Bulimia Nervosa : Apa itu?
bulimia-nervosa--apa-itu

Bulimia Nervosa : Apa itu?

Dalam keseharian kita menggunakan sosial media, kita diperlihatkan dengan berbagai foto dan video mengenai gaya hidup, pencapaian, dan bahkan kegagalan dan kerapuhan orang lain. Secara tidak langsung, ada standar “ideal” tertentu yang diciptakan oleh masyarakat yang seperti membentuk kita untuk menjadi sama dan dapat diterima secara umum. Standar ini tentu menimbulkan efek yang negatif bagi banyak orang, terkhusus bagi remaja. Pada remaja, masa pubertas menjadi masa yang paling bergejolak akibat adanya berbagai perubahan yang memerlukan adaptasi. Hal ini tentunya tidak nyaman. Emosi yang tidak stabil, kebingungan akan jati diri dan identitas, dan rasa tidak percaya diri akan bentuk tubuh membuat remaja frustrasi. Bahkan seringkali standar ideal dalam masyarakat menjadi alasan para remaja merasa gagal dan membenci diri mereka sendiri. Berbagai usaha mereka kerahkan untuk bisa fit in dan diterima oleh teman-temannya. Istilah “beauty privilege” semakin memperkuat alasan mereka mengubah diri sebegitunya demi diperlakukan baik oleh masyarakat.

Akibatnya, banyak remaja yang mengalami berbagai gangguan psikologis, mulai dari stress, depresi, hingga gangguan makan (eating disorder), seperti anoreksia dan bulimia nervosa. Pada artikel ini, kita akan membahas mengenai bulimia nervosa yang seringkali dianggap oleh para orang tau hanya sebuah “fase” yang dialami oleh anak remaja yang nantinya akan ada masanya mereka berhenti. Padahal pada kenyataannya, bulimia merupakan gangguan psikologis serius yang perlu ditangani oleh profesional. Seperti apakah bulimia ini? Apa saja penyebab dan gejalanya? Bagaimana cara mengatasinya? Ini semua akan kita bahas bersama-sama. Yuk baca artikel ini sampai selesai!



Apa itu bulimia nervosa?



Bulimia nervosa adalah salah satu gangguan makan yang menyebabkan penderitanya mengalami episode “binge eating” yaitu makan berlebihan dalam jangka waktu yang pendek dan “purging” yang berarti mengeluarkan makanan melalui induksi diri seperti memaksa diri untuk muntah, berpuasa, olahraga berlebihan, atau menggunakan obat pencahar sebagai bentuk kompensasi atas asupan makanan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan kalori yang sudah masuk dan mencegah naiknya berat badan secara tidak sehat.

Penderita bulimia mengalami kesulitan mengontrol jumlah makanan yang ia makan. Mereka akan makan dalam jumlah porsi yang tidak normal bagi orang pada umumnya. Setelah itu, rasa malu dan bersalah memicu diri mereka untuk mengeluarkan makanan tersebut secara paksa. Bukan hanya berkaitan dengan apa yang dimakan, bulimia nervosa mengarah pada bagaimana seseorang melihat dirinya. Mereka memiliki ketidakpuasan akan berat badan dan bentuk tubuh serta memiliki citra tubuh yang buruk. Apa yang menyebabkan ini terjadi?  Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengidap bulimia, diantaranya adalah faktor genetik, pola asuh orang tua, tekanan sosial, perubahan atau transisi hidup yang drastis, atau adanya gangguan kesehatan mental lainnya seperti kecemasan, depresi, atau gangguan stress pasca-trauma. Adanya pengalaman kekerasan fisik, emosi, atau seksual pun dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengidap gangguan ini.


Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita tidak menyadari adanya penderita bulimia nervosa di sekitar kita. Menurut penelitian, setidaknya ada satu sampai tiga dari 10 wanita yang mengalami bulimia nervosa. Tentu kita perlu lebih memperhatikan lagi orang-orang di sekitar kita. Seperti apakah ciri-ciri atau gejalanya? Berikut tanda yang bisa kamu perhatikan!

  1. Bolak-balik kamar mandi selama jam makan atau sesudah makan dalam jumlah yang tidak normal

  2. Menunjukkan tanda atau bau muntahan

  3. Menarik dan mengisolasi diri dari teman serta keluarga

  4. Makan dalam porsi yang berlebihan pada jangka waktu yang singkat

  5. Menunjukkan kecemasan atau gugup ketika makan

  6. Terobsesi pada bentuk tubuh dan berat badan

  7. Gangguan gastrointestinal, seperti kembung, diare, sembelit, dan mual

  8. Perubahan mood yang ekstrem

  9. Seringkali membandingkan dan menilai dairi berdasarkan berat badan, bentuk tubuh, dan penampilan

  10. Menunjukkan adanya bengkak atau luka pada area sendi jari, rahang, dan pipi


Perlu diingat bahwa tidak semua penderita bulimia nervosa menunjukkan seluruh gejala atau tanda ini. Informasi yang tertera pada artikel ini juga bukan untuk melakukan self-diagnose ya, jadi apabila kamu merasa relate atau mengetahui ada temanmu yang mengalami hal ini, segera konsultasikan dengan psikolog profesional ya! 



Cara menangani dan mengatasi!

Bulimia nervosa bukanlah sekedar fase atau masa pencarian jati diri seorang remaja. Bulimia nervosa juga bukanlah pilihan cara untuk menurunkan berat badan. Lebih dari sekedar itu, bulimia nervosa adalah gangguan psikologis yang kompleks yang mempengaruhi cara orang berpikir dan membuat keputusan. Penelitian juga menunjukkan bahwa bulimia nervosa dapat dialami seumur hidup dengan prevalensi 0,5-1% pada usia onset antara 10-20 tahun. Bulimia merupakan masalah serius yang dapat mengancam jiwa seseorang. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan sesegera mungkin. Carilah bantuan profesional seperti psikolog dan psikiater untuk dapat membantu mencari jalan keluar. Bersama profesional, kamu dapat mempelajari dan perlahan berdamai dengan apa yang menjadi pemicu atau trauma. Kamu juga akan dituntun untuk memiliki hubungan yang baik dengan makanan dan dengan dirimu sendiri. Cobalah secara perlahan dan bertahap untuk mengatur pola makan dengan baik untuk membantumu keluar dari pola makan yang tidak sehat ini. Dengan demikian, kamu dapat memiliki hidup yang lebih sehat, baik secara fisik maupun mental!