Gangguan Kepribadian
gangguan-kepribadian

Gangguan Kepribadian

(oleh: Gracia Mayuni Semeru, M.Psi, Psikolog)

Hai Gromers!

Pernah gak sih berhadapan dengan orang yang moodnya cepat berubah? Atau dengan orang suka cemas berlebihan? Atau orangnyas sangat sangat super bersih banget sampai kamu merasa kok orang ini "lebay" banget sih bersihnya? Hmmm ... pernah terpikir jangan-jangan ada masalah gangguan kepribadian ya dengan orang tersebut? Nah, sebelum kita asal menghakimi orang lain, yuk cari tahu lebih jauh tentang gangguan kepribadian di artikel ini.

Apa itu kepribadian? Kepribadian adalah cara berpikir, merasakan dan berperilaku yang membuat seseorang berbeda dari orang lain. Kepribadian dipengaruhi oleh pengalaman, pengaruh lingkungan dan karakteristik yang diwariskan dari orangtua. Kepribadian seseorang biasanya tetap sama dari waktu ke waktu. 

Nah, seorang dengan gangguan kepribadian memiliki cara berpikir, merasakan, dan berperilaku yang menyimpang dari norma sosial budaya dan menyebabkan kesulitan bagi orang tersebut untuk melakukan fungsinya secara sosial dan pekerjaan. Kesulitan ini berlangsung dari waktu ke waktu, bahkan pola kepribadian yang menyimpang biasanya sudah terlihat sejak masa remaja akhir atau dewasa awal. Apabila tidak ditangani, gangguan kepribadian dapat berlangsung bertahun-tahun. 

Berdasarkan DSM V* dan ICD 10**, gangguan kepribadian terbagi menjadi beberapa jenis, yakni :

Cluster A : Kategori Curiga

1. Paranoid Personality Disorder : curiga terhadap orang lain (bahkan teman, keluarga, dan pasangannya sendiri) dan melihat mereka sebagai orang yang kejam. Orang dengan gangguan kepribadian ini sering menganggap orang lain akan membahayakan atau menipu mereka sehingga cenderung tidak memercayakan diri atau dekat secara emosional dengan orang lain.

2. Schizoid Personality Disorder : Secara umum orang dengan gangguan ini dapat berfungsi dengan baik. Hanya saja, ia tidak tertarik untuk menjalin hubungan romantis atau seksual dan tidak memiliki respon emosional. Ia biasanya memilih untuk sendirian dan tampaknya tidak peduli dengan pujian atau kritik dari orang lain. 

3. Schizotypal Personality Disorder : Setiap orang memiliki perilaku yang eksentrik atau perilaku canggungnya sendiri. Tetapi orang dengan gangguan skizotipal memiliki pemikiran yang menyimpang dan perilaku eksentrik yang membuatnya kesulitan menjalin relasi sosial. Ia memiliki keyakinan yang aneh, perilaku atau ucapan yang tidak wajar,  atau merasa cemas dan curiga dalam situasi sosial yang menyebabkannya sulit berhubungan dengan orang lain.


Cluster B : Kategori Emosional dan Impulsif

1.Antisocial Personality Disorder : Wajar kalau kita terkadang mendahulukan kebutuhan, kesenangan, atau keuntungan pribadi kita sendiri di atas kebutuhan orang lain di sekitar kita. Namun, kalau hal ini sangat sering terjadi dan kamu cenderung bertindak impulsif karena marah dan kurang memperhatikan orang lain, ini dapat mengarah pada diagnosis gangguan kepribadian antisosial. Orang dengan gangguan ini sering mengabaikan peraturan dan kewajiban sosial, berbohong, mencuri, agresif, dan bertindak impulsif. Ia dapat memanipulasi atau memperlakukan orang lain dengan kejam, tapi tidak pernah menyesal. 

2. Borderline Personality Disorder : Kita semua bisa mengalami kesulitan dengan hubungan, citra diri, dan emosi kita. Tetapi jika kita terus menerus merasa tidak stabil dan menyebabkan masalah signifikan dalam kehidupan sehari-hari, ini merupakan ciri-ciri borderline personality disorder. Orang dengan gangguan ini tidak stabil secara emosi dan hubungan, mudah marah, impulsif, dan memiliki citra diri yang buruk. Ia mengalami perasaan hampa yang terus menerus sehingga berusaha keras agar tidak ditinggalkan oleh orang lain. Selain itu ia sering menyakiti diri sendiri dan beresiko tinggi bunuh diri.

3. Histrionic Personality Disorder : Kebanyakan orang senang ketika mendapat pujian atau umpan balik positif tentang tindakan mereka. Tetapi jika kamu sangat bergantung pada perhatian, atau sangat mencari persetujuan dari orang lain sehingga ini mempengaruhi kehidupanmu sehari-hari, ini dapat mengarah pada gangguan kepribadian histrionik. Orang dengan gangguan kepribadian ini terus menerus mencari perhatian. Ia merasa tidak nyaman ketika tidak menjadi pusat perhatian, bahkan menggunakan penampilan fisik yang provokatif untuk menarik perhatian pada diri mereka sendiri atau memiliki emosi yang cepat berubah atau berlebihan.

