“Boro-boro mau beli rumah dan ngerasain yang namanya financial freedom before 30, gaji belum habis di tanggal tua aja udah bagus”
Kira-kira begitulah sepotong kecil dari curhatan para generasi sandwich. Kewajiban untuk membiayai orang tua, anak, bahkan mungkin saudara menjadi beban yang berat sehingga sulit untuk bisa menikmati hasil kerja keras untuk diri sendiri. Belum lagi, tuntutan pekerjaan dan biaya hidup semakin besar dari hari ke hari membuat para generasi sandwich seperti tidak dapat mengeluh dan beristirahat sejenak bagi kewarasan diri.
Sulit bagi individu yang menjadi generasi sandwich untuk bisa meluangkan waktu untuk “me time”, seperti merawat diri atau melakukan hobi, karena terkadang ada beberapa individu yang bahkan harus menjalani dua pekerjaan untuk mendapatkan pendapatan tambahan agar kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi. Hal ini menyebabkan kesehatan fisik dan mental tidak mendapatkan perhatian yang cukup, sehingga pada akhirnya mereka mulai kehilangan diri, tujuan, dan makna hidup
Apakah bisa seorang generasi sandwich menghidupi orang tua dan anak sambil tetap merawat diri serta memaknai hidupnya secara penuh? Yuk kita simak artikel ini lebih lanjut
Apa itu generasi sandwich?
Generasi sandwich adalah sebutan bagi para individu yang bertanggung jawab untuk merawat diri sendiri, orang tua, dan anak kandungnya sendiri. Kenapa disebut sandwich? Seperti layaknya daging yang dihimpit oleh dua roti, begitupula individu ini dihimpit oleh dua generasi di atas dan bawahnya.
Apa ada efek positif yang bisa dimaknai?
Menjadi generasi sandwich tentu bukanlah hal yang mudah, tidak sedikit yang menyesali keadaan keluarganya yang membuat mereka harus menjalani ini. Berbagai dampak negatif tmenyertai keadaan ini. Masalahnya sangat beragam, mulai dari stress dan cemas akibat kondisi finansial dan kesehatan, kesulitan membedakan peran antara anak pada orang tua, orang tua pada anak, serta pada pasangan, dan tentunya hampir tidak ada waktu untuk merawat diri. Namun, dibalik kesulitan tersebut, ada dampak yang bisa dimaknai sebagai bentuk pengembangan diri secara positif, antara lain:
Resiliensi tinggi
Dikutip dari forum Quora, keadaan sulit dan mendesak yang sering dihadapi oleh individu generasi sandwich membentuk mereka menjadi pribadi yang memiliki daya juang hidup yang tinggi. Keadaan hidup seakan-akan melarang mereka untuk menyerah karena banyaknya tanggungan yang harus dipenuhi sehingga mereka dapat lebih mudah untuk bangkit dari kegagalan dan kembali berusaha
Kemampuan manajemen finansial yang baik
Dengan tuntuntan untuk harus menghidupi setidaknya 2 generasi dalam keluarga, memiliki kemampuan manajemen finansial yang baik adalah skill yang wajib dimiliki. Seiring berjalannya waktu, para generasi sandwich akan menemukan cara yang paling tepat bagi mereka untuk mengatur pemasukan, pengeluaran, cicilan, tabungan, dan pengeluaran darurat keluarga. Keadaan melatih mereka untuk bisa menentukan skala prioritas dan mengambil keputusan dengan bijak terkait keuangan
Kemampuan berpikir kreatif dan strategis
Sebagai generasi sandwich, akan banyak situasi mendadak dan tak terduga yang tidak masuk dalam perhitungan. Maka dari itu, mereka akan terlatih untuk berpikir kreatif untuk mencari solusi dari masalah. Hal ini juga yang akhirnya membawa mereka untuk bisa berpikir secara strategis agar setiap langkah yang dilakukan sudah terprediksi outcome nya dan seluruh anggota keluarga aman dari resiko di kemudian hari. Skill ini bukan hanya berguna untuk mengelola keluarga, namun akan sangat bermanfaat juga bagi pekerjaan di kantor.
