Bipolar atau Moody? Jangan Self Diagnose!
bipolar-atau-moody-jangan-self-diagnose

Bipolar atau Moody? Jangan Self Diagnose!

“Tadi pagi aku happy, tapi kok sekarang perasaanku sedih banget ya? Kayaknya aku bipolar deh”

“Habis nangis kok ketawa? Kadang juga habis ketawa malah nangis. Apa aku bipolar ya?


Hai, Gromers! Apakah kalimat tersebut relate sama kamu? Atau kamu pernah mendengar temanmu bertanya demikian? Saat ini, kata bipolar sering digunakan, khususnya oleh Gen-Z untuk melabeli diri sendiri atau orang lain yang mood-nya sering berubah-ubah. Perubahan mood yang drastis dalam keseharian kita memang bikin gak nyaman dan dapat berujung mengganggu dinamika kita dalam berinteraksi dengan orang lain. Tidak jarang beberapa orang jadi sebel sama orang yang punya mood sering berubah-ubah. Tetapi, apakah benar perubahan mood drastis itu berarti kamu mengidap bipolar? Seperti apa ciri dan gejalanya? Yuk kita simak bersama!






Apa itu bipolar?

Bipolar adalah suatu kondisi gangguan mental yang ditandai dengan perubahan ekstrem pada mood atau suasana hati, energi, dan kemampuan seseorang dalam menjalankan fungsi sehari-hari. 


Pada episode manic atau hypomanic,kamu yang memiliki bipolar disorder akan mengalami perasaan senang, bahagia, merasa baik-baik saja, bersemangat atau bahkan terlalu bersemangat, otak berpikir dengan sangat cepat sampai tidak terkontrol, percaya diri, sangat fokus dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan. Namun di sisi lain, kamu merasa kehilangan kontrol atas tindakanmu, cenderung bertindak impulsif seperti menghabiskan uang, melakukan tindakan ceroboh, bahkan sampai menyalahgunakan obat-obatan terlarang dan alkohol, mudah tersinggung, meningkatnya dorongan seksual, dan sulit untuk fokus. Kamu juga bisa saja membuat janji atau mengiyakan project yang ternyata sulit untuk dilakukan dan kamu sesali setelah episode ini berakhir.


Berbeda 180 derajat, pada episode depressive, kamu mengalami perasaan sedih, down, marah, takut, letih, tidak lagi berminat untuk melakukan kegiatan yang kamu sukai, tidak percaya diri, merasa bersalah, dan tidak berfungsi. Selain itu, pola makan dan tidurmu juga terganggu, menghabiskan banyak waktu untuk menyesali banyak hal, serta menghindari dan menarik diri dari lingkungan. Kamu juga merasa tidak punya harapan yang pada puncaknya akan membuatmu menyakiti diri sendiri dan memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup.  


Perlu diketahui bahwa untuk didiagnosa dengan bipolar, ada proses yang panjang dan perlu dilakukan oleh profesional, baik psikolog maupun psikiater. Ada konseling, psikoterapi, asesmen, dan berbagai tahapan lainnya yang dapat menjadi landasan diagnosa. Gejala dari bipolar harus dialami setidaknya 2 minggu dan sampai 12 bulan untuk didiagnosa memiliki bipolar tipe tertentu. Tentunya, informasi dalam artikel ini dapat membantumu untuk meningkatkan awareness terhadap diri sendiri atau orang lain di sekitarmu, namun jangan digunakan untuk melabeli dirimu sendiri, ya!  




Mitos mengenai bipolar


  • Episode manic itu menyenangkan

Pada beberapa orang, episode ini memang terasa menyenangkan karena kamu bisa menjadi produktif, kreatif, dan selalu merasa senang. Perasaan percaya diri juga dapat membantumu mempresentasikan diri dengan baik dan tentunya akan sangat berguna ketika kamu sedang menangani project atau tugas yang penting. Hanya saja, episode ini tidak serta-merta membuatmu selalu merasa nyaman dan aman dengan perasaanmu. Kamu dapat terbawa emosi yang membuatmu membuat keputusan dengan gegabah, melakukan kegiatan berbahaya dan impulsif, dan bahkan pada beberapa orang, ada gejala psikosis seperti halusinasi dan delusi. Kamu merasa kehilangan kendali atas perilaku dan perasaanmu terhadap diri sendiri maupun orang lain.


  • Mood swing mengindikasikan kamu punya bipolar

Banyak orang awam, mungkin termasuk kamu sebagai pembaca, yang memiliki miskonsepsi bahwa memiliki perubahan mood yang cepat berubah berarti mengidap bipolar. Menyebut orang lain yang plin-plan atau moody dengan kata “bipolar” juga masih sering dilakukan. Sayangnya, mood swings berbeda dengan bipolar. Tidak hanya perubahan mood yang sulit dikontrol, pengidap bipolar juga mengalami perubahan energi, pola makan, dan pola tidur yang mengganggu fungsi kesehariannya. Sangat wajar bagi kita untuk merasa bersemangat di pagi hari dan merasa letih atau sedih di tengah hari, mungkin saja ada ide yang ditolak, diabaikan ketika sedang berbicara, atau bahkan karena pasangan yang sulit dihubungi. Mood swings juga bisa dipengaruhi oleh siklus hormon pada para perempuan yang menstruasi.  Perubahan mood yang dialami oleh pengidap bipolar juga tidak hanya bertahan selama beberapa menit atau jam dan dapat diperbaiki dengan makan makanan favorit atau mendapat hadiah dari teman, melainkan bisa bertahan selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu, dibarengi dengan perilaku berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain serta perlu ditangani oleh profesional.


Jadi, aku moody atau bipolar? No Self Diagnose!

Bipolar disorder adalah sebuah gangguan mental yang mempengaruhi seseorang dalam menjalani perannya sehari-hari. Bipolar disorder juga tidak sesederhana memiliki perubahaan mood. Kondisi ini sangat berat bagi penderitanya untuk dapat berfungsi secara normal. Rasa tidak memiliki kontrol atas diri sendiri akan menimbulkan frustrasi dan kehilangan harapan untuk hidup secara “normal”. Oleh karena itu, kita harus belajar untuk tidak sembarangan menggunakan istilah gangguan mental untuk melabeli diri sendiri maupun orang lain. Apabila kamu mengalami kesulitan dalam mengendalikan perubahan mood, atau mengalami ciri-ciri yang disebutkan diatas, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Grome.id memiliki psikolog dengan pengalaman yang mumpuni untuk membantu kamu mengenali dan mempelajari kondisi mentalmu agar lebih jelas, serta dapat membimbingmu untuk pulih.