4. Narcissistic Personality Disorder : Sudah menjadi sifat manusia untuk menyadari kebutuhan kita sendiri, mengungkapkannya, dan ingin orang lain menyadari kemampuan dan pencapaian kita. Ini bukanlah hal yang buruk. Namun, jika pikiran, perasaan, dan perilaku ini sangat ekstrim dan menimbulkan masalah dalam berhubungan dengan orang lain, kamu mungkin mengalami gangguan kepribadian narsistik. Orang dengan gangguan ini merasa lebih penting daripada orang lain. Ia cenderung melebih-lebihkan pencapaian dan gemar membual soal kesuksesan dan daya tariknya. Mereka sangat butuh pujian dari orang lain, tapi tak punya empati terhadap orang lain.  

Cluster C : Kategori Cemas

1. Avoidant Personality Disorder : Kita semua memiliki benda, tempat, atau orang yang tidak kita sukai, atau yang membuat kita cemas. Tetapi jika hal-hal ini menyebabkan rasa cemas yang membuatmu sulit menjalin relasi dengan orang lain, ini dapat mengarah pada avoidant personality disorder. Orang dengan gangguan ini memiliki rasa malu yang ekstrim, merasa tidak mampu dan sangat sensitif terhadap kritik. Ia biasanya tidak mau terlibat dengan orang lain kecuali mereka yakin bahwa ia disukai, terus menerus berpikir tentang kritik atau penolakan, dan menganggap diri mereka tidak cukup baik atau tidak kompeten secara sosial.

2. Dependent Personality Disorder : Wajar jika kita sesekali membutuhkan orang lain untuk merawat kita. Keseimbangan yang sehat melibatkan kemampuan untuk bergantung pada orang lain serta terkadang mandiri dari orang lain. Namun, jika perasaan dan pikiran tentang membutuhkan orang lain ini begitu berlebihan sehingga mempengaruhi kehidupan dan hubunganmu sehari-hari, kamu mungkin mengalami gangguan kepribadian dependen. Orang dengan gangguan ini sangat bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosinya. Ia tidak percaya diri untuk mengambil keputusan bahkan dalam keputusan sehari-hari, dan menyerahkan pengambilan keputusan yang penting pada orang lain. Selain itu, ia sangat tidak mau sendirian dan cenderung mentolerir kekerasan secara fisik dan verbal. 

3. Obsessive Compulsive Personality Disorder (OCPD) : Berbeda dengan Obsessive Compulsive Disorder (OCD) yang sudah lebih banyak dikenal. OCD merupakan bentuk perilaku, bukan kepribadian. Namun memang terdapat kesamaan antara OCD dan OCPD, yakni perfeksionisme, kebutuhan untuk mengontrol, dan kesulitan untuk bersikap fleksibel terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan standar pribadi. Seseorang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif dapat menjadi terlalu fokus pada detail atau jadwal, bekerja secara berlebihan sehingga tidak memiliki waktu untuk bersantai atau berteman, dan tidak fleksibel dalam hal moralitas dan nilai-nilai yang ia anut. 

Sama seperti gangguan psikologis lainnya, penegakan diagnosis gangguan kepribadian perlu dilakukan oleh profesional kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater. Setiap manusia benar-benar diciptakan spesial dan memiliki pikiran, perasaan dan perilakunya sendiri yang unik. Dibutuhkan pemahaman yang utuh mengenai pola perilaku orang tersebut untuk menentukan apakah perilakunya merupakan gejala gangguan psikologis atau tidak. Selain itu, perlu adanya pemeriksaan yang lengkap dan menyeluruh karena beberapa gejala gangguan psikologis hampir mirip dengan gangguan yang lain. So, jangan self-diagnosis ya teman-teman!  

Jika Gromers merasakan gejala-gejala dari gangguan kepribadian, jangan takut terlebih dahulu ataupun lebih bahayanya lagi melakukan self-diagnostic. Jangan khawatir grome.id selalu siap untuk membantumu mencaritahu apa yang sebenarnya sedang kamu alami. Dan semua yang kamu ceritakan akan aman tersimpan alias tidak akan tersebar kemanapun, karena semua pakar psikologi grome.id sangat memegang teguh kode etik sebagai seorang Psikolog professional.

Jika ada kesulitan jangan ragu untuk menghubungi admin kami, dan kami selalu siap membantu


* DSM V adalah : 
pembaharuan tahun 2013 dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, alat taksonomik dan diagnostik yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association (APA)

** ICD 10 adlaah : 
suatu klasifikasi dan kodefikasi penyakit secara internasional yang sudah diterapkan di Indonesia sejak 1997


Daftar Pustaka :


Ditulis oleh