Suami Ngerasa Benar Terus? Ini 7 Cara Menghadapinya!
Suami Ngerasa Benar Terus? Ini 7 Cara Menghadapinya!

Suami Ngerasa Benar Terus? Ini 7 Cara Menghadapinya!

Melanjutkan ke jenjang pernikahan memang impian setiap pasangan. Tapi apakah pernikahan berarti bebas dari masalah? Tentu saja tidak. Beberapa masalah seperti perbedaan pendapat dan masalah lainnya dapat hadir di setiap hubungan pernikahan. 

Tak jarang pula para wanita yang sudah bersuami bertanya-tanya bagaimana caranya untuk menghadapi suami keras kepala, egois, dan selalu merasa benar. Situasi ini bisa menyebabkan keretakan dalam hubungan yang dapat berpengaruh lebih lanjut terhadap rumah tangga.

Keterampilan komunikasi yang baik dan pengelolaan emosi dapat menjadi modal untuk mengatasi perbedaan pendapat yang terjadi. 

Jika kamu merasa sudah mencoba mengendalikan emosi dan berkomunikasi dengan baik tetapi suami tetap merasa dirinya lah yang paling benar, simak artikel ini untuk  mengetahui bagaimana cara menghadapi suami yang selalu merasa benar. Berikut adalah cara-caranya:



1. Tunjukkan Keterlibatan Emosional


Suami yang selalu merasa benar mungkin sebenarnya sedang mengalami rasa insecure atau kecemasan. Ini dapat berasal dari masa lalu, ekspektasi yang tidak terpenuhi, atau bahkan merasa tidak dihargai. 

Menghadapi suami keras kepala memang tidak mudah. Mereka mungkin merasa perlu membela diri dan menunjukkan posisi mereka atau otoritas dalam hubungan. Kamu bisa membuka jalur komunikasi dengan menunjukkan keterlibatan emosional dan memberikan ruang bagi perasaannya. 

Secara psikologis, memberi mereka kesempatan untuk merasa didengar dan dihargai dapat mengurangi dorongan untuk merasa paling benar. Mengajukan pertanyaan terbuka dan menunjukkan ketertarikan pada perasaan dan pendapat suami dapat membantu meningkatkan suasana hati dalam situasi seperti ini.



2. Yakinkan Suami dengan Bukti dan Data 


Serahkan bukti dan data yang mendukung jika kamu merasa yakin dengan pendapatmu. Pada umumnya, manusia cenderung lebih siap untuk menerima informasi dan fakta. Dengan memberikan informasi yang kuat dan relevan, kamu dapat membantah pandangan suami secara logis serta bisa mendorong diskusi yang lebih mendalam.

Tetapi metode ini tidak bertujuan untuk menunjukkan bahwa siapa yang benar atau siapa yang salah, melainkan bertujuan untuk membangun pemahaman yang lebih baik satu sama lain. Perspektif psikologi percaya bahwa bekerja sama untuk mencari solusi lebih efektif daripada berselisih.



3. Gunakan Kredibilitas dari Masa Lalu 


Suami yang narsistik mungkin saja mencari-cari celah kesalahanmu. Salah satu cara untuk menghadapi suami egois dan narsistik adalah dengan mencoba untuk menunjukkan contoh masa lalu di mana kamu terbukti benar saat berada di situasi serupa. 

Contoh lain adalah dengan cara mengingatkan suami mengenai keputusan yang kamu ambil dan berakhir dengan baik atau dapat juga dengan menunjukkan pendapat orang lain yang mendukung argumenmu.

Dari sudut pandang psikologi, hal ini dapat membantumu agar suami mempertimbangkan pendapatmu. Namun kamu perlu berhati-hati saat mengingatkan suami mengenai hal ini. Jangan sampai suami malah mengira bahwa kamu menyombongkan diri atau berniat merendahkan suami.



4. Kendalikan Emosi dengan Baik 

Mengendalikan diri dan mengendalikan emosi adalah keterampilan penting untuk menjaga hubungan yang sehat. Mengendalikan emosi dengan baik dan berkomunikasi dengan tenang dapat membantu mencegah konflik yang tidak perlu.  Bersikap selalu emosional terhadap suami dapat menjadi sebuah alasan kenapa suami menjadi cuek.

Cara yang efektif untuk menyelesaikan konflik adalah dengan tetap tenang dan mempertahankan posisi yang adil. Oleh karena itu, menanggapi konflik dengan cara yang tenang dapat memungkinkan kedua belah pihak untuk memiliki pemahaman yang lebih baik satu sama lain.

