Ada berbagai cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk menilai seperti apa performanya selama jangka waktu tertentu. Selain lewat analisis laba rugi, retensi dan turnover karyawan atau kepuasan pelanggan, ada dua hal yang perlu kamu pahami yakni KPI dan OKR.
OKR dan KPI adalah dua pendekatan yang berbeda dalam mengukur kinerja perusahaan. OKR adalah kerangka penetapan tujuan yang diperkenalkan pada tahun 1970-an, terdiri dari tujuan (Objectives) dan serangkaian tindakan (Key Results) yang melacak pencapaian tujuan tersebut. Sementara itu, KPI adalah seperangkat metrik kinerja bisnis yang menunjukkan seberapa baik suatu organisasi atau perusahaan berjalan/berfungsi.
Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan KPI dan OKR serta bagaimana perbandingan KPI vs OKR. Simak selengkapnya sampai tuntas!
Apa itu KPI? KPI atau Key Performance Indicator adalah pengukuran bisnis yang menggambarkan kesehatan kinerja organisasi pada saat ini. KPI umumnya digunakan untuk mengevaluasi kinerja proyek, produk, atau karyawan. KPI dapat dianggap sebagai indikator yang lagging karena mereka mencerminkan kinerja bisnismu selama periode tertentu.
Meskipun KPI berguna untuk pengukuran, KPI adalah metrik yang independen. KPI dapat memberi tahu kamu apakah suatu tindakan baik atau buruk, tetapi tidak selalu memberikan konteks atau arahan yang diperlukan oleh tim kamu. Untuk lebih memahami bagaimana contoh penggunaan KPI dan metriknya, simak contoh KPI berikut ini!
OKR adalah singkatan dari Objectives and Key Result. OKR merupakan metrik yang merinci tujuan perusahaan dan tim serta hasil utama yang dapat diukur untuk menentukan pencapaian setiap tujuan tersebut.
OKR terdiri dari dua komponen utama: Objective dan Key Result. Objective menjelaskan apa yang akan dicapai, bersifat ambisius, dan cenderung kualitatif. Key Result adalah indikator yang mengukur keberhasilan dalam mencapai Objective, bersifat terukur dan kuantitatif. Secara sederhana, setelah Objective ditetapkan, langkah berikutnya adalah menentukan Key Result untuk mencapainya.
OKR mewakili tujuan yang ambisius dan menetapkan langkah-langkah terukur yang akan diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Biasanya digunakan untuk menetapkan sasaran triwulanan, tetapi juga bisa digunakan untuk perencanaan tahunan. Peningkatan popularitas OKR salah satunya adalah karena Intel dan Google, dua raksasa teknologi yang mengadopsi teknik ini untuk perencanaan mereka. Simak contohnya berikut ini!
Meningkatkan tingkat churn rate dari 5% menjadi 3% dalam 3 bulan.
Meningkatkan skor Net Promoter Score (NPS) dari 40 menjadi 50 dalam 6 bulan.
Meningkatkan rata-rata interaksi pelanggan per bulan dari 2 menjadi 3 dalam 1 tahun.
Dari penjelasan di atas, bisa pahami bahwa KPI dan OKR itu berbeda dari bebeberapa aspek. Untuk lebih memahami perbedaan KPI dan OKR, simak ulasan berikut ini!
KPI berorientasi pada pengukuran kinerja dan pencapaian target yang spesifik, memberikan data terukur yang menunjukkan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan. Sementara OKR fokus pada penetapan tujuan yang ambisius dan inspiratif, serta pencapaian hasil yang signifikan melalui Key Results yang menggambarkan kemajuan menuju tujuan tersebut.
KPI memberikan gambaran jelas tentang kinerja saat ini, sedangkan OKR menyoroti visi jangka panjang dan arah strategis. Keduanya berperan penting dalam mengelola kinerja perusahaan, dengan KPI memberikan pemahaman yang lebih rinci tentang pencapaian target dan OKR memberikan arah untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
KPI adalah alat yang umum digunakan di berbagai tingkatan organisasi, departemen, dan tim untuk mengevaluasi kinerja individu, tim, maupun organisasi secara keseluruhan. Sementara itu OKR, meskipun lebih umum ditemukan di perusahaan teknologi dan startup, semakin menjadi populer di berbagai sektor industri lainnya. Secara umum, keduanya memiliki peran penting dalam membantu organisasi mengukur dan mencapai tujuan mereka.
