Tahukah kamu kalau tema bulan Kesehatan Mental 2025 mengambil tema “It’s Time To Prioritize Mental Health In The Workplace”?
Kenapa ya tema ini menjadi penting untuk dibahas?
Faktanya, kita menghabiskan kurang lebih 35-48 jam per minggu untuk bekerja. Hal ini berarti orang Indonesia menghabiskan sekitar seperlima sampai hampir sepertiga hidupnya per minggu untuk kerja. Tidak sedikit yang lebih banyak menghabiskan waktu di kantor daripada di rumah. Oleh karena itu, penting untuk bisa benar-benar memperhatikan kesehatan mental di tempat kerja karena di sanalah kita lebih banyak “hidup”, mulai dari bekerja secara profesional, sampai berdinamika dengan orang lain.
Coba cek fakta menarik di bawah ini untuk semakin paham betapa pentingnya memperhatikan kesehatan mental di tempat kerja!
15% pekerja Indonesia stres di kantor
Menurut survei Gallup 2025, 1 dari 7 pekerja di Indonesia mengaku sering stres gara-gara kerjaan.
20% pekerja Asia Tenggara (termasuk Indonesia) stres di tempat kerja
Jadi bukan cuma di Indonesia, tapi tren stres kerja juga lumayan tinggi di kawasan ini.
Lebih dari setengah pekerja merasa burnout
52% karyawan bilang mereka pernah ngerasa burnout dalam setahun terakhir.
Skor kesehatan mental kerja Indonesia masih rendah
Workplace wellbeing kita cuma di angka 53,26%, kalah jauh sama Malaysia (67,9%) dan Singapura (68,2%).
Banyak yang kerja walau nggak fit
Presenteeism di Indonesia tinggi banget: 41,2% kerja walau kondisi fisik/mental lagi drop. Bandingin sama angka absen kerja (7,69%). Jadi gak produktif!
Depresi di kalangan pekerja nyata adanya
4,3% pegawai swasta dan 2,4% ASN di Indonesia dilaporkan mengalami depresi.
Gen Z paling rentan masalah mental
Survei JakPat nunjukin: 59% Gen Z di Indonesia pernah ngalamin masalah mental. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding Millennials (39,8%) atau Gen X (24%).
Anak muda lebih vokal soal mental health
Pekerja usia awal karir (20–30an) biasanya lebih berani ngomongin soal mental health, jadi lebih kelihatan struggle-nya dibanding generasi yang lebih senior.
Jadi tahu kan sekarang? Yuk, kita sama-sama prioritaskan kesehatan mental di kantor. Mari kita pahami bersama kalau kerja itu bukan cuma soal produktif, tapi juga soal tetap waras, sehat, dan bahagia bareng-bareng.