Dissociative Identity Disorder? Apa itu?
dissociative-identity-disorder-apa-itu

Dissociative Identity Disorder? Apa itu?

Gromers, ada yang udah pernah nonton film Sybil? Sebuah film yang menceritakan kisah seorang perempuan muda bernama Sybil yang memiliki kepribadian ganda. Ia memiliki 16 identitas dengan usia, jenis kelamin, kepercayaan, sifat, dan perilaku yang berbeda-beda sebagai bentuk defense mechansim terhadap setiap peristiwa traumatis yang Ia alami sejak kecil. Beberapa diantaranya ada Vanessa yang berusia 12 tahun, Ruthie sebagai seorang bayi berusia 3 tahun, ada Sid dan Mike yang berjenis kelamin laki-laki, Marry yang bersifat keibuan, Peggy Ann dan Peggy Lou yang bersifat pemarah, Marjorie yang periang, ada The Blondie yang muncul ketika Sybil sudah dalam proses penyembuhan, dan masih banyak lagi. 

Selama 11 tahun, Sybil diproses dan ditangani oleh Dr. Wilbur. Beliau mengobati luka mendalam Sybil ini dengan psikoterapi, memberikan obat dan hipnoterapi untuk menyatukan dan menyamaratakan usia seluruh kepribadian Sybil agar dapat bersinergi dan berkolaborasi mendukung Sybil menjalani kehidupannya secara normal


Kepribadian ganda bukanlah kondisi yang umum, sehingga seringkali kondisi ini sering disalahartikan. Begitupun bagi Sybil. Awal mulanya, ia dicurigai memiliki kondisi gangguan mental histeria. Namun, setelah menjalani proses pemeriksaan dan konsultasi yang panjang, Ia didiagnosa mengalami DID atau Dissociative Identity Disorder. Sebuah kondisi yang belum banyak dikenal masyarakat, terutama pada zaman itu. 

Apakah pada zaman ini, individu dengan DID sudah mendapat perlakuan dan pertolongan yang tepat? Masih adakah miskonsepsi dalam masyarakat mengenai DID? Apa sebenarnya DID ini? Yuk kita bahas sampai tuntas lewat artikel ini!




Apa itu DID?

Awalnya dikenal sebagai Multiple Personality Disorder atau istilah terkenalnya adalah kepribadian ganda, Dissociative Identity Disorder, biasa disingkat DID adalah sebuah kondisi gangguan mental yang menyebabkan individunya memiliki dua atau lebih identiitas dengan usia, kepribadian, hobi, dan bahkan jenis kelamin yang berbeda-beda. Prinsip, sifat, dan cara berinteraksi tiap identitas ini di dalam masyarakat juga berbeda-beda. 


Dalam pergantian dari identitas satu ke identitas lainnya, individu dengan DID akan mengalami kondisi “terpisah” dengan tiap identitasnya. Hal ini berarti individu tidak memiliki kontrol atas perilaku tiap identitas. Individu juga mengalami adanya amnesia atau celah/ruang kosong dalam memori yang menyebabkan individu tidak tahu apa yang dipikirkan, dikatakan, atau dilakukan oleh identitas-identitasnya. Identitas-identitas lain di dalam diri individu dengan DID disebut sebagai alters, bagian yang paling dirinya yang paling terasa mendominasi disebut sebagai host identity. Satu kesatuan dari diri sendiri dan identitas lainnya disebut sebagai sistem


Gangguan ini memiliki beberapa gejala utama, yaitu memiliki dua atau lebih identitas yang mempengaruhi adanya perbedaan perilaku, ingatan, persepsi, dan cara berpikir; ada amnesia atau hilang ingatan ketika berada pada identitas berbeda, ketidakmampuan berfungsi secara maksimal dalam bekerja, di rumah, dan di masyarakat. Perlu ditekankan bahwa sebagai gangguan psikologis, seseorang dapat didiagnosis apabila mengalami gejala yang konsisten di berbagai situasi, baik di keluarga, tempat kerja/sekolah, lingkungan pertemanan, dan dapat dikatakan gangguan apabila sudah mengganggu fungsi dan peran sehari-hari seseorang. Penyebab seseorang memiliki DID adalah adanya kekerasan secara fisik atau seksual, pengabaian, prosedur medis saat kecil, perang, atau kejadian traumatis lainnya. 


Miskonsepsi DID dalam masyarakat Indonesia

Penyebutan kepribadian ganda di Indonesia tentunya familiar bagi orang awam. Namun, fakta sebenarnya mengenai gangguan ini masih belum banyak diketahui sehingga tidak sedikit miskonsepsi atau mitos-mitos yang terbentuk di masyarakat. 

