Trust issue, atau masalah kepercayaan, adalah sesuatu yang tidak mudah diatasi dalam hubungan. Situasi ini dapat menghancurkan kedekatan dan kebahagiaan dalam sebuah hubungan.
Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai masalah ini, baca artikel ini agar kamu tau apa itu trust issue, faktor yang menyebabkannya, karakteristik yang muncul, dan langkah-langkah untuk mengatasi trust issue dalam hubungan.
Apa itu Trust Issue dalam Hubungan?
Trust issue adalah ketidakpercayaan yang mendalam terhadap pasangan dalam suatu hubungan, yang melibatkan kekhawatiran dan kecurigaan berlebih terhadap niat atau motivasi pasangan.
Trust issue juga bukanlah penyakit mental, melainkan masalah emosional dalam hubungan yang dapat diatasi dengan cara saling memahami dan kerja sama agar terhindar dari masalah umum rumah tangga lainnya.
Beberapa faktor penyebab trust issue yang harus kamu waspadai adalah sebagai berikut:
Pengalaman traumatis, terutama dari hubungan sebelumnya, dapat menyebabkan trust issue. Jika seseorang pernah mengalami pengkhianatan di masa lalu, makan akan sulit bagi mereka untuk membuka hati mereka pada pasangan baru.
Mereka juga akan kesulitan untuk percaya pada pasangan selama hubungan berikutnya dikarenakan sulitnya untuk melepaskan beban emosional yang disebabkan oleh peristiwa traumatis tersebut.
Komunikasi yang terbuka memungkinkan pasangan untuk lebih memahami satu sama lain, memahami apa yang dibutuhkan, dan menciptakan lingkungan di mana setiap pihak merasa didengar dan dihargai.
Selain itu, keterbukaan ini memberikan kesempatan bagi masing-masing pihak untuk membahas ekspektasi yang diharapkan, memperjelas batasan hubungan, dan mengevaluasi serta menyesuaikan harapan-harapan tersebut seiring berjalannya waktu.
Pasangan mungkin menghadapi kesulitan dalam membangun dan mempertahankan kepercayaan ketika komunikasi yang terbuka menjadi kurang atau bahkan terhenti.
Pasangan mungkin sulit untuk memahami sepenuhnya perasaan satu sama lain jika tidak ada komunikasi yang baik. Maka ketidakpercayaan dapat muncul dan berkembang karena hal ini.
Adanya ketidaksetiaan atau pengkhianatan adalah faktor utama yang dapat menyebabkan trust issue dalam suatu hubungan. Misalnya suami pernah selingkuh, baik perselingkuhan fisik maupun emosional.
Pengalaman ini dapat merusak fondasi kepercayaan yang telah dibangun dalam hubungan dan menimbulkan tantangan yang signifikan dalam upaya membangun kembali kepercayaan tersebut.
Kepercayaan yang hilang karena pengkhianatan dapat menyebabkan luka yang mendalam, yang membuat mereka lebih waspada dan sulit untuk percaya kembali pada pasangan mereka.
Orang yang merasa insecure atau meragukan self-worth nya seringkali menghadapi trust issue dalam hubungan. Rasa insecure terhadap diri sendiri dapat muncul dalam berbagai bentuk. Ketika seseorang merasa insecure tentang diri mereka sendiri, proses membangun dan mempertahankan kepercayaan menjadi semakin rumit.
Contoh bentuk dari insecure adalah merasa rendah diri atau merasa ragu apakah mereka layak mendapatkan kasih sayang dan kesetiaan dari orang lain, terutama dari pasangan hidup mereka. Mereka akan sulit untuk percaya bahwa orang lain benar-benar peduli atau setia kepada mereka.
Kamu dapat mengenali tanda trust issue yang muncul dalam dirimu atau pasangan untuk mencegahnya terjadinya situasi yang lebih buruk.
Salah satu ciri orang yang mengalami trust issue adalah mereka seringkali memiliki kecenderungan untuk mencurigai niat pasangan dalam hubungan mereka.
Mereka bisa sangat memperhatikan tindakan atau kata-kata pasangan mereka dan menafsirkannya sebagai sesuatu yang negatif. Fenomena ini dapat memperumit hubungan, di mana setiap interaksi dapat menjadi bahan perdebatan yang intens.
Sebagai contoh, saat pasangan memberikan perhatian atau membagikan informasi yang seharusnya dianggap sebagai ungkapan perhatian normal, orang dengan trust issue malah menganggapnya sebagai tindakan yang mempunyai niat tersembunyi.
Seringkali, seseorang yang mengalami trust issue dalam hubungan menghadapi kesulitan dalam membuka diri dan berbagi pikiran, perasaan, atau informasi pribadi mereka.
Hal ini disebabkan oleh ketakutan yang mendalam bahwa memberikan akses terlalu banyak informasi tentang diri mereka akan memungkinkan orang lain untuk menyakiti atau mengkhianati mereka.
Ketidakmampuan untuk sepenuhnya terbuka ini dapat menimbulkan tantangan dalam hubungan karena pasangan akan susah untuk memahami secara menyeluruh perasaan individu tersebut dan akhirnya akan menimbulkan jarak dalam hubungan.
Jika ada masalah kepercayaan, seseorang akan menarik diri secara emosional dari hubungan mereka dan menyebabkan jarak antara pasangan serta kurangnya keintiman. Orang yang mengalami trust issue akan membuat tembok emosional untuk melindungi diri dari rasa sakit.
Tembok ini berupa penolakan untuk mengunkapkan perasaan yang dalam, menahan diri untuk mengungkapkan emosi mereka, atau bahkan menghindari situasi yang dapat mengharuskan mereka untuk mengungkapkan diri mereka.