Tetap tenang dan hindari kata-kata yang terdengar seolah-olah menyudutkan suami. Hal ini karena persepsi suami dapat menjadi lebih buruk jika kamu menunjukkan reaksi emosional yang kuat terhadap suami yang selalu merasa benar.



5. Pilih Pertempuran dengan Bijak 


Tidak semua argumen harus dimenangkan. Psikologi interpersonal menekankan bahwa sebaiknya pasangan menghindari argumen yang tidak perlu, terutama dalam kasus di mana pasangan berdebat hanya untuk berargumen saja.

Suami yang terus-menerus mengungkit hal yang tak perlu dapat menjadi salah satu ciri suami selingkuh dan merupakan sebuah red flag. Jika suami terus menerus mengajak debat yang tidak perlu, maka perlu untuk dibicarakan baik-baik

Kamu bisa menilai-nilai topik mana yang penting bagimu dan hubunganmu. Contohnya yang berdampak besar pada kehidupan bersama, seperti finansial, pekerjaan, dan anak. Hindarilah berdebat mengenai topik yang subjektif seperti gaya atau hobi. Kamu juga perlu untuk mengakui bahwa setiap orang memiliki kekurangan.

Mencari solusi jangka panjang atau mempertimbangkan batasan dapat menjadi pilihan yang lebih baik dalam situasi tertentu, terutama jika suami sering menggunakan strategi ini. Penting bagi setiap pasangan untuk membuat lingkungan yang aman dan saling mendukung di mana mereka merasa dihargai dan dihormati.



6. Akui Kompetensi Suami


Akui bahwa suami kamu mungkin memiliki pengetahuan atau keahlian yang lebih baik dalam beberapa hal. Coba untuk meminta saran atau bantuan dari suami mengenai hal-hal yang mereka kuasai. Apresiasi juga setiap kontribusi yang datang dari suami serta jangan mencemooh atau mengejek kemampuan mereka.

Mengakui keunggulan suami dapat meningkatkan rasa percaya diri dan rasa dihargai pasangan. Penerimaan dan penghargaan adalah penting dalam hubungan untuk membangun keintiman yang sehat.

Pengakuan ini juga dapat membantu suami mengurangi keinginan untuk selalu benar karena mereka merasa dihargai untuk apa yang mereka lakukan dan membuat suami mau diajak bekerja sama.



7. Lakukan Konseling Bersama-Sama


Pertimbangkan untuk mendapatkan bantuan dari seorang profesional adalah salah satu cara menghadapi suami yang selalu merasa benar jika situasi dan kesulitan komunikasi seperti ini terus terjadi. 

Untuk memahami dinamika psikologis yang mendasari perilaku suami, konseling pernikahan dengan seorang psikolog dapat menjadi langkah penting. Konseling memberikan pengetahuan untuk mengatasi konflik, mendorong komunikasi yang lebih baik, dan memberikan lingkungan yang lebih aman untuk hubungan.

Dari sudut pandang psikologi, konseling dapat membantu perkembangan individu dan hubungan menuju fase yang lebih baik karena seorang psikolog dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dinamika psikologis yang terlibat.



Salah satu platform yang menawarkan konseling pernikahan online adalah Grome. Kamu dapat mengajak suami untuk melakukan konseling bersama dengan menggunakan layanan Grome untuk menyelesaikan permasalahan dalam pernikahan ini.

Sebagai penyedia layanan konseling online, Grome hadir sebagai mitra di tengah tantangan pernikahanmu untuk membantu menjembatani setiap kesulitan. Jika kamu ingin mencapai kebahagiaan bersama, menggunakan layanan profesional Grome dapat menjadi langkah besar menuju kebahagiaan dalam kehidupan pernikahan.

Upaya yang kamu lakukan untuk meningkatkan kesehatan hubungan adalah investasi yang berharga, meskipun tidak semua masalah dapat diselesaikan dalam sekejap mata. Sebagai sahabat dalam mengatasi masalah rumah tangga, Grome mengajak kamu dan pasangan bersama-sama memperkuat ikatan dan membangun hubungan yang kuat.



Setelah membaca artikel di atas mengenai cara menghadapi suami yang selalu merasa benar, apakah kamu sudah siap untuk meningkatkan hubungan pernikahanmu? 

Segera daftarkan dirimu dan suami di Grome untuk menciptakan hubungan yang harmonis dan bahagia. Karena setiap langkah kecil yang kamu lakukan adalah langkah besar menuju kehidupan pernikahan yang lebih baik.