dapat meningkatkan motivasi dan akuntabilitas. Dengan saling mendukung dan mengingatkan, kamu lebih cenderung untuk tetap fokus dan produktif dalam mencapai target kerjamu.
Itu dia berbagai hal yang bisa dilakukan oleh karyawan untuk menghilangkan rasa malas saat bekerja. Perusahaan sebagai tempat bekerja, juga perlu melakukan langkah nyata untuk mengatasi berbagai persoalan yang bisa membuat karyawan menjadi malas. Salah satu program yang dapat dilakukan adalah EAP atau Employee Assistance Program dari layanan konseling online seperti Grome.
Program bantuan karyawan ini dapat membantu mengurangi rasa malas dalam diri karyawan dengan menyediakan dukungan konseling dan sumber daya untuk menangani masalah pribadi atau profesional. Ini memungkinkan karyawan untuk mengatasi hambatan yang mungkin menghambat produktivitas dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Dengan karyawan yang lebih sehat dan produktif, KPI perusahaan bisa tercapai secara optimal!
Ditulis oleh
Friyanka K