Gamophobia : Phobia Pernikahan itu Ada!
gamophobia--phobia-pernikahan-itu-ada

Gamophobia : Phobia Pernikahan itu Ada!

Gromers, apakah bayangan mengenai berkomitmen dengan seseorang dalam hubungan romantis membuatmu merasa cemas? Pernahkah kamu menjalin hubungan dengan orang lain namun enggan memberi label yang jelas pada hubungan tersebut? Atau pernahkah kamu mengakhiri hubungan romantis secara impulsif untuk menghindari keseriusan yang lebih mendalam, seperti pernikahan?


Merasa cemas ataupun takut terhadap komitmen jangka panjang merupakan hal yang wajar. Tetapi, tahukah kamu kalau kamu punya takut yang berlebih untuk berkomitmen, atau takut yang berlebih terhadap pernikahan, bisa jadi kamu mengalami Gamophobia, ketakutan akan komitmen dalam hubungan romantis dan menikah. Memiliki gamophobia bukan berarti kamu tidak bisa menjalin hubungan dengan orang lain, tetapi kamu sulit mempertahankan hubungan tersebut, karena ada ketakutan besar terhadap hubungan pernikahan.


Mungkin penjelasan diatas membuat kamu bertanya-tanya, apakah seseorang dengan gamophobia akan selamanya merasa seperti ini? Apakah hal ini bisa ditangani atau perlu dijalani seumur hidup? Apa yang jadi penyebabnya? Mari sama-sama kita cari jawabannya di dalam artikel ini!



Apa itu gamophobia?

Gamophobia, diambil dari bahasa Yunani yaitu gamos (pernikahan) dan phobos (ketakutan) didefinisikan sebagai ketakutan akan komitmen terutama pada hubungan jangka panjang, yaitu pernikahan. Pandangan atau gambaran seseorang mengenai kehidupan pernikahan banyak dipengaruhi oleh pengalaman mereka melihat hubungan yang ada sebelumnya, baik dalam keluarga maupun pertemanan. Kegagalan hubungan orang tua karena adanya konflik berkepanjangan, perselingkuhan, atau kekerasan dapat meningkatkan resiko seorang anak mengalami gamophobia. Pola asuh orang tua pun berkontribusi pada phobia ini. Ketika kebutuhan anak secara fisik dan emosional tidak terpenuhi, maka anak akan tumbuh dengan rasa takut ditelantarkan dan menolak berkomitmen dengan orang lain karena merasa tidak aman untuk berada dalam sebuah hubungan.



Apabila kamu memiliki gamophobia, kamu akan menunjukkan beberapa gejala atau tanda perilaku, baik di dalam maupun di luar hubungan romantis

  • Kesulitan membentuk ataupun mempertahankan hubungan jangka panjang

  • Merasakan kecemasan dan tertekan ketika ada di dalam hubungan

  • Selalu merasa khawatir akan berakhirnya hubungan

  • Menolak atau menutup diri dari orang yang ingin menjalin hubungan

  • Mengakhiri hubungan secara impulsif

  • Menghindari hubungan yang jelas dan lebih memilih situationship


Tidak hanya itu, ada juga ciri-ciri fisik yang bisa muncul pada saat sedang membahas atau berada dalam hubungan jangka panjang yang perlu kamu perhatikan, antara lain:

  • Merasa tersedak

  • Pusing

  • Jantung berdegup kencang

  • Gemetar

  • Berkeringat berlebihan


Perlu diingat bahwa suatu kondisi dapat dikatakan sebagai fobia adalah apabila individu mengalami dan menunjukkan ketakutan atau kecemasan secara langsung, menghindari atau menghadapi stimulus dengan tekanan yang berat, dan mengalami keterbatasan pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari kehidupan pribadi, sosial, maupun profesional. Selain itu, gejala atau tanda di atas setidaknya sudah dialami selama paling sedikit 6 bulan dan tidak terjadi karena kondisi gangguan mental lainnya. Tetapi, hal ini tidak cukup untuk mendiagnosa dirimu sendiri, jadi jangan lupa konsultasikan dengan Psikolog dan hindari self diagnose.  



Tips mengatasi gamophobia!


Meskipun tidak ada dalam DSM-5 dan tidak dianggap sebagai gangguan mental, gamophobia tetap memiliki efek yang dapat mempengaruhi kehidupan pribadi, profesional, dan terlebih sosial. Meskipun prosesnya akan sulit, namun gamophobia dapat diatasi dan perlahan kamu bisa menjalin hubungan dengan perasaan yang lebih nyaman, aman, dan tenang. Bagaimana caranya? Berikut penjelasannya!

