Banyak orang terutama netizen tentunya pernah mendengar apa itu childfree. Munculnya konsep childfree di Indonesia semakin mengentarakan perdebatan antara pilihan individu dan tuntutan masyarakat.
Apakah keputusan untuk tidak memiliki anak hanyalah masalah pribadi atau merupakan bagian dari perdebatan masyarakat yang lebih luas? Kontroversi yang melibatkan selebriti seperti Gita Savitri telah memicu kritik keras di masyarakat, dan hal ini menimbulkan pertanyaan tentang hakikat keputusan tersebut.
Namun bagaimana pandangan agama, khususnya dalam konteks Islam, menyikapi konsep ini? Dengan menggali lebih dalam mengenai tema childfree, kita perlu memahami bagaimana keputusan ini tidak hanya berdampak pada kehidupan pribadi individu, namun juga keagamaan dan sosial.
Childfree, sebuah konsep yang semakin menarik perhatian masyarakat modern, mengacu pada keputusan pribadi oleh seseorang untuk tidak memiliki anak. Banyak masyarakat penasaran mengenai apa itu fenomena childfree setelah banyak topik atau tagar gitasav childfree bermunculan di media sosial. Setelah kontroversi yang melibatkan Gita Savitri, selebiriti yang memilih untuk tidak melanjutkan garis keluarga, pertanyaan tersebut menjadi semakin menarik.
Sebelumnya, kamu perlu memahami mengenai definisi dari apa itu childfree dan apa itu childless. Terdapat suatu perbedaan childfree dan childless yang mendasar. Childfree artinya memilih untuk tidak memiliki anak, sedangkan childless mengacu pada mereka yang tidak cukup beruntung untuk memiliki anak.
Saat mengumumkan keputusannya untuk tidak berencana dalam memiliki anak, Gita Savitri menjadi sosok kontroversial. Media sosial telah menjadi arena perdebatan sengit, tempat orang yang pro dan kontra sama-sama menyuarakan pandangan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa isu childfree bukan sekedar pilihan pribadi namun juga menjadi bagian dari perdebatan sosial yang lebih luas.
Fenomena childfree juga muncul dalam konteks hukum Islam. Sebagai agama yang mengatur setiap aspek kehidupan, termasuk keluarga, Islam memiliki cara pandang tersendiri terhadap konsep ini. Sehingga seorang muslim harus mengetahui hukum childfree dalam Islam. Meski tidak ada larangan tegas terhadap childfree dalam ajaran Islam, namun pandangan yang mendorong umatnya untuk memiliki anak dapat ditemukan dalam Sunnah, Hadits, dan ayat Alquran.
Konsep childfree sebelumnya memang tidak diketahui, namun umat Islam dianggap bertanggung jawab untuk memiliki anak dan memilih untuk tidak memiliki anak dianggap tidak wajar. Meskipun Islam mengakui hak asasi manusia, batasannya diatur oleh hukum Syariah. Oleh karena itu, meski hak asasi manusia jelas diakui, kebebasannya tetap terbatas dan terikat pada aturan yang ditetapkan agama.
Terdapat berbagai alasan kenapa beberapa orang atau pasangan lebih memilih untuk childfree. Berikut adalah contohnya:
Memiliki fleksibilitas lebih dalam hidup adalah salah satu alasan utama orang memilih untuk childfree. Mereka ingin memiliki kebebasan untuk mengejar karir, hobi, dan kepentingan pribadinya tanpa terkendala oleh tanggung jawab dan tuntutan waktu anak-anaknya.
Orang-orang yang menghargai kebebasan pribadi dan berusaha mencapai potensi terbaik mereka dalam berbagai aspek kehidupan seringkali membuat keputusan ini.
Alasan childfree lainnya adalah mengenai masalah finansial. Memilih untuk hidup tanpa anak memerlukan kesadaran akan tanggung jawab finansial yang terkait dengan membesarkan dan mendidik anak. Bisa jadi pasangan yang memilih untuk childfree dengan alasan ini juga karena ingin menghindarkan dari sandwich generation yang mungkin terjadi jika mereka memilih untuk mempunyai anak.