Tips merawat diri ala generasi sandwich!
Beban yang ditanggung oleh generasi sandwich beratnya tidak main-main. Sebuah kalimat menarik dikutip dari bbc.com mengatakan bahwa efek positif dari menjadi generasi sandwich tidak akan dapat disadari apabila sress yang dirasakan melebihi kemampuan diri untuk mengatasinya. Maka dari itu, penting bagi para individu generasi sandwich untuk bisa mengelola stress dan merawat diri secara berkala agar kesehatan mental dapat terjaga sehingga peran dapat dijalankan dengan maksimal dan bermakna. Berikut tips nya!
Lakukan meditasi mindfulness secara rutin
Meskipun mungkin kamu tidak punya waktu melakukan meditasi, kamu bisa mencoba mengaplikasikan meditasi mindfulness secara rutin sembari menjalankan aktivitasmu sehari-hari. Kamu bisa memulainya dengan mulai memusatkan fokus pada kelima indera ketika bangun tidur, mandi, bersiap-siap, sarapan, bahkan ketika sedang dalam perjalanan pada udara, suara, tekstur, rasa, dan warna atau pemandangan yang kamu alami. Dengan cara ini, kamu dapat memulai hari dengan pikiran yang tenang karena berada di saat ini dan masa kini
Buat jadwal rutinitas dan kegiatan pada kalender
Biasakan diri untuk mencatat setiap jadwal rutin, kegiatan harian, janji, ataupun tugas penting pada kalender agar kamu tidak membebani pikiranmu dengan mengingat-ingat jadwal yang padat. Dengan demikian, kamu dapat menyusun skala prioritas dengan baik, pekerjaan terlaksana dengan baik, serta tidak ada kegiatan penting yang tertinggal
Libatkan anggota keluarga, dan manfaatkan jasa homecare atau ART untuk membantu
Apabila situasi finansialmu memungkinkan, cobalah untuk menggunakan jasa homecare atau ART untuk membantumu mengerjakan pekerjaan rumah atau merawat orang tua jika sakit. Jika tidak memungkinkan, Kamu juga bisa mulai melibatkan anakmu untuk mengerjakan pekerjaan rumah, seperti mencuci piring sendiri atau merapikan mainan (tentunya jika sudah cukup usia, ya). Libatkan suami untuk membantu pekerjaan rumah mingguan seperti mencuci baju, belanja kebutuhan rumah, menyapu dan mengepel. Dengan mendelegasikan tugas, bebanmu akan lebih berkurang dan tenaga serta waktu bisa dialokasikan untuk berisitirahat atau melakukan pekerjaan lain
Cari bantuan profesional bagi kesehatan mentalmu
Bukan rahasia lagi kalau menjadi bagian dari generasi sandwich rentan terhadap stress akibat tuntutan dan tanggungan yang dihadapi dari keluarga dan pekerjaan. Belum lagi beban moral sebagai seorang anak, orang tua, dan pasangan yang menuntut kita untuk mencurhakan perhatian penuh. Kekhawatiran akan kurangnya kasih sayang pada keluarga, tidak dapat mencukupi kebutuhan, dan bahkan kelanjutan karir dapat menyebabkan kelelahan mental sampai burnout. Janganlah ragu untuk menghubungi professional agar kamu mendapatkan bantuan yang tepat. Dengan mental yang sehat, kamu dapat menjalankan peranmu dengan baik dan dapat mengelola stress serta emosi dengan baik
Siuasi keluarga setiap orang berbeda-beda, kemampuan diri setiap orang juga berbeda. Apabila kamu berada dalam keluarga yang menempatkan kamu pada generasi sandwich, percayalah bahwa kamu memiliki kemampuan yang dibutuhkan. Bagaimana kamu dapat mengelola dan memaknainyalah yang akan membantu kamu menjalankan peran ini dengan baik. Janganlah ragu untuk mengomunikasikannya dengan keluarga dan carilah bantuan profesional apabila dibutuhkan agar kamu tetap sehat secara fisik dan mental.
Ditulis oleh
Maria Grace, S.Psi