Retail Therapy : Jadi Solusi atau Bikin Frustrasi
retail-therapy--jadi-solusi-atau-bikin-frustrasi

Retail Therapy : Jadi Solusi atau Bikin Frustrasi

Lagi stres atau banyak pikiran, lalu bawaannya mau check-out keranjang online shop? Atau mungkin jalan-jalan ke mall, beli makanan kesukaan atau hadiah kecil sebagai bentuk self-reward? Tau gak kalau ternyata belanja atau sekedar scrolling online shop dan window shopping aja bisa bikin hati merasa sedikit lebih tenang, loh! Namanya retail therapy. Walau sebenarnya bukan sebuah terapi untuk mengatasi gangguan kesehatan mental, tapi katanya metode ini ampuh untuk meredakan stres dan anxiety. Pertanyaannya, apakah belanja beneran bisa bikin suasana hati membaik, atau jangan-jangan cuma mendistraksi kita dari masalah sebenarnya? Yuk kita bahas sama-sama!




Bagaimana belanja bisa jadi moodbooster?

Ada bagian di otak kita yang suka kasih reward setiap kali kita melakukan sebuah perilaku yang membuat kita merasa aman. Pada saat merencanakan belanja dan/atau saat belanja, bagian otak ini merespon dengan melepaskan “hormon bahagia” seperti endorfin, dopamin, dan serotonin. “Hormon bahagia” itulah yang memberikan sinyal pada tubuh bahwa retail therapy menimbulkan sensasi yang menyenangkan. Reaksi kimia di otak ini juga muncul ketika kita berolahraga, bermain dengan teman, atau hal menyenangkan lainnya. 

Sedih dan cemas membuat kita merasa kehilangan kontrol atas hidup. Ketika belanja, memilih barang, menentukan jumlah, serta memutuskan beli atau tidak membuat kita merasa kembali memiliki kontrol itu. Retail therapy juga membuat kita terdistraksi dari masalah yang sebenarnya sedang dialami. Aroma makanan, lampu yang terang, musik yang menyenangkan, display warna-warni, dan ramainya orang belanja membuat masalah kita seakan-akan “hilang” sejenak.



Ketika retail therapy jadi kebiasaan buruk…

Retail therapy menjadi keliru ketika kamu menjadikannya sebagai solusi mengatasi kecemasan atau stress. Banyak orang akhirnya mengalami masalah finansial karena tidak mampu mengatur keuangan serta keinginannya untuk belanja. Adiksi terhadap belanja ini mirip polanya dengan masalah adiksi pada obat-obatan terlarang. Orang dengan adiksi tertentu akan selalu mencari cara untuk memenuhi keinginannya tanpa berpikir dengan matang. Akibatnya, kegiatan retail therapy yang seharusnya terapeutik dapat berubah jadi adiksi yang menambah masalah. Tidak hanya itu, perasaan menyesal setelah membeli barang secara impulsif tersebut dapat menimbulkan perasaan stres atau cemas karena kamu terus-terusan merasa telah melakukan kesalahan. Siklus ini akan terus terjadi apabila tidak ditangani oleh profesional.

Cara melakukan retail therapy dengan tepat!

  • Set budget
Tetapkan batas uang yang akan kamu keluarkan setiap bulan untuk retail therapy. Sesuaikan dengan pemasukan dan prioritaskan dulu anggaran untuk kebutuhan sehari-hari. Cobalah untuk selalu stick to the budget agar pengeluaranmu dapat terkontrol dengan baik. List belanja dapat membantu kamu untuk tidak membeli lebih dari apa yang sudah ditentukan

  • Latih self-control dengan berkata “Tidak”
Memiliki self-control yang baik dapat membantu kamu mengurangi stress. Dengan berlatih berkata “Tidak” pada keinginan-keinginan impulsif tersebut, maka akan lebih mudah bagi kamu untuk mengelola pengeluaran. Ketika kamu berhasil mengontrol diri, rasa puas yang kamu dapatkan pun sama dengan dengan yang kamu rasakan ketika membeli barang dari wishlist karena berarti kamu berhasil kembali memegang kontrol atas diri dan keputusanmu

  • Tunggu 24 jam
Ketika muncul keinginan untuk membeli barang secara impulsif, coba untuk tunggu selama 24 jam. Pikirkan secara matang, apakah barang tersebut benar-benar kamu butuhkan? Apakah barang tersebut punya value atau fungsi yang bisa membantu kamu menjadi lebih produktif? 

  • Tuntaskan akar masalahnya
Jika kamu mulai merasa terganggu dan sulit berfungsi dalam keseharian akibat rasa cemas, stress, ataupun gangguan emosi lainnya, cobalah untuk membuka diri untuk mencari bantuan profesional. Jangan menghindar dari rasa cemas dengan menjadikan retail therapy sebagai solusi. GROME punya EASE untuk membantu kamu mengelola rasa cemas.

Retail therapy memang bisa jadi pelarian yang menyenangkan, tapi penting untuk tetap melakukannya dengan bijak agar tidak menimbulkan masalah baru. Jika rasa cemas atau stres sudah mengganggu keseharianmu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional dan coba gunakan EASE dari GROME sebagai langkah awal untuk mengelola emosimu dengan lebih sehat.