  • Pergantian kepribadian berarti kerasukan setan

Pergantian dari identitas satu ke identitas lainnya terjadi secara tiba-tiba, membuat si individu dengan DID akan merasa kehilangan kontrol akan dirinya dan bahkan mengalami hilang ingatan akan apa yang dilakukan olehnya. Hal ini sering membuat orang mengira individu dengan DID mengalami kerasukan setan atau dipengaruhi hal mistis

  • Kepribadian ganda itu hanya halusinasi dan cari perhatian

Individu dengan kepribadian ganda terdengar mengada-ngada. Mengaku bahwa ada identitas lain dalam dirinya yang melakukan perilaku tertentu yang tidak diketahui juga terdengar seperti alasan untuk menghindari tanggung jawab. Tapi sayangnya, kondisi kepribadian ganda atau DID ini benar adanya dan merupakan salah satu dari bagian gangguan disosiasi yang tertulis dalam buku panduan gangguan kesehatan mental, DSM. 

  • Perilaku Individu dengan kepribadian ganda kasar dan kriminal

Tidak ada penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara DID dengan peningkatan jumlah kekerasan. Sebaliknya, penelitian  menunujukkan bahwa tidak ada gejala DID yang dapat memprediksi adanya perilaku kriminal. Sayangnya, film-film banyak menyebarkan mitos ini sehingga pandangan masyarakat terhadap individu dengan DID menjadi negatif dan menjadi stigma yang beredar. Perilaku beberapa identitas dalam individu dengan DID memang tidak dapat dikontrol oleh individu tersebut dan mereka lebih sering menyakiti diri sendiri dibandingkan orang lain yang dimana mereka sendiri pun tidak menyadari perilakunya ini



DID vs Bipolar & Schizophrenia

Orang yang punya mood berubah-ubah sering dilabeli dengan kata “bipolar” atau “kepribadian ganda”. Orang dengan kepribadian ganda sering disebut juga “halusinasi”. Gejala beberapa gangguan mental memang ada yang sama dan sering membuat orang awam tidak dapat membedakannya. Jadi, apa bedanya DID dengan biploar dan schizophrenia? 

  • Bipolar disorder berarti individu mengalami perubahan mood yang fluktuatif secara ekstrem. Biasa disebabkan oleh stress yang menimbulkan atau memicu masa manic atau depresive yang bisa bertahan selama berhari-hari. Ada masa dimana individu merasa sangat berenergi, impulsif, sulit fokus, dan berbicara dengan cepat. Namun ada masa juga dimana individu merasa sedih, tidak berdaya, lelah, dan tidak berminat melakukan apa-apa

Perubahan mood pada gangguan ini sering disalahartikan sebagai kepribadian ganda. Pada DID, yang terjadi bukanlah perubahan mood melainkan perubahan identitas atau alter lain pada individu. Depresi, keinginan bunuh diri, dan gejala lainnya dalam episode depresif juga muncul pada DID yang biasanya disebabkan oleh trauma masa lalu

  • Schizophrenia adalah kondisi gangguan pada otak yang menyebabkan individu mengalami halusinasi, kebingungan, dan memiliki pikiran paranoid. Individu mengalami kesulitan mengikuti perbincangan dan berpindah topik pembicaraan dengan bahasan yang bisa berbeda sama sekali dengan bahasan sebelumnya. Penyebabnya sendiri belum diketahui, namun bisa dipicu oleh genetik, pemakaian obat-obatan terlarang, cedera kepala, atau trauma emosional. Orang dengan schizophrenia tidak memiliki identitas lain dalam dirinya. Halusinasi dan merasa terlepas dari realitas terjadi pada orang dengan schizophrenia, namun hal ini menyebabkan gangguan pada pemikiran, perasaan, dan perilaku saja, bukan menyebabkan perbedaan identitas dengan usia atau jenis kelamin berbeda. 


Wah, sangat kompleks bukan? Istilah kepribadian ganda memang mudah diucapkan, namun perlu kita ingat bahwa keadaan ini adalah keadaan yang sulit bagi para penderitanya. Maka dari itu, individu dengan DID perlu ditangani dengan tepat, bukan dilabeli dengan reputasi buruk dan diperlakukan dengan negatif. Selain itu, penting bagi kita untuk mengedukasi diri sendiri dan mulai menumbuhkan awareness akan beragamnya gangguan mental. Jadi, apabila kamu atau temanmu mengalami indikasi gangguan kesehatan mental, hubungi Grome.id yang selalu siap sedia membantumu menangani masalah mental.