Belakangan, istilah baper semakin sering kita dengar di internet, khususnya di media sosial. Baper artinya bawa perasaan yang dapat dilihat ketika seseorang merespons kejadian di sekelilingnya dengan emosi. Hal ini sebenarnya adalah hal yang wajar. Namun, ketika pemikiran dan perasaan itu berlangsung terlalu sering dan dalam waktu lama, mungkin ini tanda kalau kamu terlalu baper alias baperan.
Baperan atau too sensitive dalam bahasa Inggris, tidak hanya bisa mengganggu diri kamu sendiri, tapi juga orang-orang di sekelilingmu. Mereka mungkin akan merasa kebingungan dengan reaksi emosimu yang berlebihan dan memilih untuk menjauh atau menghindar. Agar tidak terjebak dalam sifat terlalu baper, yuk kita bahas selengkapnya ciri-ciri orang baperan dan cara agar tidak baperan dalam artikel ini!
Istilah baperan populer di media sosial sebagai sesuatu yang negatif. Apa itu baperan? Menurut Kendra Cherry, MSed memiliki sifat sensitif tidak selalu buruk. Ketika kamu sensitif artinya kamu jeli dan teliti. Namun, kadang ini bisa menimbulkan emosi yang meluap-luap ketika kamu dihadapkan pada konflik sosial, kritik atau penolakan.
Ketika kamu cenderung menjadi pribadi yang terlalu sensitif alias baperan, kamu memiliki peluang untuk merasakan ancaman sosial. Namun, sensitivitas tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan reaktivitas yang akan membuatmu salah memahami dan membaca sinyal dari orang lain.
Baperan memang lebih sering dikaitkan dengan hal-hal terkait hubungan romantis. Namun, seseorang yang baperan tidak hanya akan bermasalah dalam hubungan romantis saja. Ini juga akan membuat mereka menghindari interaksi sosial apa saja yang berpotensi membuat mereka terluka. Bahkan dalam kasus yang sangat parah, orang yang baperan akan kesulitan dalam kariernya.
Apa saja penyebab baperan? Menurut Laurie Hollman, PhD dari Choosing Therapy, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang menjadi baperan atau terlalu sensitif antara lain:
Sensitivitas perasaan seseorang ternyata juga bisa berasal dari faktor genetik atau keturunan. Semua anak dalam 3 tahun pertama akan merasakan sensitivitas tinggi karena takut kehilangan orang yang disayangi (misalnya jauh dari ayah dan ibunya). Namun, sebagian anak ada yang mengalami kesulitan lebih besar melewati tahapan ini. Mereka cenderung akan menjadi pribadi dengan kepekaan tinggi yang berpeluang tumbuh menjadi individu yang lebih sensitif.
Pengalaman traumatis seperti kehilangan orang yang disayang atau hal-hal lain bisa membentuk pandangan yang berbeda terhadap segala hal di sekelilingnya. Orang yang pernah mengalami trauma kemungkinan besar akan memiliki ketakutan akan kejadian yang berulang di masa depan. Ini menciptakan kepekaan emosional jangka panjang yang bisa membuat mereka baperan.
Orang yang kurang yakin tentang diri mereka sendiri cenderung lebih rentan terhadap pengaruh eksternal. Ketidakpastian diri dapat menyebabkan mereka lebih peka terhadap komentar atau perilaku orang lain, memicu reaksi baperan sebagai bentuk pertahanan diri.
Baca Juga: Insecure dengan Diri Sendiri? Ini Cara Melawannya!
Seseorang bisa menjadi baperan karena ketidakmampuannya mengelola emosi dan pikiran negatif, seperti frustrasi atau kekecewaan. Kurangnya keterampilan dalam mengatasi perasaan tersebut dapat membuatnya merespons berlebihan terhadap situasi yang menantang emosinya. Perilaku baperan mungkin menjadi saluran pelepasan emosi yang tidak terkendali. Penting untuk mempelajari bagaimana cara mengendalikan emosi agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
Beberapa kondisi kesehatan mental bisa menyebabkan seseorang memiliki sensitivitas yang terlalu tinggi dan membuatnya mudah terganggu dengan hal-hal di sekitarnya. Beberapa masalah mental tersebut antara lain autisme, depresi, kecemasan sosial, gangguan panik hingga gangguan tidur (sleep disorder).
Lalu, apa saja ciri-ciri baper yang perlu kamu ketahui? Berikut adalah ciri-ciri kamu terlalu baper:
Baperan membuatmu sulit menerima kritikan. Entah itu ulasan performamu di tempat kerja atau bagaimana temanmu merespons gaya berpakaianmu, umpan balik negatif apapun yang kamu dengar benar-benar akan mengganggu pikiranmu. Kamu akan menerima kritik sebagai hinaan, alih-alih sesuatu yang bisa membuatmu lebih baik.
