Bertanya-tanya seperti ini bisa bikin kita gak fokus kerja, kemudian hasil kerjanya jadi gak maksimal dan berujung dipanggil bos atau diprotes rekan kerja. Tentu ini kurang baik ya untuk reputasi kinerja kita di kantor. Sayangnya, ketika kita ada di lingkungan kerja yang toxic, pertanyaan ini sulit untuk dihilangkan dan susah juga untuk dijawab karena akhirnya malah muncul pertanyaan baru: “sebenernya yang bermasalah itu aku atau memang kantornya yang toxic?”
Kalau kamu salah satu orang atau punya temen yang ngalamin hal ini, maka artikel ini cocok untuk kamu supaya tau apakah kamu yang perlu berefleksi dan beradaptasi atau lingkungan kerjanya yang perlu dibenahi? Yuk simak sampai habis!
Tanda-Tanda Lingkungan Kerja yang Toxic
Lingkungan kerja yang toxic menunjukkan adanya pola perilaku tidak sehat sebagai budaya kerja sehari-hari. Seperti apa sih tanda-tandanya? Berikut penjelasannya:
Tidak ada work-life balance
Ketika waktumu lebih banyak digunakan untuk urusan kantor dan tidak ada lagi waktu untukmu “me-time”, berkumpul dengan keluarga, atau bahkan untuk mendapat waktu yang cukup untuk tidur. Ketika pekerjaanmu menyita waktu, tenaga, bahkan semangat hidupmu, maka itu adalah tanda buruk.
Tidak ada kesempatan berkembang
Skill dan potensimu tidak difasilitasi untuk berkembang, kamu merasa “stuck” pada posisimu bahkan tidak bisa membayangkan akan seperti apa karirmu 2 tahun ke depan. Kamu juga tidak diberi kesempatan untuk mencoba hal baru atau hanya dijanjikan tanpa eksekusi.
Kurangnya komunikasi dan profesionalitas
Transparansi dalam komunikasi antar rekan, tim atau atasan sangat penting agar semua merasakan budaya kerja yang adil, terpercaya, dan profesional. Apabila tempat kerjamu tidak memiliki komunikasi yang terbuka, maka besar kemugkinan kamu tidak lagi percaya pada atasan ataupun rekan. Hal ini akan mempengaruhi kerja sama dan hasil kerja kamu dan tim yang pada akhirnya menjadi beban pikiran baru untukmu
Hubungan yang kurang baik dengan atasan maupun rekan
Tempat kerja yang membiarkan atau bahkan mendukung adanya bullying, gosip, fitnah, lelucon yang menjatuhkan atau dengan sengaja menjatuhkan mental seseorang adalah contoh nyata lingkungan kerja yang toxic. Atasan yang terlalu menuntut dan menyalahgunakan kekuasaan juga menjadi salah satu contohnya. Tidak akan ada orang yang nyaman datang ke kantor dan bisa bekerja dengan baik dengan perasaan takut dan cemas untuk berinteraksi dengan rekannya sendiri.
Apakah Masalahnya Pada Diri Sendiri?
Tidak ada salahnya untuk mempertimbangkan bahwa ada kemungkinan perasaan-perasaan negatif itu tidak sepenuhnya disebabkan hanya oleh tempat kerjamu. Ada beberapa hal yang dapat kamu pikirkan sebagai bahan intropeksi:
Perfeksionis
Kamu merasa tidak puas dengan semua hasil pekerjaanmu, meskipun sudah ada feedback yang baik dari atasan ataupun tim. Kamu merasa selalu ada yang kurang dan tidak cukup baik untuk bisa diajukan atau dilaksanakan
Kesulitan mengelola stress
Tekanan yang datang dari aspek lain dalam hidupmu, seperti finansial, keluarga, atau pertemanan bisa mempengaruhi motivasi, semangat, bahkan caramu merespon pekerjaan secara negatif
Impostor Syndrome
Rasa tidak percaya diri, takut gagal, atau merasa tidak cocok dengan pekerjaan membuat kamu mengalami impostor syndrome atau rasa tidak pantas untuk sukses. Sindrom ini membuatmu tidak bekerja dengan baik dan maju dalam karir. Akibatnya, performa yang tidak baik itu menganggu dinamika kerja tim ataupun penilaianmu oleh atasan
Masalahnya dimana?
Setelah melihat berbagai kemungkinan yang bisa menjadi penyebab adanya demotivasi ataupun rasa tidak nyaman dalam pekerjaanmu, mungkin kamu masih bertanya-tanya, jadi bagaimana menentukan apa sebenarnya yang menjadi masalah? Kamu perlu melakukan beberapa hal untuk menentukannya
Evaluasi diri
Cobalah untuk memeriksa lagi ke dalam dirimu. Buatlah catatan atau daftar yang dapat membantumu mengidentifikasi penyebab dan menemukan titik awal permasalahan. Apabila kamu memiliki kesulitan dalam hal ini, tidak ada salahnya untuk mencoba bantuan profesional, seperti konselor atau psikolog
Komunikasi
Kamu bisa berbagi cerita dengan karyawan lain mengenai lingkungan kerja kalian. Apabila ada kesamaan dengan mereka, bisa jadi masalahnya memang dari lingkungan kerja. Bertanyalah juga pada mereka mengenai kinerjamu atau kerja sama kalian. Terbukalah karena masukan dari orang lain akan memberimu persepktif baru mengenai diri dan lingkungan. Tetap batasi diri dan jangan menelan mentah-mentah kritik dari rekan agar tidak jadi stress baru buatmu
Feedback dari orang lain
Masukan dari atasan/HR atau bahkan orang lain di luar pekerjaanmu dapat membantumu menilai secara objektif. Sampaikan apa yang menjadi kesulitanmu dan mintalah saran mengenai pendekatan lain yang bisa kamu kamu coba terapkan. Jadikan masukan tersebut sebagai bahan evaluasi diri
Bekerja dengan perasaan tidak semangat dan setengah hati sedikit banyak mempengaruhi bagaimana kinerja dan kontribusi kita pada perusahaan. Seringkali, kebingungan akibat lingkungan yang dirasa tidak mendukung karir membuatmu merasa galau. Cobalah untuk menerapkan tips diatas dan janganlah ragu untuk mencari bantuan agar perasaan negatif itu tidak berlarut terlalu lama. Kalau kebetulan kamu adalah bagian dari divisi SDM ataupun sebagai karyawan, kamu bisa menghubungi Grome.id untuk mendapatkan informasi lebih jauh mengenai program Pendampingan Karyawan. Temukan masalahnya dan buatlah keputusan yang tepat agar kesehatan mental dan kinerjamu tetap terjaga sehingga potensi terbaikmu dapat terlihat
Ditulis oleh
Maria Grace, S.Psi