  1. Identifikasi akar permasalahannya
    Cobalah untuk berefleksi atau lakukanlah konsultasi dengan psikolog. Temukan apa yang menjadi akar permasalahan kamu mengalami ketakutan akan komitmen. Tahap ini akan memakan waktu yang lama dan menyakitkan karena mungkin harus membuka luka lama yang ingin kamu kubur dalam-dalam, seperti pengalamanmu dalam hubungan,  pengalaman masa kecilmu, atau bahkan pola hubungan dalam keluarga. Jadi, Berproseslah sesuai dengan kemampuan dirimu, dan sebaiknya didampingi oleh pakarnya. 

  2. Jangan terlalu keras pada dirimu

Menghadapi hal-hal yang menakutkan bukanlah proses yang nyaman. Jangan terlalu menekan dirimu apabila kamu mengalami jatuh bangun. Jangan paksakan dirimu untuk langsung bisa berkomitmen pada hal-hal besar. Mulailah sedikit dan perlahan. Setiap langkah yang kamu lakukan adalah perjalanan yang sudah kamu usahakan. Jadi, tunjukkan kasih sayang pada dirimu dengan memberikan hadiah sebagai apresiasi atas usahamu. 

  1. Komunikasikan perasaanmu

Bila kamu merasa takut, tidak nyaman, atau punya keluh kesah di dalam atau pada proses menjalani hubungan, komunikasikanlah itu pada pasangan atau teman dekatmu. Selain kamu jujur dengan diri sendiri, kamu juga jujur pada orang terdekat sehingga kamu akan merasa lebih tenang, begitupun orang terdekat tersebut. Mereka juga jadi tahu apa yang harus dilakukan untuk membuatmu nyaman dalam berproses


“Lalu, bagaimana kalau pasanganku yang menunjukkan adanya gamophobia? Bagaimana aku bisa membantunya?” Kalau ini yang kamu hadapi, cobalah untuk menerapkan hal-hal berikut ini!

  1. Berikan ruang pribadi untuk pasangan
    Pasangan yang memiliki ketakutan akan komitmen akan mengalami kesulitan apabila ditekan dan dikejar untuk terus memberi kejelasan. Berikan mereka waktu untuk mengelola perasaan dan mengomunikasikan apa yang menjadi kesulitannya. Dengan demikian, kamu dapat membantu dia mengurangi kecemasannya akan komitmen.

  2. Tunjukkan dukungan pada pasangan
    Jadilah pendengar yang baik. Dengarkan apa yang menjadi ketakutan mereka tanpa menghakimi atau memaksa mereka untuk berubah. Kamu mungkin tidak setuju dengan perkataannya. Tetapi, keterbukaannya sudah menjadi langkah yang baik untuk menuju hubungan yang lebih dalam  Tunjukkan empati dan jadilah tempat yang nyaman baginya untuk bercerita

  3. Bersabarlah, namun tetap tentukan batasan untuk dirimu
    Sikap pengertian dan sabar dapat membantu pasangan dengan gamophobia merasa nyaman. Namun, jangan lupakan dirimu sendiri. Dalam hubungan, perasaan aman, nyaman, dan bahagia harus dirasakan oleh kedua belah pihak. Kebutuhan emosional keduanya harus terpenuhi. Maka dari itu, komunikasikan batasan dan tujuanmu secara terbuka agar pasangan juga memahami apa yang kamu harapkan 


Menghadapi gamophobia bukanlah perjalanan yang mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin untuk diatasi. Dengan mengenali akar permasalahan, memberi ruang untuk diri sendiri, serta membangun komunikasi yang sehat, kamu bisa mulai melangkah menuju hubungan yang lebih nyaman dan bermakna. Begitu pula jika pasanganmu yang mengalaminya, dukungan dan kesabaran dapat menjadi kunci untuk membantu mereka menghadapi ketakutan ini. Pada akhirnya, setiap hubungan membutuhkan keseimbangan antara memberi dan menerima, serta keberanian untuk bertumbuh bersama. Janganlah ragu untuk berkonsultasi di Grome.id untuk mendapatkan penanganan yang tepat bagi kamu dan pasangan!



Ditulis oleh

Maria Grace, S.Psi