“... aku salah satu pejuang BPD yaitu Borderline Personality Disorder, salah satu gangguan kesehatan jiwa yang menyebabkan ketidakstabilan emosi seseorang dan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak seseorang individu tersebut”. “... BPD itu salah satu penyakit kejiwaan yang sulit dideteksi dan sering disalahartikan sebagai Bipolar, PTSD, dan Multiple Personality Disorder, bahkan ke eating disorder..”
Kutipan diatas diambil dari interview Ariel Tatum bersama IDN Times. Sejak umur 18 tahun, Ariel Tatum didiagnosa memiliki BPD. Mungkin sebagian besar dari kita belum pernah atau baru mendengar istilah gangguan kesehatan mental ini. Begitupun dengan Ariel, awalnya ia juga bingung dan harus melalui banyak sekali proses untuk bisa mengenal serta memahami kondisi yang diidapnya.
Melalui artikel ini kita bisa bersama-sama memahami apa sih BPD dan seperti apa gejalanya. Namun, sebelum kita lanjut, perlu diperhatikan bahwa informasi yang tertera pada artikel ini hanyalah sebatas edukasi untuk meningkatkan awareness akan gangguan mental BPD, bukan sebagai landasan yang bisa digunakan untuk mendiganosa. Jadi, bacalah dengan bijak ya.
Yuk kita mulai!
Apa itu BPD?
Borderline Personality Disorder (BPD) atau yang dalam bahasa Indonesia disebut sebagai gangguan kepribadian ambang adalah salah satu gangguan kepribadian yang mempengaruhi cara seseorang merasakan, memandang, dan menilai dirinya, orang lain, dan hubungannya dengan orang lain. Orang dengan BPD ditandai dengan adanya ketidakstabilan mood dan perilaku implusif. Perubahan cepat dan tidak stabil ini berpengaruh besar pada fungsinya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pertemanan, hubungan romantis, keluarga, dan pekerjaan. Ciri ini mirip dengan gangguan Bipolar, sehingga banyak orang sering menyalahartikan. Keduanya dibedakan dengan memahami bahwa bipolar berarti seseorang akan mengalami dua episode mood yang bertolak belakang ekstrem, sedangkan BPD berarti seseorang mengalami kesulitan dalam hal regulasi emosi dan memiliki perubahan ekstrem yang cepat pada mood, perilaku, dan cara pandang diri.
Perlu diingat bahwa BPD ini adalah jenis gangguan kepribadian bukan gangguan mood sehingga ciri-ciri atau gejalanya bersifat menetap dan konsisten sejak usia remaja. Nah, ada berbagai gejala pada orang yang mengidap BPD, antara lain
Tujuan dan nilai hidup yang sering berubah secara ekstrem yang mempengaruhi cara pandang terhadap diri sendiri
Kecenderungan memandang sesuatu secara ekstrem, antara semua baik atau semua buruk
Pola hubungan yang tidak stabil dan intens dengan teman, keluarga, atau rekan kerja
Menghindari hubungan atau komunikasi dengan orang lain sebagai antisipasi disakiti atau diputuskan terlebih dahulu
Pandangan yang ekstrem terhadap orang lain, misal menganggap orang sebagai teman di satu hari dan musuh di hari berikutnya
Perilaku menyakiti diri sendiri, seperti menyayat, penyalahgunaan narkoba, dan seks bebas
Memiliki kesulitan mempercayai orang lain karena ketakutan irasional terhadap niat seseorang
Ketakutan akan komitmen, namun di saat yang bersamaan juga takut akan kesendirian
Episode depresi, marah, dan cemas yang ekstrem
Perasaan hampa atau kosong yang kronis
Kecenderungan memiliki adanya pikiran atau tindakan percobaan bunuh diri
Apa kata orang tentang BPD?
Sebagai jenis gangguan kepribadian yang sering disalahartikan, tentunya banyak sekali miskonsepsi atau pandangan yang salah terhadap BPD. Nah, apa aja sih kata orang tentang BPD? Mari kita simak bersama-sama
“Orang dengan BPD itu manipulatif dan cari perhatian”
Hidup dengan BPD dipenuhi dengan rasa cemas, stress, dan terkadang sulit untuk bisa bahagia. Mereka mengalami ketidakstabilan yang ekstrem dalam berbagai akspek hidupnya yang membuat mereka juga merasa tidak nyaman. Bagi orang awam, mereka memang terasa seperti manipulatif dan cari perhatian, dengan segala perubahan ekstrem dan cara pandang yang negatif terhadap diri dan hubungan dengan orang lain. Tetapi, sikap inilah yang harusnya bisa meningkatkan awareness dan rasa peduli kita untuk membantu mereka karena mereka pun kesulitan untuk menangani hal ini sehingga seringkali melakukan cara yang salah.
“ BPD itu penyakitnya perempuan gak sih?”
Memang, penderita BPD mayoritas adalah perempuan, tetapi bukan berarti laki-laki tidak bisa mengidap BPD. Dari populasi orang pengidap BPD, 25% diantaranya adalah laki-laki. Hanya saja, laki-laki dengan gejala atau ciri-ciri BPD seringkali menolak untuk mencari bantuan karena adanya ketakutan akan dipandang lemah oleh orang terdekat ataupun masyarakat
“Orang dengan BPD itu gak bisa mencintai ataupun dicintai”
Orang dengan BPD mengalami kesulitan terhadap komitmen, regulasi emosi, dan memiliki cara pandang yang bisa berubah secara ekstrem terhadap hubungan dengan orang lain. Mereka juga seringkali melakukan tindakan impulsif yang akan mereka sesali. Kondisi ini akan sangat menantang bagi orang yang berhubungan dengan orang dengan BPD, namun bukan berarti orang dengan BPD tidak bisa dicintai atau mencintai. Hanya butuh kesabaran dan pengertian dari kedua belah pihak untuk mau menerima dan mencari bantuan agar bisa pulih dan berkembang bersama sehingga hubungan mereka dapat bekerja
Nah, Gromers, melalui artikel ini kita dapat melihat betapa rumitnya hidup dengan BPD. Ditambah dengan miskonsepsi yang bererdar pasti menjadi tambahan beban lagi bagi para pengidapnya. Dengan demikian, yuk kita bisa sebarkan artikel ini untuk mengedukasi lebih banyak lagi masyarakat awam mengenai gangguan kesehatan mental. Perlu diingat juga bahwa jangan mendiagnosa diri sendiri—jika kamu merasa memiliki gejala seperti yang disebutkan, jangan ragu untuk menghubungi profesional di Grome.id untuk membantu #BikinJadiJelas sehingga kamu bisa mendapatkan bantuan yang tepat, karena orang dengan BPD dapat pulih dengan penanganan yang sesuai.
Ditulis oleh
Maria Grace, S.Psi