Berdebat sesekali dengan pasangan adalah hal yang normal dalam setiap hubungan, terlebih bagi mereka yang sudah menikah. Namun ketika seorang istri merasa suami sering marah karena hal sepele, ini tentu menjadi masalah rumah tangga tersendiri.
Alasan kenapa suami sering marah sebenarnya bermacam-macam. Memahami penyebabnya akan membantu membangun komunikasi yang lebih baik dalam rumah tangga. Tidak perlu ‘melawan api dengan api’ jika suami sering marah-marah. Simak penyebab dan cara menghadapi suami pemarah dalam artikel ini!
Sering marah karena hal sepele bisa disebabkan oleh berbagai alasan. Beberapa di antaranya adalah:
Kalau selama pacaran suamimu tidak pernah marah dan setelah menikah dia jadi sering marah, kamu mungkin akan bertanya-tanya: suami sering marah pertanda apa? Salah satu penyebab orang mendadak jadi suka marah-marah bisa jadi karena mereka sedang stres atau tertekan.
Entah karena ada masalah dengan bisnis atau burnout dan lingkungan kerja toxic. Stres memicu reaksi emosional, merangsang amigdala otak, sehingga mudah marah sebagai bentuk pelepasan tekanan emosional yang terakumulasi.
Solusi Kami: Stress dan Burnout
Ketidakpuasan terhadap beberapa aspek dalam hubungan, seperti kurangnya pemahaman atau dukungan, dapat menyebabkan suami merespon dengan kemarahan bahkan terhadap hal-hal kecil.
Ketika seorang pria merasa terjebak dalam situasi yang membuat dirinya tidak bahagia, ini bisa menimbulkan kebencian dan kemarahan terhadap pasangan. Inilah yang kemudian muncul dalam bentuk kemarahan-kemarahan yang kadang tidak dipahami dengan baik oleh pasangannya
Tidak peduli seberapa besar rasa cinta kita terhadap pasangan, kita tetap membutuhkan apresiasi dari waktu ke waktu. Kita ingin agar effort yang sudah diberikan itu diapresiasi dan dihargai oleh pasangan.
Suami butuh rasa dihargai dan dibutuhkan dari istri agar merasa diperhatikan. Jika merasa diabaikan, dia mudah marah sewaktu istri lalai dalam hal-hal kecil sekalipun. Dan kadang hal ini terjadi tanpa disadari oleh suami itu sendiri. Karena itu, butuh komunikasi yang baik untuk bisa menyelesaikannya.
Baca Juga: Apakah Kalian Cocok? Kenali Dulu Love Language Pasanganmu!
Kesulitan untuk mengendalikan emosi atau anger management issue adalah hal yang umum terjadi pada pria. Menurut National Library of Medicine, pria lebih sering berperilaku agresif sebagai pelampiasan kemarahan mereka ketimbang wanita. Kalau suamimu memiliki kesulitan dalam mengelola emosinya dan ini membuatnya jadi sering marah dan bertindak kasar, bisa jadi dia membutuhkan bantuan tenaga medis profesional.
Bukan rahasia lagi jika pria memang memiliki naluri untuk memimpin. Inilah yang kerap membuatnya merasa perlu untuk memiliki kontrol pada situasi di sekelilingnya. Dan ketika sesuatu tidak sesuai dengan harapan atau keinginan mereka, mereka dapat merespon dengan kemarahan.
Suami yang memiliki pengalaman traumatis atau pola perilaku yang dipelajari dari masa lalu, seperti pola didikan yang melibatkan marah sebagai bentuk pengendalian atau pelecehan dan penelantaran di masa kanak-kanak, mungkin lebih rentan terhadap perilaku marah-marah. Kemarahan ini kadang diarahkan pada orang-orang di sekelilingnya, kadang juga pada dirinya sendiri.
Baca Juga: Merasa Benci Diri Sendiri? Mungkin Kamu Alami Self-Loathing!
