Pikiran negatif adalah hal yang lumrah kita rasakan sebagai manusia. Perasaan marah, takut, malu, insecure dan berbagai emosi lainnya kerap muncul dan hilang setiap harinya. Namun, ketika pikiran negatif muncul terus menerus dan menyebabkan dirimu mengalami overthinking, ini bisa berbahaya.
Pikiran negatif yang tidak kunjung hilang hanya dapat menyebabkan ketidakbahagiaan, tapi juga bisa memperparah masalah depresi dan gangguan kecemasan. Dalam tahap yang parah, keseluruhan kesehatan termasuk fisik juga bisa ikut terganggu.
Lantas, kenapa pikiran negatif selalu muncul? Bagaimana cara menghilangkan pikiran negatif menurut psikolog? Mari kita bahas tuntas dalam artikel ini!
Menurut dr. Fadhli Rizal Makarim, pikiran negatif adalah kecenderungan untuk menilai situasi dari sudut pandang yang pesimis. Pemikiran ini sering muncul saat berinteraksi dengan orang baru atau menghadapi pengalaman baru.
Contohnya, seseorang mungkin cenderung meragukan kemampuan dirinya sendiri tanpa mencoba terlebih dahulu. Padahal, keputusan ini diambil tanpa memiliki pengalaman yang memadai untuk menilai potensi atau keterampilan yang dimiliki.
Menurut Emma-Marie Smith dari Healthyplace, ada banyak hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki pikiran negatif. Ini termasuk stres, cemas atau mengalami kejadian yang mengecewakan.
Overthinking mengenai berbagai posibilitas dan dampaknya (terutama dampak buruk) dapat menyebabkan munculnya pikiran-pikiran negatif. Overthinking dapat menyebabkan timbulnya perasaan cemas, depresi, dan berbagai emosi negatif lainnya.
Pikiran negatif dapat memperburuk kondisi emosional tersebut. Sebagai contoh, jika kamu terus-menerus memikirkan tentang stress kerja atau lingkungan kerja toxic, mungkin kamu akan mulai merasakan gejala fisik kecemasan, seperti peningkatan detak jantung, sesak atau nyeri dada, tegangnya otot, atau bahkan sakit kepala ringan.
Merenung secara khusus tentang peristiwa masa lalu dan bagaimana itu mempengaruhi kehidupan saat ini adalah tindakan yang sehat. Namun, jika pemikiran ini berubah menjadi negatif dan kamu menghabiskan terlalu banyak waktu menganalisanya, pola pikir tersebut dapat menjadi tidak sehat.
Untuk menghentikan pemikiran yang terlalu mendalam tentang masa lalu, alihkan fokusmu pada keadaan saat ini dengan mengejar proyek, minat, atau tantangan baru. Langkah ini dapat membantu kamu meletakkan masalah yang terjadi di masa lalu ke dalam perspektif yang lebih sehat.
Memberikan kritik diri yang berlebihan juga dapat menjadi sumber pemikiran negatif. Meskipun penting untuk jujur pada diri sendiri tentang kekuatan dan kelemahanmu, kritik diri yang negatif, jika dilakukan secara ekstrem dapat mengurangi kepercayaan dirimu terhadap kemampuanmu dalam mengatasi tantangan hidup.
Berusahalah untuk memiliki pandangan yang seimbang tentang karakter dan pencapaianmu, daripada selalu menonjolkan hal-hal negatif. Hindari kritik negatif termasuk self loathing agar kamu tidak terjebak dalam pikiran yang negatif.
Sadar dan mengakui adanya pikiran negatif adalah langkah pertama untuk mengelolanya.
Dibandingkan mengabaikan pikiran negatif itu, mulailah untuk mencatat kapan pikiran-pikiran tersebut muncul (misalnya dengan journaling atau mood tracker) dan mulai identifikasi sumber dari pikiran-pikiran negatif tersebut. Cara ini akan memudahkanmu untuk mengelolanya.
Setelah identifikasi, mulailah bersikap analitis dengan mengevaluasi pikiran-pikiran itu. Coba tanyakan pada dirimu sendiri, apakah semua pemikiran itu akurat? Apakah pemikiran tersebut bisa membantumu atau justru menghambatmu?
Sebagai contoh, ketika pikiran negatif terkait kinerja buruk di tempat kerja muncul, dan kamu menemukan pemikiran seperti “Aku tidak akan pernah memahami bagian X dari pekerjaanku,” cobalah untuk menyelidiki asal-usul dari pemikiran tersebut. Mungkin kamu sedang menghadapi tantangan terkait kepercayaan diri atau harga diri? Atau mungkin kamu merasa kewalahan atau kurang mendapat dukungan? Lewat cara ini, kamu bisa mencari jalan keluar untuk mengatasinya.
Daripada terjebak dalam pikiran negatif, bukalah pintu untuk pemikiran positif. Sebagai contoh, alihkan pemikiran “Aku tidak bisa mengerjakan pekerjaan X” menjadi “Dengan latihan atau bantuan, aku mungkin bisa menyelesaikan pekerjaan X”.
Menurut riset yang dilakukan oleh National Science Foundation, sebanyak 80% pemikiran yang ada di kepala kita setiap harinya itu sebenarnya adalah hal yang negatif. Jadi bisa dibilang ini adalah hal yang alami dan tidak perlu dibesar-besarkan.
Jika sulit mengubah pikiran negatif menjadi positif, kita juga dapat menerima pikiran negatif tersebut sebagai bagian yang tak terelakkan. Tidak perlu terus-menerus merenungkannya.
Jika upaya sebelumnya yang kamu lakukan belum berhasil menghilangkan pikiran negatif, membicarakan masalah yang kamu hadapi dengan teman atau keluarga bisa menjadi solusi. Menyampaikan pikiran negatif dan kekhawatiran kepada mereka dapat membantu mengurangi beban mental.
Dengan berbagi ketakutan atau kekhawatiran, diharapkan kamu bisa mendapatkan dukungan emosional dan perspektif baru. Terkadang, mendengar pandangan dari orang lain dapat membantu meredakan pikiran negatif yang terus muncul, membuka ruang untuk pemahaman diri dan solusi yang lebih baik.
Jika pikiran negatif yang ada semakin sulit dikendalikan, konsultasikan dengan seorang profesional yang pakar di bidang psikologis. Minta bantuan mereka untuk menyelidiki akar permasalahan dan merancang strategi penanganan, seperti terapi atau Cognitive Behavioral Therapy (CBT).
Melibatkan ahli dapat memberikan pandangan objektif dan alat yang efektif dalam mengatasi pikiran negatif yang terus-menerus, membantu pemulihan mental secara lebih terarah dan berkelanjutan.
Pikiran negatif memang sesuatu yang normal. Namun jika berkelanjutan, bisa menyebabkan masalah mental yang serius. Jika kamu memiliki kecenderungan berpikir negatif terus menerus, tenaga psikolog di Grome siap membantumu menemukan jalan keluar.
Tidak hanya masalah pikiran negatif saja, kamu juga bisa berkonsultasi terkait berbagai persoalan mulai dari masalah rumah tangga sampai posisi sandwich generation yang membebani mental. Bersama Grome, kamu bisa mendapatkan layanan konseling online dengan biaya psikolog lebih terjangkau dan rahasia yang terjamin aman.
Ditulis oleh
Friyanka K