Hubungan dapat gagal mencapai kedekatan yang diinginkan karena tembok emosional tersebut mencegah komunikasi yang sehat dan terbuka antara pasangan.
Kecemasan yang berlebihan, terutama yang terkait dengan kekhawatiran akan kehilangan pasangan atau pengkhianatan, juga merupakan tanda trust issue.
Orang yang mengalami ketidakpercayaan cenderung merasa tegang dan khawatir tentang masa depan hubungan mereka, mereka seringkali terpaku pada ketidakpastian yang tidak beralasan.
Mereka juga cenderung membayangkan skenario terburuk, menciptakan kecemasan yang tidak sepadan dengan situasi yang sebenarnya. Misalnya, mereka mungkin berpikir bahwa pasangan yang lambat membalas pesan adalah tanda bahwa pasangan tidak lagi tertarik atau bahkan bersiap untuk meninggalkan hubungan.
Kecemasan yang berlebihan ini dapat menghambat perkembangan hubungan yang sehat, karena dapat menyebabkan si penderita trust issue terjebak dalam siklus negatif dari kecurigaan dan rasa khawatir yang tidak mempunyai alasan jelas.
Kenderung melakukan pengujian terus-menerus pada pasangan mereka sebagai cara untuk mengatasi rasa ketidakpastian juga merupakan tanda dari trust issue. Contoh dari tindakan itu adalah dengan memeriksa telepon, media sosial, atau mencari bukti-bukti kecil yang dapat memastikan bahwa pasangan mereka tetap setia dan jujur.
Sifat paranoid ini menyebabkan hubungan menjadi penuh dengan ketegangan, karena pasangan dapat merasa dipantau secara terus-menerus. Tindakan berlebihan yang dilakukan akibat dari paranoid ini justru merupakan sebuah red flag.
Pasangan dapat merasa kehilangan privasi dan malah akan semakin tidak nyaman terhadap tindakan dari orang yang mengalami trust issue dalam hubungan tersebut.
Rasa tidak aman yang disebabkan oleh trust issue dapat menyebabkan hubungan yang tidak stabil dan sulit untuk berkembang. Mereka dapat menganggap perubahan kecil sebagai ancaman dalah hubungan.
Perasaan tidak aman atau insecure ini jika didiamkan saja akan berlanjut menjadi masalah-masalah baru, seperti munculnya paranoid berlebihan, mengalami self-loathing atau membenci diri sendiri, dan berasumsi negatif terus-menerus pada pasangan.
Mempunyai trust issue dalam hubungan bukan berarti hubunganmu harus berakhir. Kamu masih bisa mengatasinya melalui beberapa cara mengatasi trust issue dalam hubungan di bawah ini:
Berkomunikasilah dengan pasanganmu dengan cara yang terbuka dan jujur. Untuk lebih memahami pasangan, berkomunikasi secara terbuka tentang perasaan, kekhawatiran, dan harapan masing-masing tanpa takut dihakimi dapat membangun kepercayaan.
Carilah tindakan-tindakan nyata yang dapat dilakukan untuk memulihkan atau membangun kembali kepercayaan. Termasuk janji-janji kecil yang bertujuan untuk membuktikan niat baik dan keseriusan dalam mengubah perilaku yang mungkin telah meruntuhkan kepercayaan.
Proses membangun kembali kepercayaan tidaklah instan. Perlu waktu, kesabaran, dan komitmen dari kedua belah pihak. Serta pahamilah bahwa perbaikan tidak akan terjadi secara cepat dan memerlukan upaya yang konsisten.
Jika kamu atau pasangan melakukan kesalahan yang dapat menyebabkan masalah kepercayaan, langkah pertama yang dilakukan adalah bertanggung jawab atas kesalahan tersebut. Yang berarti mengakui bahwa kesalahan telah terjadi dan siap menerima konsekuensinya.
Mengakui kesalahan menunjukkan kedewasaan dan keterbukaan untuk menghadapi kenyataan, tanpa menghindar atau menyalahkan pihak lain. Setelah mengakui kesalahan, minta maaflah dengan tulus serta memperbaiki diri.
Dengan melepaskan beban hubungan masa lalu, seseorang dapat menciptakan kesempatan baru untuk membangun kepercayaan dalam hubungan mereka saat ini serta memberi kesempatan untuk pertumbuhan, pembelajaran, dan pemahaman yang lebih baik antara pasangan.
Terlalu banyak merenungkan atau membahas terus-menerus pengalaman masa lalu dapat menciptakan hambatan yang tidak perlu dalam hubungan. Hal ini dapat menghambat perkembangan hubungan saat ini karena masa lalu tersebut sudah tidak relevan dengan situasi sekarang.
Bantuan dan dukungan yang diperlukan dapat diberikan oleh psikolog atau konselor. Bantuan ini mencakup pedoman untuk menyelidiki penyebab utama trust issue dan solusi praktis untuk masalah tersebut. Dengan dukungan ini, pasangan dapat merasa lebih percaya diri dan lebih siap menghadapi tantangan dalam hubungan.
Konseling dapat membantu pasangan merasa nyaman berbicara tentang perasaan mereka tanpa khawatir dihakimi sehingga pasangan dapat lebih terbuka mengenai apa yang dia rasakan.
Memahami penyebab trust issue, ciri-ciri, dan langkah-langkah untuk mengatasi trust issue dapat menjadi fondasi untuk membangun hubungan yang kuat, penuh kepercayaan, dan memuaskan. Kamu dapat mengandalkan layanan konseling online atau konseling pernikahan online profesional dari Grome untuk membantumu atau pasangan dalam menghadapi trust issue dalam hubungan.
Ditulis oleh
Friyanka K