Hai Gromers!
Hayo, siapa nih yang sering senyum-senyum sendiri kalau lihat video para couple content creator di sosial media? Atau, ada yang jadi pernah mikirin gimana ya rasanya bisa quality time tapi sambil kerja bareng pasangan kayak Juan & Eve, Shasa & Gio, Ken & Grat, dan couples lainnya? Belakangan ini, sosial media diramaikan oleh pernikahan Shasa & Gio dan juga Juan & Eve yang dimana hubungan mereka dijadikan panutan oleh warganet, khususnya Gen-Z. Pasalnya, mereka memperlihatkan bagaimana hubungan mereka dapat ditingkatkan menjadi sebuah personal branding yang sukses. Sisi menyenangkan dan romantis dalam hubungan dikemas menjadi ide konten yang menarik dan membuahkan hasil. Di umurnya yang masih muda, kedua pasangan ini dapat menggelar pernikahan yang mewah, membeli rumah, dan mendapatkan kesempatan yang lebih luas melalui video-video mereka.
Nah, pada artikel ini kita akan coba bedah apa sih kelebihan dan kekurangan kerja bareng pasangan serta bakal ada tips bagaimana kamu dan pasangan bisa juga jadi power couple kayak Juan & Eve atau Shasa & Gio dalam berdinamika menjalin hubungan dan karir bersama. Yuk kita simak!
Kelebihan Kerja Bareng Pasangan
Seperti yang kita tahu, saat menjalin hubungan romantis pasti ada keinginan untuk selalu bersama-sama setiap saat. Hal inilah yang pastinya terjadi ketika kita bekerja bareng pasangan kita. Selain itu, ada beberapa keuntungan lainnya saat bekerja bareng pasangan
Jadi penyemangat kerja dan lebih produktif
Bekerja bersama pasangan otomatis membuatmu selalu bersama pasangan. Sebuah studi mengatakan bahwa ketika kita bekerja dengan pasangan, maka resiko mengalami burnout akan berkurang, meningkatkan mood, dan tidak perlu mengeluarkan banyak energi untuk menciptakan work-life balance
Terbangun koneksi yang lebih dalam terhadap satu sama lain
Pencapaian, keberhasilan, kesulitan kerja, bahkan konflik dengan rekan akan dihadapi berdua. Hal ini, pada titik tertentu akan membangun sebuah koneksi yang mendalam antara satu sama lain karena saling sama-sama tahu dan memahami proses yang dijalani.
Saling memahami satu sama lain
Adanya kesulitan dalam pekerjaan tentunya membuat suasana hati individu terganggu. Dengan bekerja bareng pasangan, kehadiran satu sama lain akan sangat membantu, baik secara penyelesaian masalah, pembagian tugas, ataupun dukungan secara emosional
Memiliki kesamaan jadwal kerja dan pemasukan
Bekerja di industri yang sama pada jadwal yang sama, saling berbagi pengetahuan mengenai pemasukan dan koneksi dapat memberikan ketenangan serta keseimbangan secara finansial
Kekurangan Kerja Bareng Pasangan
Semua keuntungan yang menyenangkan tidak serta merta terbebas dari adanya kerugian. Seperti layaknya pasangan pada umumnya, konflik dengan pasangan sulit untuk dihindari. Berikut adalah beberapa kerugian bekerja bareng pasangan
Masalah kerja terbawa ke ranah pribadi, begitupun sebaliknya
Bekerja bersama, khususnya pada ranah sosial media yang menunjukkan keseharian seringkali membuat batasan kehidupan pribadi dan profesional tidak terlihat. Emosi negatif yang ditimbulkan oleh konflik dapat terbawa pada saat bekerja sehingga menganggu jalannya kehidupan profesional yang mengancam juga kehidupan pribadi.
Resiko keuangan
Apabila kamu dan pasangan tidak memiliki pekerjaan sampingan lainnya, masalah ekonomi dapat memberi pengaruh besar. Dalam hal ini, sebagai content creator ataupun membangun bisnis bersama, projek atau kerjasama brand tidak selalu ada sehingga dibutuhkan banyak penyesuaian. Begitupun ketika kerja di kantor, apabila terjadi bangkrut atau pengurangan pegawai, resiko keuangan menjadi aspek yang perlu dipertimbangkan.
Sulit memberi kritik dan saran terkait pekerjaan
Hubungan romantis dapat mempengaruhi dukungan atau pandangan yang objektif pada pasangan ketika menyangkut pekerjaan. Kritik dan saran yang objektif cenderung tidak akan diberikan dengan pertimbangan menjaga perasaan. Namun, ketika ada konflik, kritik yang tidak perlu sering disebutkan karena adanya amarah pribadi
Sulit memiliki ruang sendiri
Setiap orang membutuhkan waktunya sendiri, baik untuk melakukan hobi ataupun beristirahat sejenak untuk mengembalikan energi. Apabila hal ini tidak didapatkan, maka akan menimbulkan perasaan frustrasi yang kadang juga tidak dapat diungkapkan karena ingin menjaga perasaan pasangan
Tips Menjaga Dinamika Hubungan Pribadi dan Profesional
Setelah mengetahui apa sih yang menjadi kelebihan dan kekurangan kerja bareng pasangan, gimana sih caranya supaya kamu dan pasangan tetap bisa berdinamika dalam menjalani hubungan romantis maupun profesional? Yuk kita intip tipsnya!
Liburan bersama
Habiskan waktu bersama tanpa membahas hal yang berhubungan dengan pekerjaan. Ambil cuti bersama untuk melakukan quality time tanpa kamera dan laptop agar kehangatan hubungan dan koneksi sebagai pasangan dapat tetap terjaga
Pertahankan sikap adil
Hormati satu sama lain, bukan hanya dengan pasangan, namun juga dengan rekan kerja lainnya yang bekerja sama dengan kamu. Dengan menghargai nilai, hasil kerja, prestasi kerja sesuai dengan keadaannya maka integritasmu sebagai profesional juga dapat terlihat
Komunikasi dengan efektif
Pelajarilah gaya komunikasi setiap orang, baik pasanganmu ataupun rekan kerjamu agar tidak terjadi kesalahpahaman. Sesuaikan sesuai dengan kebutuhan dan usahakan untuk melakukan percakapan pribadi di luar waktu kerja.
Menetapkan batasan
Ketika sedang dalam situasi formal ataupun masing-masing dari kalian sedang mengerjakan pekerjaannya, usahakan untuk menciptakan batasan. Tidak perlu untuk mengintervensi, mencuri waktu untuk bertemu, ataupun membahas obrolan pribadi ketika sedang bekerja. Selain itu, tentukan juga sampai batas mana humor boleh dilancarkan, momen apa yang boleh dijadikan konten, jam berapa urusan pekerjaan boleh dilakukan. Buatlah kesepakatan untuk kepentingan bersama
Dengan demikian, kamu dan pasangan sudah tidak perlu takut lagi untuk memulai usaha atau konten bersama. Hal yang penting adalah komunikasikan dengan pasanganmu, jangan lupa untuk tetap mengutamakan kesehatan hubungan kalian dan pastikan kalian melakukan apa yang kalian nikmati bersama.
Ditulis oleh
Maria Grace, S.Psi