Gangguan kepribadian antisosial adalah salah satu dari macam-macam gangguan mental yang perlu mendapatkan perhatian. Gangguan kepribadian antisosial atau yang disebut juga dengan antisocial personality disorder (APD) adalah jenis gangguan kepribadian yang menantang. Kondisi ini ditandai dengan perilaku impulsif dan tidak bertanggung jawab. Kadang bisa mengarah ke tindakan kriminal.
Dalam artikel ini kita akan membahas apa itu gangguan kepribadian antisosial, apa penyebab, gejala dan cara penanganannya.
Gangguan kepribadian antisosial atau APD merupakan kondisi kesehatan mental ketika seseorang secara konsisten mengabaikan benar dan salah dan tidak mengacuhkan perasaan orang lain.
Orang dengan masalah kepribadian antisosial cenderung dengan sengaja membuat orang lain marah atau kesal. Mereka juga kerap memanipulasi atau memperlakukan orang lain dengan kasar atau dengan ketidakpedulian yang kejam. Meskipun sudah menyakiti, mereka biasanya tidak merasa menyesal dengan perilakunya itu.
Seperti jenis gangguan kepribadian lainnya, APD memiliki banyak spektrum yang tingkat keparahannya berkisar dari perilaku buruk yang sesekali terjadi sampai pelanggaran hukum berulang kali. Psikopat dianggap punya gangguan kepribadian antisosial yang parah.
Perlu diketahui bahwa gangguan kepribadian antisosial berbeda dengan introvert. Karena antisosial sering diasosiasikan sebagai orang yang anti berhubungan sosial dengan orang lain, banyak yang menganggap keduanya sama. Tapi, introvert dan antisosial itu berbeda.
Orang yang introvert belum tentu punya gangguan kepribadian. Introvert hanya mencirikan preferensi seseorang saat bersosialisasi dan cara mendapatkan energi, bukan sebuah gangguan mental/kepribadian.
Baca juga: Bukan Hanya Satu, Ini Dia Macam-Macam Gangguan Mental!
Antisocial personality disorder atau antisosial memiliki beberapa ciri antara lain:
Orang dengan gangguan kepribadian antisosial cenderung melanggar hukum dan norma sosial tanpa merasa bersalah, menunjukkan ketidakpedulian terhadap aturan sosial dengan perilaku yang seringkali merugikan orang lain.
Ciri lain gangguan antisosial adalah penderitanya cenderung impulsif, sering bertindak nekat tanpa memperhitungkan konsekuensi. Ini menunjukkan kurangnya diri dan kecenderungan untuk merugikan orang lain atau melanggar norma sosial.
Setelah menyakiti orang lain, penderita antisosial biasanya tidak merasa menyesal dengan tindakan mereka. Mereka cenderung egosentris alias hanya mementingkan diri sendiri.
Orang dengan gangguan kepribadian antisosial cenderung sering berbohong dan memanipulasi orang lain tanpa rasa bersalah, menggunakan kelicikan untuk mencapai tujuan pribadi mereka tanpa memperhatikan dampak sosial atau moral.
Karena mereka cenderung kurang berempati dan impulsif, sulit bagi penderita APD untuk menjalin hubungan atau komitmen jangka panjang. Ini karena tidak banyak orang yang bisa bertahan dengan tindakan dan sikap mereka.
Karena sikap egosentris dan tidak peduli pada orang lain, APD biasanya cenderung bersikap egosentris dan hanya menganggap bahwa diri merekalah yang paling penting.
Kepribadian sendiri merupakan hasil kombinasi dari pikiran, emosi dan perilaku. Inilah yang menjadikan setiap orang unik. Kepribadian merupakan cara kita memandang, memahami dan berhubungan dengan dunia luar serta bagaimana cara kita memandang diri sendiri. Kepribadian apapun, termasuk gangguan kepribadian, dapat terbentuk sejak masa kanak-kanak.
