Apakah aku mengalami Superwoman Syndrome?
apakah-aku-mengalami-superwoman-syndrome

Apakah aku mengalami Superwoman Syndrome?

Jika di zaman kakek nenek moyang kita, para perempuan lebih banyak berperan dalam mengurus rumah tangga, mulai abad ke ke-20, peran perempuan lebih meluas lagi. Banyak perempuan yang berkarir serta memegang posisi yang strategis, bukan hanya di perusahaan swasta, melainkan juga di pemerintahan. Hal ini tentunya merupakan hasil yang baik dari perjuangan emansipasi wanita. Perempuan jadi memiliki hak dan kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam hal berpendapat, mengenyam pendidikan, dan bekerja. 


Hanya saja, kesempatan besar ini akhirnya dibarengi juga dengan tuntutan yang besar. Ekspektasi masyarakat mengharuskan perempuan untuk tetap turun tangan sepenuhnya dalam hal mengurus rumah tangga sekaligus menunjukkan performa yang cemerlang dalam pekerjaan. Bila seorang ibu terlalu fokus bekerja, ia akan dicap sebagai “ibu yang kurang baik”, namun di saat yang bersamaan, jika seorang ibu terlalu sering meluangkan waktu untuk anak saat harus bekerja, ia akan di cap sebagai “pekerja yang kurang baik”.  Bila diibaratkan dalam sebuah drama, para perempuan inilah yang menjadi pemeran utama pria dan wanitanya. 


Tuntutan sosial untuk menjadi sempurna layaknya “superwoman” dari akhirnya terinternalisasi dalam diri perempuan. Ketika perempuan merasa belum bisa memenuhi ekspektasi yang diharapkan darinya, akan muncul perasaan tertekan, cemas, bahkan dapat berujung pada depresi. Meskipun fenomena ini awalnya umum dialami oleh para perempuan dari golongan masyarakat kulit hitam dan coklat, saat ini sindrom “superwoman” dapat dialami oleh siapa saja.  Bisa jadi ibu, kakak, sepupu, teman, atau bahkan kamu sedang mengalami hal ini, loh!


Lalu, apa yang bisa dilakukan? Sebelum itu, yuk kita kenalan dulu dengan Superwoman Syndrome. Baca artikel ini sampai habis ya!


Apa itu superwoman syndrome ?

Superwoman syndrome adalah sebuah istilah yang muncul akibat adanya tuntutan sosial untuk menjadi sempurna dalam setiap peran yang dijalani oleh perempuan. Pengejaran akan kesempurnaan ini menimbulkan para perempuan merasa kewalahan untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi, profesional, dan sosial. Mereka seringkali merasa tidak cukup baik atas apa yang mereka lakukan sehingga mereka menjadi “terlalu keras”pada diri mereka sendiri. Sikap inilah yang akhirnya menimbulkan tekanan secara emosional dan menyebabkan gangguan pada kesehatan, baik fisik maupun mental, seperti kelelahan kronis, gangguan tidur, sakit kepala, cemas, sulit berkonsentrasi, hingga depresi.



Ciri-ciri kamu mengalami superwoman syndrome!
Saking sibuknya kamu menjalani semua peran yang dibebankan padamu, seringkali kamu tidak sempat memiliki waktu untuk bisa merasakan dan memproses emosi setiap emosi yang kamu alami. Jangankan membahas emosi, kamu bahkan sering tidak sempat menyadari dan menikmati hasil dari usaha yang sudah kamu capai. Cobalah untuk tanyakan beberapa pertanyaan ini pada dirimu sendiri

  • Apakah saat ini kamu sedang menjalankan banyak peran dan tanggung jawab sekaligus yang menuntutmu untuk memusatkan perhatian penuh?

  • Apakah orang-orang di sekitarmu bergantung padamu secara emosional dan finansial?

  • Apakah kamu sering memendam rasa kesal, marah, tertekan, atau emosi negatif lainnya karena merasa hal tersebut membuat kamu terlihat lemah dan mengganggu kamu melakukan tanggung jawabmu?