KPI seringkali memiliki siklus pemantauan yang lebih singkat, seperti triwulanan atau bulanan, untuk memantau kemajuan secara teratur dan melakukan penyesuaian sesuai kebutuhan. Sebaliknya, OKR cenderung memiliki siklus yang lebih panjang, biasanya tahunan atau triwulanan untuk menekankan pencapaian tujuan jangka panjang dan memberikan kesempatan untuk eksperimen serta inovasi.
KPI sering kali bersifat kaku dan statis, menekankan pencapaian target yang konkret dan spesifik. Sebaliknya, OKR lebih fleksibel dan adaptif, memungkinkan penyesuaian tujuan serta Key Results seiring dengan perubahan kondisi dan prioritas. KPI memberikan kerangka yang jelas untuk mengevaluasi kinerja, sementara OKR memberikan ruang bagi eksperimen dan adaptasi dalam mencapai tujuan yang lebih besar.
KPI dan OKR adalah dua alat penting dalam manajemen kinerja yang memiliki karakteristik dan kelebihan masing-masing. KPI menawarkan kejelasan, keterukuran, dan kemudahan pemahaman, memungkinkan organisasi untuk melacak kemajuan dengan mudah dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
KPI juga dapat menjadi sumber motivasi dan penghargaan bagi karyawan. Namun, KPI cenderung fokus pada pencapaian target jangka pendek, kurang fleksibel terhadap perubahan, dan terkadang terlalu kaku dalam mendorong inovasi.
Di sisi lain, OKR membantu organisasi untuk fokus pada tujuan jangka panjang dan ambisius, memberikan fleksibilitas dan adaptabilitas untuk menyesuaikan tujuan seiring waktu, serta mendorong kolaborasi dan komunikasi antar tim. Namun, OKR juga memiliki kelemahan, seperti kesulitan dalam pengukuran dan pelacakan, membutuhkan komitmen dan disiplin yang tinggi dari seluruh organisasi, dan mungkin kurang efektif dalam organisasi yang tidak memiliki budaya yang terbuka dan adaptif.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, penggunaan KPI atau OKR pada akhirnya tetap bergantung pada kebijakan dan kebutuhan masing-masing perusahaan.
Selain memahami KPI dan OKR sebagai cara untuk menilai perusahaan, ada berbagai aspek lain yang juga perlu dipahami oleh pemilik bisnis. Ini termasuk CSR (Corporate Social Responsibility) yang berkaitan dengan lingkungan di sekeliling perusahaan dan budaya kerja positif yang berhubungan dengan performa internal karyawan.
Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan khususnya HRD untuk meningkatkan kinerja karyawan adalah dengan mengadakan EAP atau Employee Assistance Program. Employee Assistance Program sendiri merupakan program yang disediakan oleh perusahaan untuk memberikan dukungan terhadap masalah pribadi atau profesional karyawan, seperti kesehatan mental, keuangan, atau masalah keluarga. Ini secara langsung juga dapat berpengaruh pada peningkatan KPI/OKR perusahaan. Bagaimana caranya?
Employee Assistance Program (EAP) dapat meningkatkan KPI dan OKR perusahaan dengan meningkatkan kesejahteraan karyawan. Dengan memberikan dukungan terhadap masalah pribadi atau profesional karyawan, EAP dapat mengurangi absensi dan meningkatkan produktivitas. Karyawan yang lebih sehat secara mental dan emosional cenderung lebih berkinerja, membantu perusahaan mencapai target KPI dan OKR dengan lebih efektif.
Tertarik mengadakan Employee Assistance Program untuk karyawan-karyawanmu? Grome sebagai penyedia layanan konseling online siap membantumu mewujudkannya. Hubungi Grome sekarang juga!
Ditulis oleh
Friyanka K