Gangguan kepribadian antisosial lebih banyak dialami oleh pria ketimbang wanita. Tidak seperti gangguan kecemasan yang dapat diketahui alasannya, penyebab gangguan kepribadian antisosial adalah sesuatu yang belum diketahui dengan pasti. Namun beberapa hal ini bisa menjadi salah satu penyebabnya:
Selain penyebab gangguan kepribadian antisosial, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan kepribadian ini. Faktor-faktor risiko tersebut antara lain:
Orang dengan masalah kepribadian antisosial biasanya tidak percaya bahwa mereka butuh bantuan tenaga profesional. Mereka mungkin akan melakukan pengobatan tapi biasanya untuk gejala lain seperti depresi, insomnia atau karena kesulitan mencari cara mengendalikan emosi. Atau, mereka mungkin akan berkonsultasi untuk masalah alkohol atau penyalahgunaan narkoba.
Penderita APD juga mungkin tidak bisa memberikan gambaran akurat mengenai gejala yang mereka alami. Dibutuhkan bantuan keluarga, teman atau pasangan untuk dapat memberikan informasi yang membantu proses diagnosis.
Mengatasi gangguan kepribadian antisosial melalui konseling dan terapi perilaku kognitif membantu individu memahami dan mengubah pola pikir serta perilaku negatif, mempromosikan empati, dan mengembangkan keterampilan sosial positif. Terapi kognitif juga bisa membantu untuk mengelola amarah.
Grome sebagai jasa konseling online siap membantu kamu yang memiliki anggota keluarga atau orang terdekat yang memiliki masalah kepribadian antisosial.
Pada dasarnya, pengobatan untuk gangguan kepribadian antisosial lebih melibatkan terapi dan jarang melibatkan obat-obatan. Namun ada beberapa obat yang dapat mengelola simptomatik dan mengontrol perilaku.
Carbamazepine dan lithium misalnya, dapat membantu mengendalikan gejala seperti agresi dan perilaku impulsif. Selain itu, golongan antidepresan yang disebut inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) dapat memperbaiki gejala kemarahan dan gangguan kepribadian umum. Perlu diingat bahwa obat-obatan apa pun yang digunakan untuk menangani APD harus dengan resep dan saran dokter.
Mengatasi gangguan kepribadian antisosial dapat melibatkan terapi keluarga. Terapis membimbing anggota keluarga untuk memahami, mendukung, dan mengkomunikasikan hubungan yang sehat. Kolaborasi ini dapat merangsang perubahan perilaku dan mempromosikan hubungan yang lebih positif, mendukung pemulihan bagi individu yang menderita APD.
Melibatkan diri dalam konseling agama atau spiritual dapat membantu mengatasi gangguan kepribadian antisosial dengan memberikan kerangka moral dan dukungan. Proses ini mendorong refleksi, pertumbuhan pribadi, dan perubahan perilaku yang lebih positif melalui dimensi spiritual.
Perlu diketahui bahwa pendekatan secara agama dan spiritual sifanya adalah opsi tambahan. Diagnosis dan pengobatan secara medis tetap menjadi pilihan utama yang harus ditempuh.
Untuk kasus yang berat, gangguan APD membutuhkan intervensi tim medis profesional. Terapi kognitif dan psikoterapi oleh tenaga medis akan membantu penderita untuk lebih memahami, mengelola dan mengubah pola perilaku antisosial yang mereka miliki.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, gangguan kepribadian antisosial ini cenderung tidak disadari oleh penderitanya. Perhatian dari orang-orang terdekat sangat penting untuk membantu penderita mengenali gejalanya dan melakukan perawatan yang tepat. Jika ada orang-orang di sekelilingmu yang mengalami masalah kesehatan mental, jangan ragu untuk mengajak mereka berkonsultasi ke tenaga ahli, ya!
Ditulis oleh
Friyanka K