Investasi besar diperlukan untuk pendidikan anak, kesehatan, dan berbagai kebutuhannya, dan sebagian orang memilih untuk berkonsentrasi pada pencapaian tujuan keuangan pribadi mereka daripada mempertimbangkan beban finansial tambahan.
Masalah kesehatan pribadi atau pasangan yang dapat membuat kehamilan menjadi sulit atau berisiko merupakan faktor penting dalam memilih kehamilan tanpa anak sebagai tindakan pencegahan. Sebagian orang menganggap keputusan ini sebagai keputusan bijak untuk menjaga kesehatan dan menghindari risiko yang mungkin timbul selama kehamilan dan persalinan.
Beberapa orang mungkin merasa tidak tertarik atau nyaman mengambil peran sebagai orang tua. Peran orang tua yang kompleks dan bertanggung jawab dapat menjadi faktor penentu keputusan untuk tidak memiliki anak.
Pasangan mungkin khawatir jika mereka tidak berminat dengan peran orang tua namun memaksakan mempunyai anak maka anak tersebut dapat mengalami broken home dikarenakan akan ada banyak perdebatan dan masalah terhadap pasangan. Dengan memilih untuk childfree, mereka juga bisa lebih fokus pada pengembangan pribadi atau mencapai tujuan lain tanpa terbebani oleh peran orang tua.
Mereka yang mengutamakan kesehatan mental pribadi harus mempertimbangkan dampak yang mungkin berpengaruh terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan emosional ketika memilih untuk tidak mempunyai anak.
Beban emosional yang timbul akibat mengasuh anak dan tanggung jawab mengasuh anak dapat menjadi pertimbangan serius bagi mereka yang mengutamakan kesehatan mental pribadi. Beberapa orang juga sedang mengalami suatu jenis gangguan mental yang menyebabkan mereka untuk memilih tidak mempunyai anak agar terhindar dari masalah rumah tangga nantinya.
Meski memiliki berbagai dampak positif pada individu atau pasangan yang memilih childfree, dampak negatif childfree juga ada sehingga perlu dipertimbangkan dengan matang.
Diperlukan perencanaan keuangan jangka panjang yang lebih matang dan terstruktur untuk memastikan kebutuhan masa pensiun dan masa tua tercukupi tanpa dukungan finansial dari anak. Hal ini mencakup menabung secara rutin, berinvestasi secara bijak, dan mempertimbangkan asuransi atau dana pensiun.
Adanya risiko mengalami kesepian dan kurang mendapatkan dukungan emosional karena tidak adanya anak sebagai teman dan penyemangat di masa tua. Maka sangat penting untuk menjalin hubungan dekat dengan kerabat, teman, dan komunitas serta rutin melakukan hobi dan aktivitas sosial.
Kemungkinan menerima tekanan sosial atau pandangan negatif dari lingkungan karena memilih gaya hidup childfree dianggap melanggar norma masyarakat yang masih mengharuskan pasangan memiliki anak. Dibutuhkan kematangan emosi dan keyakinan kuat pada keputusan yang diambil.
Kesimpulannya, keputusan untuk tidak memiliki anak merupakan keputusan pribadi yang kompleks dan dapat menimbulkan berbagai permasalahan etika, sosial, dan agama. Saat menanggapi tantangan yang mungkin timbul, kamu perlu memahami dengan jelas alasan di balik keputusan tersebut dan menyadari kemungkinan dampak positif dan negatifnya.
Orang yang memutuskan untuk tidak memiliki anak hendaknya mengingat bahwa mempersiapkan masa depan itu penting agar terhindar dari penyesalan dan self loathing atau membenci diri sendiri di kemudian hari. Merencanakan keuangan dengan bijak, membangun hubungan sosial yang kuat, dan merencanakan masa pensiun dapat membantu mengatasi beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi.
Setelah menyelesaikan artikel ini, tentunya kamu paham mengenai apa itu childfree. Kalau kamu tertarik untuk memilih childfree tetapi takut dengan konsekuensi-konsekuensinya, jangan ragu untuk menggunakan layanan konseling online dari Grome. Grome akan membantumu menentukan berbagai pilihan dalam hidup, entah itu berkaitan dengan childfree atau tidak, sehingga kesehatan mentalmu akan tetap terjaga.
Ditulis oleh
Friyanka K