Does "Happily Ever After" Still Exist? Membahas Hubungan Sehat Bersama Lagu Die With Smile
does-happily-ever-after-still-exist--membahas-hubungan-sehat-bersama-lagu-die-with-smile

Does "Happily Ever After" Still Exist? Membahas Hubungan Sehat Bersama Lagu Die With Smile

“Kapan nikah?”, “Kapan nyusul?”

Sepertinya Gromers yang usianya diatas 20 tahun sudah tidak asing lagi ya dengan pertanyaan ini? Rasanya seperti sedang di kejar oleh deadline yang entah kapan bisa terselesaikan. Memang, di zaman orang tua kita pernikahan adalah suatu kewajiban. Tugas hidup dianggap sudah selesai ketika sudah menikah, apalagi kalau sudah punya anak. Namun, berbeda halnya dengan Gen-Z. Pernikahan menjadi cita-cita ataupun bayangan yang masih jauh di depan, sedangkan pendidikan dan karir menjadi prioritas utama saat ini. Paparan media sosial mengenai feminisme dan toxic masculinity, stabilitas keuangan, tingginya angka perceraian dan KDRT  membuat Gen-Z berpikir dua kali, bahkan lebih mengenai pernikahan. 


Survey oleh IDN Times dan Advisia yang melibatkan 51 orang Gen-Z menunjukkan bahwa 73% dari mereka menganggap nikah terlalu mahal dan 5% diantaranya mengatakan tidak terhadap gagasan pernikahan, alias ogah menikah!. Meskipun demikian, bukan berarti Gen-Z tidak percaya cinta. Survey oleh The Knot Worldwide Future of Marriage Report tahun 2023 menunjukkan mayoritas Gen-Z masih memprioritaskan memiliki pasangan seumur hidup dan menginginkan hubungan yang sehat. 





Sebagai generasi yang tumbuh dalam dunia digital, merekam dan mengunggah video kegiatan di sosial media adalah yang biasa dilakukan. Akhir-akhir ini, muncul tren sejumlah pasangan muda mengabadikan momen mereka bersama pasangan dengan diiringi lagu Die With Smile oleh Bruno Mars dan Lady Gaga. Lagu yang sarat akan makna percintaan yang begitu kuat ini menggambarkan adanya harapan dan optimisme bahwa cinta dapat bertahan abadi selama-lamanya bersama dengan orang yang dikasihi. Melalui tren ini, kita dapat melihat bahwa hubungan yang sehat dengan pasangan bukanlah angan-angan belaka dan bisa saja terjadi [pada dirimu ☺️]!


Lantas, akankah kita memiliki hubungan yang dapat bertahan abadi itu? Seperti apa sih hubungan yang sehat? Kita akan bahas itu dalam artikel ini. Gromers, putar lagu Die With Smile dan mari simak penjelasannya!


Apa itu hubungan yang sehat?

Hubungan sehat adalah hubungan yang melibatkan adanya komitmen, kejujuran, saling menghargai, keseimbangan, serta komunikasi terbuka yang diusahakan oleh kedua belah pihak dalam hubungan itu. Selain itu, hubungan yang sehat juga menunjukkan adanya kesamaan nilai dan tujuan hidup. Lebih jauh lagi, ketika hubungannya harus berakhir, tidak timbul adanya penguntitan ataupun penolakan untuk berpisah dari satu pihak. 


Individu dalam pasangan memiliki kebesaran hati untuk menerima dan menghormati batasan serta keputusan yang disepakati, memberi kebebasan pada pasangan untuk menjalin relasi dengan keluarga dan temannya, dan mampu menyelesaikan konflik bersama tanpa rasa takut, pemaksaan, dan/atau saling merendahkan.

Bagaimana cara memiliki hubungan yang sehat? 



Banyak pasangan yang fokus pada hubungan mereka hanya ketika ada masalah atau konflik yang tidak bisa dihindari. Padahal, hubungan yang sehat memerlukan perhatian penuh dan komitmen. Ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk memiliki dan menjaga hubungan yang sehat bersama pasangan. 

  1. Habiskan waktu bersama 

Adanya kesibukan pekerjaan atau kehidupan pribadi seringkali membuat quality time dengan pasangan digantikan hanya dengan pesan atau telpon singkat. Jadikanlah quality time menjadi rutinitas kalian. Bertemu secara langsung ataupun video call untuk mengobrol, berkegiatan, dan bersenang-senang bersama dapat menjadi cara untuk mengembalikan kembali excitement dalam hubungan serta menumbuhkan pemahaman akan satu sama lain

  1. Jaga komunikasi dengan baik

Berkomunikasi di sini bukan hanya berarti mengirim pesan/telpon sebelum berkegiatan dan sebelum tidur, melainkan lebih dalam dari itu. Terbukalah pada pasangan, komunikasikan yang kalian inginkan, jangan biarkan diri kalian ataupun pasangan menerka-nerka keinginan masing-masing. Jadilah pendengar yang baik untuk satu sama lain. Pelajari bahasa tubuh pasangan ketika tidak merasa nyaman, kelelahan, marah, ataupun merasakan emosi lainnya. 

  1. Belajar untuk memberi dan menerima

Hubungan yang sehat dibangun atas dasar kompromi. Ada timbal balik yang dapat dirasakan oleh individu di dalamnya. Untuk itu, ketahuilah apa yang penting bagi pasangan. Ketika berkonflik dengan pasangan atau ada keinginan tertentu, hindari untuk memaksakan cara tertentu untuk menyelesaikan atau memenuhinya. Hormati apa yang menjadi sudut pandang pasangan dan belajarlah untuk saling memaafkan satu sama lain

  1. Tetapkan batasan 

Menetapkan batasan adalah hal yang penting. Ketika dalam hubungan, dirimu adalah dirimu, begitupun dengan pasangan. Kamu tetap memiliki hak untuk merasa tidak suka, tidak nyaman, ataupun memiliki waktu sendiri. Dengan adanya batasan, kita akan belajar mengenai bagaimana menghormati orang lain sebagai individu. Tiap orang memiliki garis batas antara suka dan tidak suka yang berbeda. Oleh karena itu, komunikasikanlah dengan pasangan apapun batasannya, baik secara fisik, emosi, seksual, spiritual, dan bahkan secara material dan digital. 


Dengan menerapkan tips ini, hubungan yang sehat dengan pasangan dapat terbentuk seiring waktu dan pada akhirnya, kita bisa juga mengatakan “And our time on Earth was throughI'd wanna hold you just for a while, and die with a smile”. Apabila anda memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan pasangan atau memiliki masalah lain dalam hubungan, Grome.id dapat membantu Anda untuk mencari solusi terbaik agar hubunganmu dengan pasangan dapat menjadi hubungan yang sehat