Suami yang sering marah mungkin sulit menyampaikan kekecewaannya secara langsung. Kesulitan mengungkapkan perasaan negatif bisa memicu reaksi marah sebagai cara tidak langsung untuk menyampaikan ketidakpuasan dan kekecewaan yang dirasakannya.
Kesulitan mengungkapkan perasaan membuatnya melampiaskan emosi negatif. Cemburu atau merasa diabaikan mungkin tidak disampaikan secara jelas, memicu reaksi marah sebagai bentuk ekspresi yang tidak efektif.
Ketika suami sering marah-marah, tidak perlu langsung melabelinya sebagai orang yang red flag. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan sebagai istri untuk membantunya. Ini tentu melibatkan komunikasi serta kesabaran yang baik. Bagaimana cara menghadapi suami sering marah karena hal sepele?
Hadapi suami yang marah dengan tenang dan hindari membalas dengan emosi juga. Dengan sikap yang stabil, kamu dapat mencegah konflik membesar. Komunikasi bijak dapat menenangkan suasana, membangun pemahaman dan membuka jalan untuk penyelesaian masalah secara dewasa.
Untuk menghadapi suami yang suka marah, praktikkan pendekatan empatik. Dengarkan dengan sabar tanpa menyerang balik. Pahami perasaannya dan berusaha melihat apakah kemarahannya terkait denganmu atau hubungan kalian.
Komunikasi empatik membuka ruang untuk pemahaman dan solusi bersama, serta mengurangi ketegangan dalam hubungan. Dengan pendekatan ini, mungkin akan lebih mudah bagi kamu dan suami untuk menangani konflik dan memperkuat ikatan emosional antara kalian berdua. Cara ini juga bisa menjadi media instropeksi jika memang kemarahan suami berkaitan dengan sikap atau perbuatanmu padanya.
Untuk menghadapi suami yang suka marah-marah, berikan waktu dan ruang agar dapat meredakan emosinya. Hal ini mencegah eskalasi konflik yang tidak perlu. Dengan memberikan kesempatan untuk tenang, hubungan dapat lebih baik, dan suami pun memiliki kesempatan untuk meresapi dan mengelola emosinya dengan lebih baik.
Setelah emosi suami mereda, ajak bicara secara konstruktif mencari akar masalah dan solusinya agar kejadian serupa tidak terulang.
Saat suami marah, komunikasikan perasaanmu tanpa menyalahkan, ungkapkan dampak emosinya padamu dengan jelas. Buat dia paham bagaimana itu mempengaruhi hubungan. Dengan berbicara terbuka, mungkin dia lebih sadar dan berusaha mengendalikan diri. Ini dapat memperkuat hubungan dan memberikan kesempatan bagi kamu dan pasangan untuk lebih saling memahami satu sama lain.
Langkah terakhir yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi suami yang suka marah-marah karena hal sepele adalah dengan mencari bantuan profesional seperti psikolog atau konselor hubungan pernikahan.
Mereka dapat memberikan wadah aman untuk memahami dan mengatasi akar masalah kemarahan. Dengan bimbingan ahli, kamu dan suami bisa belajar strategi komunikasi yang sehat dan cara mengelola emosi, membangun dasar yang kuat untuk hubungan yang lebih harmonis dan penuh pengertian.
Baca Juga: Ke Psikolog Ga Selalu Mahal! Ini Daftar Biaya Konsultasi Psikologi!
Dalam menghadapi suami yang sering marah karena hal sepele, penting untuk memahami penyebabnya dan berkomunikasi secara bijak. Bersikap tenang, mendengarkan dengan empati, memberikan waktu, dan jika perlu, mencari bantuan profesional, dapat membantu memperkuat hubungan dan menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga.
Grome sebagai penyedia layanan konseling online siap membantumu menyelesaikan masalah hubungan rumah tangga yang pelik melalui konseling pernikahan online. Punya masalah pribadi atau yang lainnya seperti sulit mengendalikan emosi atau mengalami kesulitan dalam mengatasi stres kerja, semua bisa kamu konsultasikan pada psikolog profesional Grome. Tidak perlu khawatir karena rahasia terjamin aman!
Ditulis oleh
Friyanka K