Sifat baperan akan membuatmu cemas tentang apa yang dipikirkan oleh orang-orang mengenai dirimu. Bukan hanya orang-orang terdekat, kamu bahkan merasa cemas dengan tatapan orang asing yang kamu temui di jalan.
Di matamu, orang-orang yang melihat dirimu pasti sedang menganalisis dan men-judge setiap tindakan yang kamu lakukan dengan pandangan yang negatif.
“Jangan terlalu memikirkan apa yang orang katakan.” Ini terdengar seperti sebuah nasihat sederhana. Namun bagi mereka yang baperan, akan sulit menyaring mana komentar yang sebaiknya didengar dengan satu telinga dan dikeluarkan lewat telinga satu lagi, dan mana yang memang harus dipikirkan.
Orang yang baperan sering merasa bahwa setiap tindakan atau kata-kata orang lain diarahkan kepada mereka secara pribadi, bahkan jika itu tidak bermaksud demikian. Mereka melihat banyak situasi sebagai serangan terhadap diri mereka sendiri
Orang yang baperan memiliki kecenderungan untuk merasa tersinggung oleh tindakan atau perkataan orang lain. Mereka mungkin mudah merasa terluka, terutama jika merasa bahwa ekspektasi mereka tidak terpenuhi
Baca Juga: Bahaya! 7 Alasan Kenapa Istri Sering Marah! Suami Harus Tau!
Sifat alami yang terlalu sensitif akan memperparah rasa takutmu terhadap penolakan apapun, terlepas apakah rasa takut itu beralasan atau tidak. Rasa takut akan penolakan ini akan semakin menjadi masalah dalam hubungan romantis yang menuntut kejujuran dan rasa saling percaya.
Ketika pasanganmu melontarkan fakta yang kamu anggap negatif, kamu akan sulit untuk menerima dan pada akhirnya kamu akan memilih untuk ‘main aman’ dan menghindari kedekatan dalam bentuk apapun.
Jika kamu merasa dirimu terlalu mudah terbawa perasaan dan sensitif, ada beberapa hal yang bisa kamu coba untuk meminimalisasi perasaan ini:
Untuk menghindari menjadi baperan, lakukan refleksi diri dengan bertanya, "Mengapa aku merespons seperti ini?" Refleksi membantu memahami asal-usul reaksi emosional yang berlebihan, membuka kesadaran terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi respons. Dengan pemahaman ini, kamu dapat mengelola emosi secara lebih efektif dan mengurangi kecenderungan untuk menjadi baperan dalam situasi tertentu.
Menulis jurnal tentang pengalaman emosional kamu bisa jadi cara yang bagus untuk mendapatkan lebih banyak wawasan tentang perasaan dan respons kamu terhadap peristiwa dalam hidup. Dengan menuliskan perasaan kamu, kamu bisa lebih memahami apa yang kamu alami.
Menulis jurnal dapat memberi kamu jarak yang lebih jauh dari emosi kamu. Dengan melangkah mundur dan melihat apa yang kamu rasakan secara lebih obyektif, kamu akan lebih mampu mengukur apakah reaksi kamu tepat dan realistis.
Untuk menghindari sikap baperan, penting untuk belajar mengelola emosi. Melalui teknik-teknik relaksasi atau meditasi, kamu dapat mengurangi intensitas reaksi emosional. Proses ini membantu dalam mengembangkan keterampilan untuk merespons situasi dengan lebih tenang dan terkendali, membawa manfaat bagi kesejahteraan emosional dan menghindari respons berlebihan terhadap stimulus sehari-hari
Untuk menghindari menjadi baperan, tingkatkan rasa percaya diri dan terimalah ketidaksempurnaan dirimu. Meningkatkan kepercayaan diri membantu mengurangi kepekaan terhadap kritik, sementara kesadaran akan kelebihan dan kelemahan setiap individu membantu menerima ketidaksempurnaan. Ini mengurangi reaksi berlebihan terhadap kesalahan atau kekurangan, menghindari perasaan terluka atau terancam.
Menerima kritik sebagai cara untuk tumbuh membantu mengubah persepsi terhadapnya, memungkinkan kita memanfaatkan umpan balik tanpa merasa terluka secara pribadi.
Masih punya pertanyaan lain mengenai apa itu baperan? Atau ingin berkonsultasi terkait cara mengurangi sensitivitas perasaanmu yang terlalu tinggi? Kamu bisa berkonsultasi dengan psikolog profesional lewat layanan konseling online di Grome!
Baca Juga: Jangan Bingung Pilih Psikolog, Ini 18 Psikolog Terbaik di Jakarta!
Ditulis oleh
Friyanka K