Bila kau menjawab “Ya” pada pertanyaan-pertanyaan ini, maka kemungkinan kamulah “superwoman” tersebut. Sebuah skema “superwoman” yang terbentuk dalam masyarakat mengajarkan kita bahwa kekuatan, resiliensi, dan berfokus pada pencapaian yang tinggi adalah karakteristik yang diperlukan untuk mencapai kualitas hidup yang bermakna. Ini bukanlah hal yang buruk, hanya saja karakteristik inilah yang membuat perempuan seperti “mematikan” emosinya dan merasa bahwa meminta pertolongan dari orang lain akan membuatnya terlihat lemah dan tidak dapat diandalkan. 




Tips mengatasi superwoman syndrome!

Kita memang tidak bisa menghindari peran dan tanggung jawab yang sudah diberikan. Beberapa dari kita memiliki kondisi keluarga, finansial, dan sosial yang “memaksa” kita untuk menanggung beban yang lebih berat dibandingkan yang lainnya. Terkadang, bukannya kita tidak ingin menunjukkan kerapuhan atau mengatakan “tidak”, hanya saja dengan melihat betapa banyaknya orang yang bergantung pada kita, rasanya sulit untuk melangkah mundur dan beristirahat dengan alasan demi diri sendiri

Namun, penting untuk diingat bahwa kita juga manusia yang butuh waktu untuk merawat fisik dan mental diri. Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu mengatasi superwoman syndrome:

  1. Sadari bahwa kita memang bukan superwoman

Mengakui keterbatasan diri adalah langkah awal untuk melepaskan tekanan berat yang ada di pundakmu. Kita tidak harus sempurna dalam segala hal. Tumbuhkan rasa kasih sayang pada dirimu. Maafkan dirimu jika kamu tidak bisa memenuhi ekspektasi orang lain. Sadari bahwa kamu sudah mengusahakan yang terbaik. 

  1. Jadikan rutinitas harian yang sederhana sebagai bentuk self care

Apabila kamu tidak bisa meluangkan waktu untuk pergi ke kafe atau menonton film sendiri, kamu bisa menjadikan rutinitas harianmu sebagai salah satu bentuk self-care yang bisa kami nikmati. Tenangkan pikiran ketika sedang membuat kopi atau teh setiap pagi, praktekkan mindfulness saat mandi atau berganti pakaian, dengarkan lagu kesukaanmu ketika sedang dalam perjalanan. Manfaatkan jam istirahat untuk latihan pernapasan atau untuk beristirahat sejenak.

  1. Temukan support system

Kamu memang tidak bisa meminta orang lain mengerjakan apa yang jadi tanggung jawab kamu, tetapi kamu bisa berbagi cerita untuk meringankan beban emosional yang kamu tanggung. Setidaknya, hal-hal yang memberatkan dirimu bisa kamu keluarkan satu persatu agar hatimu lebih lega. Berceritalah dengan orang yang kamu percaya, temukan teman atau komunitas yang mungkin punya beban yang sama dengan kamu sehingga kamu tahu bahwa kamu tidak sendiri dalam menjalani ini semua

  1. Konsultasi dengan profesional

Jika kamu merasa kewalahan dan kehidupanmu sehari-hari sudah terganggu, tidak ada salahnya mencari bantuan dari psikolog atau konselor. Grome.id dapat membantu kamu mendapatkan pemahaman yang tepat mengenai beban yang kamu alami sehingga strategi coping yang dilakukan juga tepat. 


Menghadapi superwoman syndrome bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti bahwa kamu telah berjuang dengan luar biasa. Mengakui kelelahan, kerapuhan dan mengambil langkah untuk merawat diri sendiri adalah tindakan berani yang menunjukkan kamu menyayangi dirimu yang sudah berjuang. Jika beban terasa terlalu berat, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional — karena kesehatan mentalmu sama pentingnya dengan peran yang kamu jalani. Dengan kesehatan mental yang baik, semua peran yang kamu jalani akan menjadi lebih bermakna. Untuk semua perempuan hebat di luar sana, ingatlah bahwa kamu berharga dan pantas untuk bahagia, bukan karena kamu sempurna, tetapi karena kamu manusia yang layak dicintai, termasuk oleh diri sendiri.



Ditulis oleh

Maria Grace, S.Psi