Gromers, ini adalah sedikit potongan cerita dari seorang penyanyi terkenal, Vidi Aldiano saat dia mengalami panic attack akibat anxiety disorder yang dia punya. Mungkin beberapa dari kita juga pernah merasakan hal yang sama atau bisa juga ada yang baru tahu gangguan mental dapat berdampak begitu besar bagi fisik kita.
Beberapa tahun ini, isu gangguan mental mendapat perhatian lebih dalam masyarakat, terutama pada generasi Z. Menurut hasil survey oleh Our World in Data tahun 2024, anxiety disorder dan depresi adalah gangguan mental yang paling umum di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Terhitung pada tahun 2024, sebanyak 26,7% remaja Indonesia mengalami anxiety dan 5,3% mengalami depresi. Meskipun keduanya merupakan gangguan mental yang berbeda, anxiety dan depresi memiliki keterkaitan dan seringkali terjadi bersamaaan. Biar gak nebak-nebak dan jadi fatal, yuk kita pelajari bersama!
Apa itu anxiety disorder?
Kecemasan yang kamu rasakan sebelum tampil di depan umum belum tentu berarti kamu punya anxiety disorder, takut menghadapi ujian juga belum tentu berarti kamu punya anxiety disorder, cemas sebelum membuat keputusan besar juga bukan berarti kamu punya anxiety disorder. Jadi, apa itu anxiety disorder?
Anxiety disorder adalah sebuah sebuah kondisi gangguan mental dimana seseorang memiliki rasa cemas dan takut berlebihan yang tidak bisa dikontrol serta diikuti dengan tanda-tanda yang dapat terlihat dan dirasakan secara fisik, seperti jantung berdebar, keringat dingin, kesemutan, mual, dan rasa nyeri pada tubuh. Berbeda dengan rasa takut, anxiety berorientasi pada ancaman yang belum jelas di masa depan dan terjadi secara terus menerus. Anxiety juga menghambat kemampuan kita untuk berfungsi secara umum, mengeluarkan reaksi yang berlebihan terhadap suatu situasi dan menghindar.
Ada beberapa jenis anxiety disorder, yaitu generalized anxiety disorder, panic disorder, phobia, social anxiety disorder, separation disorder, selective mutism
Apa itu depression?
Bukan sekedar sedih dan malas beraktivitas, depresi adalah kondisi gangguan mental yang lebih kompleks dari itu. Depresi didefinisikan sebagai kesedihan atau keputusasaan mendalam yang berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan dan mempengaruhi fungsi seseorang dalam kesehariannya. Depresi disertai dengan gejala fisik, mulai dari rasa sakit, perubahan berat badan drastis, gangguan pola tidur, dan lemas. Seseorang dengan depresi mengalami kesulitan konsentrasi, tidak berminat dan tidak bisa melakukan apa-apa bahkan untuk kegiatan sederhana, ada rasa bersalah atau tidak berharga, dan keinginan untuk mengakhiri hidup.
Di sisi lain, tidak semua orang dengan depresi akan menunjukkan ciri-ciri tersebut dalam kesehariannya. Ada istilah “smiling depression” yang diartikan sebagai kondisi dimana seseorang dengan depresi tetap terlihat ceria, optimis, dan menjalani keseharian seperti biasa. Kondisi ini memiliki gejala umum seperti depresi pada biasanya dan justru memiliki resiko lebih besar untuk bunuh diri karena mereka bisa memiliki lebih banyak energi untuk melakukannya.
Anxiety digambarkan seperti kamu ingin mengendalikan semua hal agar berjalan lancar namun kamu takut dan cemas sehingga akhirnya kehilangan kontrol dalam hidupmu. Sedangkan depresi membuatmu lesu dan bahkan putus asa ,tidak memiliki keinginan sama sekali untuk melakukan apa-apa. Kedua hal ini seperti bertolak belakang, namun sebenarnya terkait satu sama lain. Bagaimana keterkaitannya dan apa yang membedakan anxiety dan depression?
Secara umum, kedua gangguan mental ini menghambat seorang individu melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Sebanyak 60% orang dengan anxiety disorder juga memiliki gejala depresi dan begitupun sebaliknya. Ada juga beberapa ciri fisik yang terlihat dari keduanya, yaitu
Masalah pencernaan
Perubahan nafsu makan dan berat badan
Sulit tidur dan berkonsentrasi
Mudah marah atau gelisah
Anxiety disorder dan depresi dapat disebabkan juga dari sumber yang sama, mulai dari faktor genetik, stress atau tekanan lingkungan, kepribadian, dan kejadian atau pengalaman hidup yang traumatis. Gangguan juga biasanya disebabkan oleh beberapa faktor (multifaktor). Selain itu, salah satu kesamaan lagi dari kedua gangguan mental ini adalah dapat diatasi dan diobati.
Adanya kesadaran diri dan kepekaan akan kesehatan mentalmu adalah langkah yang sangat baik dan berani. Hanya saja, membaca dan merasa relate dengan yang disebutkan artikel ini tidak cukup untuk mendiagnosa. Butuh tahapan yang lebih mendalam dan menyeluruh dengan bantuan profesional untuk bisa menentukannya. Oleh karena itu, berilah dirimu kesempatan untuk dibantu oleh profesional agar kamu bisa memahami dengan benar apa yang menjadi kekhawatiranmu dan bagaimana cara yang tepat untuk menangani kondisi mentalmu.
Ditulis oleh
Maria Grace, S.Psi