Apa itu bulimia nervosa?
Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita tidak menyadari adanya penderita bulimia nervosa di sekitar kita. Menurut penelitian, setidaknya ada satu sampai tiga dari 10 wanita yang mengalami bulimia nervosa. Tentu kita perlu lebih memperhatikan lagi orang-orang di sekitar kita. Seperti apakah ciri-ciri atau gejalanya? Berikut tanda yang bisa kamu perhatikan!
Bolak-balik kamar mandi selama jam makan atau sesudah makan dalam jumlah yang tidak normal
Menunjukkan tanda atau bau muntahan
Menarik dan mengisolasi diri dari teman serta keluarga
Makan dalam porsi yang berlebihan pada jangka waktu yang singkat
Menunjukkan kecemasan atau gugup ketika makan
Terobsesi pada bentuk tubuh dan berat badan
Gangguan gastrointestinal, seperti kembung, diare, sembelit, dan mual
Perubahan mood yang ekstrem
Seringkali membandingkan dan menilai dairi berdasarkan berat badan, bentuk tubuh, dan penampilan
Menunjukkan adanya bengkak atau luka pada area sendi jari, rahang, dan pipi
Perlu diingat bahwa tidak semua penderita bulimia nervosa menunjukkan seluruh gejala atau tanda ini. Informasi yang tertera pada artikel ini juga bukan untuk melakukan self-diagnose ya, jadi apabila kamu merasa relate atau mengetahui ada temanmu yang mengalami hal ini, segera konsultasikan dengan psikolog profesional ya!
Bulimia nervosa bukanlah sekedar fase atau masa pencarian jati diri seorang remaja. Bulimia nervosa juga bukanlah pilihan cara untuk menurunkan berat badan. Lebih dari sekedar itu, bulimia nervosa adalah gangguan psikologis yang kompleks yang mempengaruhi cara orang berpikir dan membuat keputusan. Penelitian juga menunjukkan bahwa bulimia nervosa dapat dialami seumur hidup dengan prevalensi 0,5-1% pada usia onset antara 10-20 tahun. Bulimia merupakan masalah serius yang dapat mengancam jiwa seseorang. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan sesegera mungkin. Carilah bantuan profesional seperti psikolog dan psikiater untuk dapat membantu mencari jalan keluar. Bersama profesional, kamu dapat mempelajari dan perlahan berdamai dengan apa yang menjadi pemicu atau trauma. Kamu juga akan dituntun untuk memiliki hubungan yang baik dengan makanan dan dengan dirimu sendiri. Cobalah secara perlahan dan bertahap untuk mengatur pola makan dengan baik untuk membantumu keluar dari pola makan yang tidak sehat ini. Dengan demikian, kamu dapat memiliki hidup yang lebih sehat, baik secara fisik maupun mental!
Ditulis oleh
Maria Grace, S.Psi