Quarter-Life Crisis : Aku harus apa?
quarter-life--crisis--aku-harus-apa

Quarter-Life Crisis : Aku harus apa?

Siapa yang tidak pernah mendengar istilah “quarter-life crisis”? Mungkin sebagian kita sudah pernah atau sedang berada dalam fase ini. Usia awal 20 tahun sampai awal 30 tahun memang merupakan masa dimana kita diperhadapkan dengan banyak persimpangan, mulai dari pilihan studi, karir, bahkan dalam hubungan romantis. Tekanan dari keluarga dan teman membuat kita semakin bertanya-tanya “Apa yang akan aku lakukan dalam hidup ini? “Kenapa aku tidak merasa puas dengan hidupku?”, dan berbagai pertanyaan lainnya


Fase quarter-life crisis mungkin tidak dirasakan oleh semua orang. Tidak jarang kita melihat teman seumuran kita sudah stabil secara finansial dan kehidupan pribadi. Hal ini membuat kita merasa cemas karena seperti stuck atau tertinggal sendiri. Tapi tentu saja kamu tidak sendiri. Berdasarkan hasil studi, 39% pria dan 49% wanita mengalami krisis pada usia 20an. Meskipun demikian, bukan berarti ini bisa menjadi alasan untuk kita menormalisasikan dan memutuskan untuk tidak berkembang ya, Gromers! Kita harus memahami dengan benar apa yang menjadi penyebab kita ada dalam fase ini dan bagaimana mengatasinya agar potensi terbaik kita dapat terlihat serta bermanfaat bagi orang lain. Penasaran? Yuk temukan jawabannya di dalam artikel ini!



Apa itu quarter life crisis?

Seperti namanya, quarter life crisis berarti kondisi krisis yang dapat kamu alami pada periode usia seperempat abad atau pada usia 20an - 30an awal. Kamu akan merasa khawatir, cemas, ragu, dan bingung akan kelanjutan hidupmu. Kamu bukan lagi anak remaja yang sedang dalam masa mencari jati diri, namun mungkin kamu pun juga belum memiliki kepastian atau kestabilan dalam hidup untuk menjadi sepenuhnya “dewasa”. Kamu mungkin masih menjalani studi dan belum tahu pasti langkah selanjutnya. Kamu mungkin sudah bekerja namun merasa kamu tidak melakukan apa yang kamu inginkan, atau mungkin kamu sedang galau dengan kehidupan percintaanmu. Kamu merasa buntu dan tidak tahu harus melakukan apa tetapi waktu tetap berjalan.

Mengapa fase ini menjadi hal yang umum terjadi? Menjadi “orang dewasa” biasanya diawali dari membuat keputusan untuk kelanjutan hidup, mulai dari pilihan pekerjaan, pasangan, finansial, dan sebagainya. Kamu dituntut untuk bisa menentukan apa yang ingin kamu lakukan dan tentunya ada konsekuensi yang akan dijalani. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan kecemasan dan ketakutan. Tidak hanya itu, perubahan drastis yang kamu alami dalam hidup juga dapat menimbulkan krisis. Kamu sudah menjalin hubungan romantis dalam jangka waktu yang panjang, memiliki karir yang baik, dan sepertinya hidup berjalan sesuai dengan apa yang kamu dambakan. Namun, secara tak terduga hidupmu berubah, kamu putus cinta atau kamu terkena PHK. Situasi yang berubah tiba-tiba ini akan membuatmu kehilangan arah dan merasa waktumu sudah banyak terpakai sia-sia.

Ada beberapa ciri atau tanda kamu mengalami quarter-life crisis yang dapat kamu perhatikan, yaitu:

  1. Meyakini hidupmu tidak ada tujuannya

  2. Mati rasa atau tidak memiliki semangat untuk melakukan apa-apa, apalagi untuk mencapai target

  3. Kesepian

  4. Merasa cemas, panik, dan/atau mengalami depresi

  5. Kehilangan arah untuk membuat keputusan

  6. Menarik diri dari keluarga atau pergaulan

  7. Merasa “stuck” dalam berbagai aspek kehidupan

  8. Kesulitan menjalin hubungan

  9. Tidak percaya diri

  10. Mempertanyakan kelayakan segala hal yang sudah kamu kerjakan selama ini



Tips keluar dari quarter-life crisis?
Berada dalam situasi bingung, cemas, kehilangan arah sambil terus dihantui oleh kenyataan waktu terus berjalan apapun kondisinya menjadikan segalanya semakin menakutkan dan stressful. Lalu, bagaimana cara untuk bisa keluar dari situasi ini dan maju perlahan-lahan dengan pada kedewasaan yang sesungguhnya dengan lebih yakin dan percaya diri ? Berikut tips praktis yang bisa kamu coba lakukan!

  1. Lakukan refleksi diri

Cobalah untuk melihat ke dalam dirimu, lihat dan coba tuliskan apa yang menjadi kekuatan, kemampuan, minat, dan nilai yang kamu miliki. Pikirkan apa yang menjadi tujuanmu setidaknya pada tiga sampai lima tahun ke depan. Lakukan journaling supaya membantu kamu menyadari dan mengingat hal-hal yang sudah kamu pikirkan tentang dirimu

  1. Stop membandingkan diri dengan orang lain
    Setiap orang punya jalannya masing-masing. Kamu tidak bisa menyamakan apa yang orang lain jalani atau capai dengan apa yang menjadi bagianmu. Kita memiliki kemampuan, sumber daya, koneksi, dan jalan hidup yang berbeda-beda. Daripada membandingkan diri, tuliskan atau visualisasikan kehidupan ideal seperti apa yang kamu impikan dan bandingkan dengan kehidupan yang kamu jalani saat ini. Tuliskan kondisi dan kemampuan apa yang belum mendukung kamu berada pada kehidupan ideal itu, kemudian tuliskan juga apa langkah bisa kamu mulai lakukan, misal ikut workshop atau pelatihan

  2. Temukan komunitas yang membangun dan mendukung pertumbuhan pribadimu
    Terakhir, memiliki support dari orang-orang terdekat akan sangat membantumu secara emosional. Cobalah untuk keluar rumah, temukan komunitas, atau kalau kamu pernah berada di komunitas yang positif dan memutuskan untuk tidak bersama-sama lagi karena merasa tidak percaya diri akibat quarter life crisis ini, kembalilah membuka diri untuk dapat dibantu. Ceritakan apa yang menjadi kesulitanmu dan terbukalah pada saran, kritik, atau masukan. Dengan demikian, kamu dapat menjalani fase ini dengan lebih kuat karena dukungan emosional dari mereka.


Quarter-life crisis adalah fase yang penuh tantangan di usia 20-an hingga awal 30-an. Meskipun ini adalah pengalaman yang banyak terjadi, penting untuk menyadari bahwa fase ini bukanlah akhir dari segalanya. Dengan melakukan refleksi diri, berhenti membandingkan diri dengan orang lain, dan mencari dukungan dari komunitas, kamu bisa melewati fase ini dengan lebih percaya diri dan lebih fokus menuju tujuan yang ingin dicapai. Jika kamu merasa kesulitan atau butuh bantuan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi Grome.id untuk berkonsultasi dengan psikolog yang dapat membantumu berproses menemukan jalan keluar yang kamu perlukan. Ingatlah bahwa setiap langkah kecil yang kamu ambil hari ini adalah bagian dari proses menuju kehidupan yang lebih memuaskan dan bermakna